PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN TERHADAP YIELD BIODIESEL

31

4.2 PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN TERHADAP YIELD BIODIESEL

4.2.1 Pengaruh Perbandingan Co-Solvent Dietil Eter terhadap Metanol

terhadap Yield Biodiesel Adapun hasil penelitian dengan variasi perbandingan co-solvent terhadap metanol dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari Lemak Ayam dengan Menggunakan Co-Solvent Dietil Eter dengan Variasi Perbandingan Co-Solvent terhadap Metanol Perbandingan Co-Solvent Metanol Jumlah Katalis Suhu o C Waktu menit Kemurnian Yield 0,5 : 1 0,8 30 20 96,53 92,84 1,0 : 1 0,8 30 20 94,00 83,76 2,0 : 1 0,8 30 20 89,20 77,60 2,5 : 1 0,8 30 20 87,54 81,41 3,0 : 1 0,8 30 20 87,72 75,26 Gambar 4.2 menunjukkan pengaruh perbandingan co-solvent dietil eter DEE terhadap metanol pada waktu reaksi 20 menit, temperatur 30 o C, dan perbandingan metanol terhadap minyak 6 : 1. Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa semakin banyak co-solvent yang digunakan maka yield biodiesel akan semakin menurun. Penggunaan co-solvent dalam reaksi meningkatkan laju konversi minyak menjadi biodiesel seiring bertambahnya waktu walaupun dalam jumlah yang sedikit [7]. Namun penambahan co-solvent secara berlebih dalam reaksi dapat menurunkan yield biodiesel [75]. Perbandingan co-solvent terhadap metanol minimum diperlukan untuk melengkapi reaksi yang menggunakan co-solvent turunan eter dimetil eter, dietil eter, tetrahidrofuran. Penambahan co-solvent eter yang berlebih dapat mengurangi laju reaksi dan menambah biaya operasi [76]. Hasil terbaik diperoleh saat perbandingan co-solvent terhadap metanol adalah 0,5 : 1 yaitu 90,83 . Hasil yang diperoleh pada penelitian lebih baik dari yang dilaporkan Encinar, dkk. 2010 di mana mereka memperoleh kondisi terbaik pada perbandingan co-solvent terhadap metanol 1 : 1 dan perbandingan metanol terhadap minyak 9 : 1 tetapi bahan baku yang mereka gunakan adalah minyak nabati yaitu minyak rapeseed [10]. Dari penelitian ini untuk mencari temperatur dan waktu reaksi terbaik dilakukan variasi temperatur dan waktu reaksi pada perbandingan co- solvent metanol terbaik yaitu 0,5 : 1. Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Variasi Perbandingan Co-Solvent Metanol terhadap Yield Biodiesel pada Konsentrasi Katalis 0,8 , Waktu Reaksi 20 Menit, Temperatur Reaksi 30 o C, dan Perbandingan Metanol Minyak 6 : 1

4.2.2 Pengaruh Temperatur Reaksi terhadap Yield Biodiesel

Adapun hasil penelitian dengan variasi temperatur reaksi dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari Lemak Ayam dengan Menggunakan Co-Solvent Dietil Eter dengan Variasi Temperatur Reaksi Perbandingan Co-Solvent Metanol Jumlah Katalis Suhu o C Waktu menit Kemurnian Yield 0,5 : 1 0,8 25 10 95,55 84,56 0,8 30 95,48 82,97 0,8 35 94,43 87,07 0,8 25 15 94,46 91,16 0,8 30 96,51 88,30 0,8 35 97,62 92,84 0,8 25 20 93,73 89,52 0,8 30 96,53 92,84 0,8 35 97,81 95,27 Pengaruh variasi temperatur reaksi terhadap yield biodiesel pada berbagai waktu reaksi dengan konsentrasi katalis 0,8 dan perbandingan dietil eter terhadap metanol 0,5 : 1 dapat dilihat pada gambar 4.3. Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa grafik cenderung naik walaupun mengalami fluktuasi. Temperatur memberikan pengaruh yang baik terhadap laju reaksi [77]. Peningkatan temperatur akan menyebabkan peningkatan pada yield biodiesel [76]. Temperatur reaksi yang lebih 20 40 60 80 100 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 yi el d Perbandingan co-solvent terhadap metanol Universitas Sumatera Utara 33 tinggi akan mengurangi viskositas minyak dan meningkatkan laju reaksi serta mempersingkat waktu reaksi. Temperatur reaksi harus lebih rendah dari titik didih alkohol dan co-solvent untuk mencegah terjadinya penguapan baik alkohol maupun co-solvent [10]. Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Variasi Temperatur Reaksi terhadap Yield Biodiesel pada Berbagai Waktu Reaksi dengan Konsentrasi Katalis 0,8 dan Perbandingan DEE : MeOH 0,5 : 1 Hasil terbaik diperoleh pada temperatur reaksi 35 o C. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini mirip dengan yang dilaporkan Encinar, dkk. 2010 tetapi bahan baku yang digunakan adalah minyak nabati yaitu minyak rapeseed [10]. Dalam penelitian ini, temperatur dibatasi hingga suhu 35 o C untuk mencegah terjadinya penguapan co-solvent dietil eter yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih metanol. 80 84 88 92 96 100 20 25 30 35 40 yi el d Temperatur o C 10 menit 15 menit 20 menit Universitas Sumatera Utara 34

