Alat dan Bahan Penelitian Tata Cara Penelitian

8. Daya sebar adalah diameter penyebaran 1 gram emulgel pada alat uji daya sebar yang diberi beban 50 gram dan didiamkan selama 1 menit. Daya sebar yang dikehendaki adalah 3-5 cm. 9. Viskositas adalah hambatan emulgel untuk mengalir setelah adanya pemberian gaya. Semakin besar viskositas, maka emulgel semakin tidak mudah untuk mengalir. Nilai viskositas yang dikehendaki adalah 200-300 dPas. 10. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas emulgel dalam penyimpanan selama 30 hari dengan viskositas emulgel setelah 48 jam waktu pembuatan. Nilai pergeseran viskositas yang dikehendaki adalah 10. 11. Daya antibakteri adalah kemampuan emulgel minyak cengkeh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, ditunjukkan oleh diameter zona hambat yang dihasilkan. 12. Zona hambat adalah zona jernih yang sama sekali tidak dijumpai pertumbuhan Staphylococcus epidermidis atau pertumbuhan Staphylococcus epidermidis terhambat bila dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan bakteri. 13. Kondisi penyimpanan emulgel adalah penyimpanan pada suhu ruangan dan dalam wadah yang terlindung dari cahaya matahari.

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah glasswares PYREX- GERMANY, refractometer Abbe, neraca analitik Mettler Toledo GB 3002, waterbath , mixer Philips Type HR 1170 120V-130W, Holland yang telah dimodifikasi, viscotester seri VT 03E RIONJAPAN, stopwatch, alat pengukur daya sebar, pisau cukur, vortex, jarum ose, alat pembuat sumuran, autoklaf, Microbiological Safety Cabinet , dan inkubator.

2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak cengkeh, yaitu minyak essensial dari daun tanaman cengkeh Eugenia caryophyllata Thunb., dengan kandungan eugenol 74,08 CV Indaroma Yogyakarta, parafin cair PT Brataco Chemica, span 80 PT Brataco Chemica, propil paraben PT Brataco Chemica, tween 80 PT Brataco Chemica, gliserin PT Brataco Chemica , metil paraben PT Brataco Chemica, carbopol 940 CV Private Equipment Lab. , aquades, trietanolamin PT Brataco Chemica, aluminium foil, kain kasa, aquadest steril, media Muller-Hinton Broth Oxoid, media Muller- Hinton Agar Oxoid, dan bakteri uji Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

E. Tata Cara Penelitian

1. Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh

Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Verifikasi indeks bias minyak cengkeh: Indeks bias minyak cengkeh diukur dengan menggunakan refraktometer Abbe. Minyak cengkeh diteteskan pada prisma utama, kemudian prisma ditutup dan refraktometer diarahkan ke cahaya terang. Refraktometer dialiri air mengalir dan suhu diatur menjadi 20 o C. Nilai indeks bias minyak cengkeh ditunjukkan oleh garis batas yang memisahkan sisi terang dan sisi gelap pada bagian atas dan bawah. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. b. Verifikasi bobot jenis minyak cengkeh

2. Pembuatan emulgel

: Bobot jenis minyak cengkeh diukur dengan menggunakan piknometer yang telah dikalibrasi, dengan menetapkan bobot piknometer kosong dan bobot air pada suhu 25 o C. Kemudian volume air dihitung dengan cara bobot air dibagi dengan kerapatan air. Piknometer diisi minyak cengkeh dan suhu dikondisikan pada 25 o C, kemudian piknometer ditimbang. Bobot piknometer yang telah diisi minyak cengkeh kemudian dikurangi bobot piknometer kosong untuk memperoleh bobot minyak cengkeh. Kerapatan minyak cengkeh dihitung dengan cara bobot minyak cengkeh dibagi dengan volume air. Bobot jenis minyak cengkeh merupakan perbandingan antara kerapatan minyak cengkeh dengan kerapatan air, pada suhu 25 o C. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Formula yang digunakan mengacu pada formula emulgel minyak cengkeh Suryarini, 2011 dengan formula emulgel sebagai berikut : R Minyak cengkeh 30 g Parafin cair 2 g Span 80 5 g Propilparaben 0,04 g Tween 80 35 g Gliserin 4 g Metilparaben 0,36 g Carbopol 940 4 g Aquades 108.4 mL NaOH 20 1,2 g Dari formula tersebut, dilakukan modifikasi sebagai berikut: R Minyak cengkeh 30 g Fase minyak Parafin cair 2 g Span 80 emulgator 5 g Propilparaben 0,04 g Aquadest 70 mL Fase air Tween 80 emulgator 35 g Gliserin 4 g Metilparaben 0,36 g Carbopol 940 4 g Gelling agent Aquades 40 mL Trietanolamin TEA 1,2 g Basa penetral Cara pembuatan emulgel minyak cengkeh: Carbopol 940 dikembangkan dengan menggunakan 40 mL aquades dari formula selama 24 jam. Fase minyak dibuat dengan mencampur minyak cengkeh, parafin cair, Span 80, dan propil paraben. Fase air dibuat dengan mencampur 70 mL air, Tween 80, gliserin, dan metilparaben. Campuran fase minyak dicampurkan dengan fase air dengan kecepatan putar level rendah: 200 rpm dan level tinggi: 500 rpm pada suhu pencampuran level rendah: 30 C dan level tinggi: 70 C selama 10 menit untuk membentuk emulsi. Selanjutnya emulsi dicampurkan ke dalam Carbopol 940 yang telah dikembangkan, dengan kecepatan putar level rendah: 200 rpm dan level tinggi: 500 rpm selama 10 menit. TEA ditambahkan ke dalam campuran, kemudian campuran diaduk kembali menggunakan kecepatan mixer level rendah: 200 rpm dan level tinggi: 500 rpm selama 5 menit. Tabel III. Desain penelitian. Formula Kecepatan putar rpm Suhu pencampuran o C 1 200 30 2 500 30 3 200 70 4 500 70

3. Uji pH emulgel

Pengujian pH emulgel dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal untuk memastikan bahwa pH berada dalam rentang 4-6 sesuai dengan pH natural kulit William, 2007.

