usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien Sutrisno, 2001:3.
2.2.2.1. Bentuk Laporan Keuangan A. Neraca
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Munawir,2002:13
Bentuk Neraca : 1. Skontro
Dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri atau debet dan hutang sebelah kanan atau kredit.
2. Vertical Dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya
diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal.
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan. Munawir, 2002:20.
B. Analisis Rasio Keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001: 58, salah satu teknik dalam Analisis Laporan Keungan adalah Analisis Rasio Keuangan.
Analisis rasio ini dibagi dlam lima macam dan dijelaskan masing-masing sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas.
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio-rasio Likuditas antara lain:
a. Current Ratio
adalah Rasio untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar
yang tersedia. Total Aktiva Lancar
Current Ratio = Total Hutang Lancar
Menurut Weston and Copeland 1994:226, Current Ratio dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva
lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek,
hutang jangka panjang dan akan jatuh tempo, pajak penghasilan yang terhutang. Semakin tinggi rasio lancar, semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio lancar dijadikan sebagai indikator bahan pertimbangan bagi
investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. Cash Ratio
adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan uang kas yang
tersedia dan efek yang segera diuangkan. Kas + Efek
Cash Ratio =
Utang lancer
c. Quick Ratio
adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang
lebih likuid atau mudah dicairkan.
Aktiva Lancar - Persediaan Quik Ratio =
Utang Lancar
2. Rasio Leverage. Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau
difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi
perusahaan. Rasio-rasio Leverage utang antara lain. a.
Debt Ratio adalah rasio yang mengukur sejumlah aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
Total Hutang Debt Ratio =
Total Aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001: 59, Rasio Leverage atau rasio utang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai utang atau oleh pihak luar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak
luar atau dengan kata lain finansial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.
b. Debt to Equity Ratio
adalah rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas modal sendiri.
Total Hutang Debt to Equity Ratio =
Total Modal sendiri
c. Time Interest Earned Ratio
adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga
utang jangka panjang. Laba Operasi
Time Interest Earned Ratio = Beban Bunga per Tahun
d. Fixed Charge Coverage Ratio
adalah ratio yang mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya
termasuk pembayara dividen saham preferen bunga, angsuran pinjaman dan sewa.
EBIT + Bunga + Pembayaran Sewa Fixed Charge Coverage Ratio =
Bunga + Pembayaran Sewa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
e. Debt Service Coverage
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok
pinjaman. Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Debt Service Coverage = Bunga + Sewa + Angsuran pokok pinjaman1-tarif pajak
3. Rasio Aktivitas.
Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva.
Artinya sejauh mana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan secara optimal. Rasio-rasio Aktivtas antara lain :
a. Periode Pengumpulan Piutang adalah rasio yang menunjukkan
rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.
Piutang x 360 Periode Pengumpulan Piutang =
Penjualan Kredit
b. Perputaran Piutang adalah rasio untuk menghitung berapa kali
dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun.
Penjualan Kredit Perputaran Piutang =
Piutang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
c. Perputaran Persediaan
, pada perusahaan yang perputaran persediaannya yang makin tinggi menunjukkan makin efisien,
tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak berarti. Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan
d. Perputaran Aktiva Tetap
adalah rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti
gedung kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. Penjualan
Perputaran Total Aktiva = Total Aktiva
4. Rasio Profitabilitas.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Rasio-rasio Profitabilitas antara lain : a.
Gross Profit Margin adalah rasio yang mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.
Laba Kotor Gross Profit Margin =
Penjualan
b. Operating Profit Margin adalah rasio mengukur tingkat laba
operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Laba Operasi Operating Profit Margin =
Penjualan
c. Net
Profit Margin adalah rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Laba Setelah Pajak Net Profit Margin =
Penjualan
d. Return On Investment ROI
atau Return On Assets adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang dipergunakan. Laba Setelah Pajak
Return On Investment ROI = Total Aktiva
e. Return on Equity atau Return On Net Worth adalah rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Laba Setelah Pajak Return on Equity =
Modal Sendiri
f. Earning Power
adalah rasio yang tinggi rendahnya memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi penggunaan modal, dan turun
naiknya penjulan dan biaya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Laba Setelah Pajak Earning Power =
Total Aktiva
5. Rasio Saham.
Rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividend dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio saham biasa
antara lain : a.
Price Earning Ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan
antara harga saham di pasar perdana atau harag perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.
Harga perLembar Saham Price Earning Ratio
= Earning perLembar Saham
Menurut Sawir 2005:21, Price Earning Ratio adalah apa yang investor bayar untuk aliran earnings. Atau dilihat dari kebalikannya
adalah apa yang investor dapatkan peroleh dari investasi tersebut. Investor dalam pasar modal yang sudah maju menggunakan Price
Earning Ratio untuk mengukur apakah suatu saham underpriced atau
overpriced. Menurut Halim 2003:23, Price Earning Ratio sering digunakan analis saham untuk menilai harga saham
b. Earning Per Share
adalah rasio yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Laba Bersih setelah Pajak – Pembayaran Dividen Saham Preferen
Earning Ratio Share =
Jumlah Saham Biasa yang Beredar
c. Dividen Per Share
adalah rasio yang menunjukkan seluruh pembayaran dividen dalam angka per saham.
Dividen yang Dibayarkan Dividen Per Share
= Jumlah Saham Biasa yang Beredar
d. Dividen Yield
adalah rasio yang menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan.
Dividen yang Dibayarkan per Saham Dividen Yield
= Harga Pasar per Saham
e. Payout Ratio
adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam benruk dividen.
Dividen per Saham Payout Ratio
= Earning per Share
Dividen menurut Ross 1995 adalah sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik
dalam bentuk saham maupun tunai. Sedangkan Dividen Payout Ratio
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
menurut Anwar 1999:394 merupakan presentase jumlah yang dibayarkan dari laba bersih usaha.
f. Nilai Buku Per Saham
adalah rasio yang menunjukkan nilai buku perusahaan yaitu total aktiva dikurangi dengan total utang modal
yang dihitung untuk setiap saham. Modal
Nilai Buku Per Saham =
Jumlah Saham Biasa yang beredar
g. Price to Book Value
adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham harga pasar diperdagangkan di atas atau di bawah nilai
buku saham tersebut. Harga Pasar Saham Biasa
Price to Book Value =
Nilai Buku per Saham
C. Laporan Rugi Laba