4.2.3 Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Yield Biodiesel

Adapun hasil penelitian dengan variasi waktu reaksi dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari Lemak Ayam dengan Menggunakan Co-Solvent Dietil Eter dengan Variasi Waktu Reaksi Perbandingan Co-Solvent Metanol Jumlah Katalis Waktu menit Suhu o C Kemurnian Yield 0,5 : 1 0,8 10 25 95,55 87,43 0,8 15 94,46 92,10 0,8 20 93,73 92,33 0,8 10 30 95,48 85,84 0,8 15 96,51 91,20 0,8 20 96,53 93,73 0,8 10 35 94,43 89,90 0,8 15 97,62 92,84 0,8 20 97,81 95,27 Pengaruh variasi waktu reaksi terhadap yield biodiesel pada berbagai temperatur reaksi dengan konsentrais katalis 0,8 dan perbandingan dietil eter terhadap metanol 0,5 : 1 dapat dilihat pada gambar 4.4. Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu reaksi maka yield biodiesel yang dihasilkan akan semakin tinggi. Waktu reaksi merupakan parameter penting dalam produksi biodiesel [47]. Waktu reaksi yang lebih lama akan meningkatkan yield biodiesel [78]. Produksi biodiesel dengan menggunakan co-solvent akan memberikan yield yang tinggi seiring bertambahnya waktu reaksi, dan yield biodiesel kemudian tidak mengalami banyak perubahan pada reaksi melewati waktu reaksi optimumnya [79]. Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Variasi Waktu Reaksi terhadap Yield Biodiesel pada Berbagai Temperatur Reaksi dengan Konsentrasi Katalis 0,8 dan Perbandingan DEE : MeOH 0,5 : 1 Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa hasil terbaik diperoleh pada waktu reaksi 20 menit. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan Qiu, dkk. 2011, tetapi mereka menggunakan bahan baku berupa campuran minyak nabati minyak kacang kedelai dan minyak rapeseed dalam produksi biodiesel [79].

4.2.4 Pengaruh Jumlah Katalis terhadap Yield Biodiesel

Adapun hasil penelitian dengan variasi jumlah katalis dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari Lemak Ayam dengan Menggunakan Co-Solvent Dietil Eter dengan Variasi Jumlah Katalis Perbandingan Co-Solvent Metanol Jumlah Katalis Suhu o C Waktu menit Kemurnian Yield 0,5 : 1 0,5 30 20 76,42 71,22 0,5 : 1 0,8 30 20 96,53 92,84 0,5 : 1 1,0 30 20 96,28 90,89 0,5 : 1 1,2 30 20 95,80 89,48 Pengaruh jumlah katalis terhadap yield biodiesel pada kondisi perbandingan dietil eter terhadap metanol 0,5 : 1, waktu reaksi 20 menit, dan temperatur reaksi 30 o C. Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa yield biodiesel yang diperoleh meningkat 80 84 88 92 96 100 5 10 15 20 25 yi el d Waktu menit 25 oC 30 oC 35 oC 25 o C 30 o C 35 o C Universitas Sumatera Utara 36 seiring dengan peningkatan jumlah katalis. Pada jumlah katalis 1 dan 1,2 , yield biodiesel mengalami penurunan karena terjadi pembentukan gel dalam biodiesel yang dapat dilihat secara visual pada lampiran 4, gambar 4.11. Jumlah katalis dapat mempengaruhi yield biodiesel. Ketika jumlah katalis ditingkatkan maka konversi trigliserida dan yield biodiesel akan meningkat juga. Kekurangan jumlah katalis akan menyebabkan konversi trigliserida menjadi ester asam lemak tidak sempurna [80]. Namun penambahan katalis yang berlebih akan menyebabkan peningkatkan nilai viskositas dan mengacu pada pembentukan gel [10]. Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Jumlah Katalis terhadap Yield Biodiesel pada Kondisi Perbandingan DEE : MeOH 0,5 : 1, Waktu Reaksi 20 Menit, dan Temperatur Reaksi 30 o C Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa hasil terbaik diperoleh pada jumlah katalis 0,8 . Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan fenomena yang dilaporkan Encinar dkk. [10] dan [80] tetapi bahan baku yang mereka gunakan untuk produksi biodiesel adalah minyak nabati yaitu minyak rapeseed. 40 60 80 100 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 Y iel d Jumlah Katalis Universitas Sumatera Utara 37 4.3 ANALISIS SIFAT FISIK BIODIESEL DARI LEMAK AYAM 4.3.1 Analisis Densitas