6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Emulgel
Gel merupakan bentuk sediaan yang terdiri dari sejumlah air yang terjebak dalam jaringan partikel padat koloid, biasanya terdiri dari polimer organik dari
alam atau sintetis. Komponen air yang tinggi dapat meningkatkan disolusi obat, migrasi obat melalui pembawa lebih mudah dibandingkan dengan basis salep atau
krim Ansel, 1999. Keunggulan gel adalah kenyamanan saat digunakan, namun gel memiliki keterbatasan sebagai penghantar obat-obat yang bersifat hidrofobik
Khullar, 2011. Oleh karena itu gel dan emulsi dikombinasikan menjadi suatu sediaan yang disebut dengan emulgel untuk mengatasi keterbatasan tersebut
Mohamed, 2004. Beberapa tahun terakhir mulai dikembangkan penggunaan polimer dengan
kompleks sebagai bahan pengental karena kapasitasnya sebagai gelling agent dapat membuat emulsi menjadi lebih stabil dengan mengurangi tegangan
permukaan dan antarmuka di mana pada saat bersamaan terjadi peningkatan viskositas fase berair Gupta, A., Mishra, A.K., Singh, A.K., Gupta, V., Bansal,
P., 2010. Emulgel yang digunakan di kulit memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain mengurangi rasa berminyak, mudah dioleskan,
mudah dicuci dengan air, berperan sebagai emolien, dan memiliki penampakan yang menyenangkan Stanos, 2007.
B. Pencampuran
Pencampuran merupakan proses dimana dua atau lebih komponen diberi perlakuan sehingga suatu partikel terletak sedekat mungkin dengan partikel yang
lain. Tujuan proses ini adalah untuk memperoleh campuran partikel solid, suspensi dari padatan yang tidak larut dalam suatu cairan, campuran cairan-cairan
yang saling larut, atau dispersi partikel dalam semisolid Aulton, 1988. Kecepatan putar memberikan pengaruh terhadap respon viskositas karena
kecepatan putar akan memberikan energi kinetik yang menghasilkan gaya geser dalam proses formulasi. Kecepatan putar memiliki hubungan erat dengan ukuran
droplet yang dihasilkan. Semakin besar energi kinetik yang diberikan dari mixer, maka ukuran droplet yang dihasilkan akan semakin kecil. Semakin kecil ukuran
droplet yang dihasilkan maka jumlah droplet yang dihasilkan semakin banyak sehingga dihasilkan luas permukaan spesifik yang lebih besar dibandingkan
dengan droplet-droplet yang berukuran besar. Hal ini menyebabkan semakin banyak medium dispers yang terjebak diantara droplet-droplet fase dispers Putra,
2010. Medium dispers yang terjebak bersama konformasi globular ini akan membentuk struktur tiga dimensi dalam sistem sehingga menghasilkan viskositas
yang lebih tinggi Amiji, Sandman, 2003. Semakin meningkatnya viskositas, maka daya sebar yang dihasilkan akan semakin menurun, demikian pula
sebaliknya Garg et al., 2002. Suhu pencampuran dapat berpengaruh terhadap besarnya energi kinetik
yang diberikan dalam sistem sehingga memungkinkan terjadinya koalesensi. Koalesensi adalah peristiwa menyatunya droplet-droplet menjadi droplet dengan
ukuran yang lebih besar sehingga menyebabkan pemisahan dari fase dispers membentuk suatu lapisan ireversibel. Hal ini merupakan salah satu peristiwa
instabilitas emulsi Particle Sciences, 2011. Namun, suhu juga berpengaruh pada penurunan tegangan permukaan sehingga dapat memudahkan pencampuran
Nielloud, F., and Mestres, G.M., 2000. Beberapa mixer yang dapat digunakan dalam pencampuran semisolid
antara lain sebagai berikut: 1.
Planetary mixer Jenis mixer ini umumnya ditemukan di dapur rumah dan dalam skala yang
lebih besar pada mesin di industri. Dayung pada mixer akan berputar mengitari sekeliling mangkuk yang bulat sambil mengelilingi porosnya
sendiri. Mixer ini dirancang khusus untuk pencampuran semipadat, pasta, salep, bahan kental, massa pil, dan massa granulasi tablet.
Gambar 1. Prinsip operasi planetary mixer Aulton, 1988.
Gambar 2. Planetary mixer QRFM, 2012.
2. Sigma blade mixer
Mesin ini terdiri dari dua counter-rotating dengan rotor tangensial dalam wadah berbentuk khusus bentuk W, melengkung di bagian bawah untuk
membentuk dua setengah-silinder yang membujur. Tutup dipertahankan di antara pisau dan dinding untuk menghasilkan campuran homogen sempurna.
Mixer ini baik digunakan untuk membuat pasta yang kaku maupun salep.
Gambar 3. Sigma blade mixer JEC, 1983.
C. Jerawat