4. Uji iritasi primer emulgel

Rambut bagian punggung kelinci dicukur dan dibersihkan sehingga terlihat kulit pada punggung kelinci. Punggung kelinci diberi tanda lima persegi, masing-masing berukuran 1x1 inchi sebagai tempat mengoleskan sediaan. Empat formula dan satu basis masing-masing ditimbang sebanyak 0,5 gram. Setiap sediaan dioleskan pada tanda persegi yang telah dibuat pada punggung kelinci. Punggung kelinci ditutup dengan aluminium foil kemudian dibalut dengan kain kasa. Dilakukan pengamatan setelah 24 jam dan 72 jam setelah perlakuan yang dibandingkan dengan bagian kulit punggung yang telah dicukur tanpa perlakuan.

5. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel

Sifat fisik emulgel minyak cengkeh yang diuji pada penelitian ini meliputi: a. Uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan berdasarkan modifikasi dari cara yang dilakukan Garg, Aggrawal, Garg, dan Singla 2002. Sediaan emulgel ditimbang seberat satu gram dan diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 50 gram, didiamkan selama satu menit, kemudian dicatat penyebarannya. Daya sebar yang dikehendaki di dalam penelitian ini yaitu 3 – 5 cm. Pengujian daya sebar dilakukan 48 jam setelah waktu pembuatan. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. b. Uji viskositas dan pergeseran viskositas. 6. Uji daya antibakteri emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis Uji viskositas dilakukan dengan memasukkan sejumlah emulgel dalam wadah dan dilakukan pengukuran dengan menggunakan Viscotester RION VT-03E sesuai prosedur dalam manual. Sediaan emulgel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada viscotester. Viskositas emulgel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Viskositas yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 200 – 300 d.Pa.s. Pengujian viskositas dilakukan dalam dua periode, yaitu 48 jam setelah pembuatan emulgel dan selama 30 hari setelah penyimpanan untuk mengetahui persentase pergeseran viskositasnya. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. a. Media Muller-Hinton Agar MHA dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL, kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C selama 20 menit. Pada suhu 45-50 o C, tabung reaksi dimiringkan dan dibiarkan memadat. Diambil 1 ose biakan murni S. epidermidis dan diinokulasikan secara goresan pada media MHA miring, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 o C dalam inkubator. Pembuatan stok bakteri S. epidermidis b. Diambil 3 ose koloni bakteri S. epidermidis dari stok bakteri, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media Nutrien Broth NB steril, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 o C dalam inkubator, selanjutnya kekeruhan suspensi bakteri S. epidermidis disesuaikan dengan standar 0,5 Mac Farland 1,5 x 10 8 CFUmL. Pembuatan suspensi S. epidermidis c. Media MHA steril dituang ke dalam cawan petri, dan ditunggu hingga memadat, kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37 o C dalam inkubator. Setelah diinkubasi, diamati, dan dibandingkan dengan perlakuan dan kontrol pertumbuhan bakteri uji. Pembuatan kontrol media d. Media MHA steril dengan suhu 45-50 o C, diinokulasikan suspensi bakteri uji dengan kepadatan dan jumlah yang sama yaitu 1 mL, kemudian dituang ke cawan petri steril dan digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi selama 48 jam, dengan suhu 37 o C. Setelah diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri uji melalui kekeruhan media dan dibandingkan dengan kontrol media dan perlakuan. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji S. epidermidis e. Dibuat 5 lubang sumuran dengan diameter 8 mm pada cawan petri berdiameter 9 cm yang telah berisi MHA yang telah padat. Masing-masing sumuran diisi basis emulgel kontrol negatif dan empat formula emulgel minyak cengkeh masing-masing sebanyak 0,1 gram. Cawan petri dibungkus menggunakan plastic wrap, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 o C. Diameter zona hambat yang dihasilkan diukur setelah inkubasi selama 48 jam. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Uji daya antibakteri emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis

F. Analisis Hasil

Dokumen yang terkait

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh (oleum caryophylli) sebagai obat jerawat dengan variasi suhu dan lama pencampuran.

1 3 108

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli) sebagai anti bau kaki : pengaruh carbopol 940 dan sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik.

1 11 106

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli): pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik.

0 3 111

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli) sebagai anti bau kaki pengaruh carbopol 940 dan sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik

1 7 104

Pengaruh kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh ( Oleum caryophylli)

0 0 105

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh (oleum caryophylli) sebagai obat jerawat dengan variasi suhu dan lama pencampuran

0 0 106

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli): pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik - USD Repository

0 0 109

Formulasi emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) : pengaruh kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik - USD Repository

0 0 171

Formulasi krim sunscreen fraksi etil asetat daun jambu biji (Psidium guajava L.) : pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik - USD Repository

0 0 105