F. Analisis Hasil
Data utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sifat fisik emulgel antiacne
minyak cengkeh meliputi viskositas dan daya sebar emulgel 48 jam setelah pembuatan emulgel dan stabilitas fisik emulgel meliputi pergeseran
viskositas emulgel setelah penyimpanan selama 30 hari. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak 3 kali. Data pendukung yang diperoleh dari
penelitian ini adalah pH, tingkat eritema dan edema, serta diameter zona hambat dari sediaan emulgel.
1. Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel
Analisis data utama dilakukan dengan menggunakan uji two-way ANOVA jika data memiliki distribusi normal. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
signifikansi pengaruh kecepatan putar, suhu pencampuran, dan interaksi keduanya sehingga dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan respon sifat
fisik dan stabilitas fisik emulgel. Alternatif uji yang digunakan jika data respon memiliki distribusi yang tidak normal adalah uji hipotesis komparatif dua
kelompok tidak berpasangan yaitu dengan uji Mann-whitney atau uji Wilcoxon untuk kelompok tidak berpasangan. Analisis data dilakukan menggunakan
software R 2.14.1. Dengan taraf kepercayaan 95, maka variasi kecepatan putar
dan suhu pencampuran pada level yang diteliti dikatakan memberikan pengaruh terhadap respon sifat fisik dan stabilitas fisik jika respon tersebut memiliki
perbedaan nilai probabilitas kurang dari 0,05 pada uji two-way ANOVA atau pada uji Wilcoxon.
Uji hipotesis komparatif dua kelompok tidak berpasangan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh salah satu faktor dalam level yang berbeda pada
proses formulasi terhadap respon sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel, antara lain sebagai berikut:
a. suhu pencampuran level rendah dan level tinggi pada kecepatan pencampuran
level rendah, b.
suhu pencampuran level rendah dan level tinggi pada kecepatan pencampuran level tinggi,
c. kecepatan pencampuran level rendah dan level tinggi pada suhu pencampuran
level rendah, dan d.
kecepatan pencampuran level rendah dan level tinggi pada suhu pencampuran level tinggi.
Jika terdapat perbedaan pada dua kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa proses yang dilakukan pada dua level berbeda memiliki pengaruh terhadap
respon.
2. Uji pH emulgel
Rentang pH sediaan emulgel dianalisis dengan membandingkan dengan rentang pH natural kulit 4-6.
3. Uji iritasi emulgel
Tingkat eritema dan edema yang dihasilkan pada punggung kelinci dibandingkan dengan sistem penilaian metode Draize untuk mengetahui sifat
iritasi emulgel.
4. Uji daya antibakteri emulgel
Diameter zona hambat emulgel dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan zona hambat antara kontrol basis dan keempat formula menggunakan
uji one-way ANOVA untuk data yang memiliki distribusi normal dan uji Kruskal- Wallis
untuk data yang memiliki distribusi tidak normal. Dengan taraf kepercayaan 95, jika nilai p0,05, maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak
tersdapat perbedaan daya antibakteri pada dua kelompok formula. Sebaliknya jika nilai p0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antar
formula Dahlan, 2009. Untuk mengetahui kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan daya
antibakteri, maka dilakukan analisis Post Hoc dengan uji T tidak berpasangan untuk uji one-way ANOVA dan uji Mann Whitney untuk uji Kruskal-Wallis.
Variasi kecepatan putar dan suhu pencampuran pada level yang diteliti dikatakan memberikan pengaruh terhadap respon daya antibakteri jika respon tersebut
memiliki perbedaan p0,05.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN