8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau sebuah
kumpulan objek. Sikap relatif menetap, berbagai studi menunjukkan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan Rakhmat,
2002:39. Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah
yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
timbulnya reaksi individu, respon yang timbul terjadi sangat evaluatif berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi
dalam diri individu yang memberikan kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negative, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Rakhmat, 2001:40.
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terapan, yaitu
bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya pendidikan,
komunikasi dan lain sebagainya untuk mengubah sikap seseorang Rakhmat, 2001:42.
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga3, yakni:
1. Komponen Kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informarsi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya, dari pengetahuan ini
kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tentang objek sikap tersebut. 2.
Komponen Afektif Yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi,
sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sytem nilai yang dimilikinya.
3. Komponen Konotatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya Mar’at dalam dayakisni, 2003:96
Bagaimana caranya agar suatu pesan isi atau contents yang disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikan. Adapun dampak yang ditimbulkan tersebut dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:
a. Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan seseorang menjadi tahu. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain
tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari
komunikan, apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh komunikan tersebut.
b. Dampak afektif adalah dampak yang timbul bila ada perubahan pada apa
yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak .disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu tetapi juga tergerak
hatinya. c.
Dampak konatif behavioral, merupakan dampak yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan
atau kebiasaan berperilaku Rakhmat, 2005:219. Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat
diketahui melalui respon ataupun tanggapan yang dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu : a respon positif, jika seseorang menyatakan setuju ; b respon negative,
jika seseorang menyatakan tidak setuju ; c respon netral, jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu objek. Effendy, 1993:6-7.
Sikap positif, netral dan negatif pembaca yang dimaksud adalah respon masyarakat terhadap stimulus tentang program Ciptakan kampung aman yang
mengacu pada skala sikap yang dikemukakan oleh Likert yang terdiri dari: 1.
Sikap sangat menerima, masyarakat tidak saja menerima berita namun juga setuju dengan tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman.
2. Sikap menerima, masyarakat menerima berita tentang Pemberitaan
Ciptakan Kampung aman.
3. Sikap tidak menerima, masyarakat menolak berita tentang Pemberitaan
Ciptakan Kampung Amana tau menganggap hanya sebagai pengetahuan saja.
4. Sikap sangat tidak menerima, masyarakat tidak hanya menolak namun
juga tidak menyetujui berita tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara
komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi dilakukan antara komunikator dengan komunikan “gagal” maka tidak akan terjadi perubahan
sikap pada komunikan. Dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap positif, netral, atau negative dengan melihat jumlah skor yakni sangat tidak
setujun STS, tidak setuju TS, setuju S dan sangat setuju SS. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa untuk mengetahui sikap komunikan dapat
diketahui melalui efek komunikasi.
2.1.2 Pembaca Sebagai Khalayak Media Massa