Teori otokratis Teori psikologis Teori sosiologis Teori suportif Teori Laissez Faire Teori perilaku pribadi Teori sifat Teori situasi

terjadi ketika seseorang menginduksi orang lain untuk bekerja ke arah tujuan yang telah ditentukan. Beberapa teori mengenai kepemimpinan menurut Winardi 2000:55 adalah sebagai berikut:

1. Teori otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan.

2. Teori psikologis

Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik.

3. Teori sosiologis

Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara pengikut.

4. Teori suportif

Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaikbaiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui tindakan membantu mereka.

5. Teori Laissez Faire

Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal menentukan aktivitas mereka. Universitas Sumatera Utara

6. Teori perilaku pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan identik dalam situasi yang dihadapinya.

7. Teori sifat

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain: a. Intelegensi b. Inisiatif c. Energi atau rangsangan d. Kedewasaan emosional e. Skill comunicative f. Kepercayaan kepada diri sendiri g. Perspektif h. Kreativitas dan partisipasi sosial.

8. Teori situasi

Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yakni: pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting karena memiliki banyak variabel. Menurut Kouzes dan Posner 2004:26 ada 4 empat ciri-ciri kepemimpinan, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Jujur Kejujuran berkaitan erat dengan nilai –nilai dan etika, yang bersikukuh pada prinsip-prinsip utama. 2. Berorientasi ke depan Kemampuan berorientasi ke depan bukan berarti orang harus memiliki kekuatan penglihatan magis untuk melihat sesuatu hal yang ada di masa depan. Realitanya jauh lebih sederhana, yaitu: kemampuan menentukan atau memilih tujuan yang diinginkan, ke arah mana perusahaan, atau komunitas akan dibawa. 3. Kompeten Kompetensi kepemimpinan mengacu pada catatan prestasi si pemimpin dan kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini tidak mengacu secara spesifik kepada kemampuan pemimpin di bidang tekhnologi dalam kegiatan operasional saja, tetapi tergantung dari posisi pemimpin dan kondisi organisasi. Seorang pemimpin harus mampu memberi contoh, inspirasi, tantangan, memungkinkan orang bertindak, dan memberi semangat pada bawahannya. 4. Membangkitkan semangat Kepemimpinan yang membangkitkan semangat dapat memenuhi kebutuhan para bawahannya akan arti dan tujuan dalam hidup, artinya menjadikan anggotanya lebih bersemangat, positif, dan optimis mengenai masa depan yang memberikan harapan pada orang lain. Universitas Sumatera Utara Seorang pimpinan harus mempunyai keinginan untuk memimpin dan menetapkan standar prestasi yang lebih besar bagi dirinya sendiri. Kepemimpinan yang baik menggerakkan orang pada satu arah yang benar-benar merupakan minat jangka panjang mereka, bukan menyuruh orang pergi ke jurang, tidak menyia- nyiakan sumber daya mereka yang langka dan tidak membangun sisi gelap keberadaan mereka sebagai manusia. Pada penelitian ini, penulis mengambil objek kepemimpinan pada organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara bagian Akademik yang dibawahi oleh kepemimpinan Pembantu Dekan I dan membawahi Kasub. Akademik.

2. Fungsi Kepemimpinan