Data Flow Diagram DFD

28

4.1.1.2 DFD level 1

psikolog testee 2 Verifikasi user 5 Memeriksa kelengkapan jawaban terhadap soal Password psikolog Username psikolog Password testee User name testee Status_login psikolog Status_login testee soal epps norma epps password User name 1 Menyimpan data user Data diri Psikolog Data diri testee Status register psikolog Status register testee Grafik Informasi selesai tes 7 Perhitungan hasil TES EPPS informasi jawaban lengkap Gambar 4.2 DFD level 1 user D1 Data User Terekam 3 Menyimpan soal epps soal D2 Soal epps terekam Soal epps lengkap 4 Menyimpan norma epps norma D3 Norma EPPS norma terekam 6 Menyimpan jawaban jawaban D4 jawaban terekam jawaban 29

4.1.1.3 DFD level 2

 level 2 proses 7 input

4.1.1.4 Process Specification P.Spec

P.SPEC 1.1 Menyimpan data user INPUT : Data diri User OUTPUT : status register PROSES : 1. User psikolog atau testee akan dihadapkan pada form isian data diri. DATA SCORING GRAFIK 7.3 Mengkonversi scoring norma epps 7.2 Menghitung scoring sampai hasil Jumlah konsistensi 7.1 Menghitung konsistensi informasi jawaban lengkap Gambar 4.3 DFD level 2 proses 7 jawaban 30 2. Setelah itu user akan memasukan data diri ke dalam sistem melalui form tadi. 3. Sistem akan mengecek apakah user ini memenuhi syarat dan ketentuan atau tidak, jika memenuhi maka akan diberikan status register berhasil dari sistem, jika tidak akan muncul peringatan salahnya. P.SPEC 1.3 Memeriksa kelengkapan jawaban terhadap soal INPUT : jawaban dan soal OUTPUT : status tes PROSES : 1. Psikolog memasukan soal ke dalam sistem sesuai dengan jumlah soal yang ada. 2. Setelah itu teser memasukan jawaban ke dalam sistem. 3. Sistem akan mengecek jumlah jawaban yang dimasukan oleh user, jawaban yang ada harus sama dengan jumlah soal. P.SPEC 1.2 Verifikasi user INPUT : username dan password OUTPUT : status login PROSES : 1. User memasukan username dan password yang dimiliki. 2. Setelah selesai, user akan menekan tombol login, maka sistem akan mencocokan username dan password yang ada ke dalam 31 database user yang nantinya jika cocok maka user tersebut dapat login sebagai psikolog atau teser yang ada. P.SPEC 1.5.1 Menghitung Scoring INPUT : Verifikasi Jawaban dan data konsistensi OUTPUT : Data scoring PROSES : 1. Sistem akan menghitung nilai row r, colom c, dan sum s ketika data konsistensi didapatkan sehingga sistem dapat mengolah data verifikasi jawaban 2. Sistem akan terlebih dahulu menghitung nilai r. Perhitungan nilai r ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua jawaban A yang ada pada baris yang dihitung, kecuali jawaban yang sudah dipakai untuk menghitung konsistensi. 3. Setelah nilai r sistem kemudian menghitung nilai c. Perhitungan nilai c ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua jawaban B yang ada pada colom yang dihitung, kecuali jawaban yang sudah dipakai untuk menghitung konsistensi. 4. Kemudian yang terakhir adalah sistem akan menghitung sum yaitu penjumlahan dari nilai r dan nilai c. Nilai s inilah yang nantinya digunakan didalam perhitungan selanjutnya atau bisa dibilang s ini adalah data scoring. 32 P.SPEC 1.5.2 Mengkonversi Scoring INPUT : Data Scoring norma EPPS OUTPUT : Grafik PROSES : 1. Sistem akan merubah nilai atau data scoring ini berdasarkan usia. 2. Sistem ini dalam merubah data scoring yang ada ini berdasarkan pedoman norma yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Kemudian sistem akan meneruskan data norma data yang sudah dikonversi tadi ke dalam bentuk grafik. 4. Pembentukan grafik ini hanya memasukan nilai yang ada tadi kedalam format grafik yang sudah ditentukan. Menghitung konsistensi INPUT : Jawaban OUTPUT : jumlah konsistensi PROSES : 1. Sistem akan membandingkan dua jawaban, antara jawaban yang terkena garis merah dengan jawaban yang terkena garis biru yang terletak pada garis yang sama.jika sama , maka baris tersebut akan mendapat nilai 1 dan jika tidak maka baris tersebut akan mendapatkan nilai 0. 33 2. Kemudian sistem akan menghitung jumlah hasil perbandingan tadi dengan cara menjumlahkan semua nilai yang ada dalam baris itu. 4.1.2 Conceptual Design Tahap ini digunakan untuk mendeskripsikan organisasi data pada abstraksi level tinggi dan tidak memperhatikan aspek-aspek implementasi. Conceptual model yang popular dipakai saat ini adalah ER model. Dibawah ini adalah ER model dari system tes EPPS : User Hasil_analisa nama Alamat usia pendidikan Id_user Mengerjakan status Id_hasil_analisa hasil User username password tanggal_test soal Id_soal Nomer_soal Pilihan_a Pilihan_b jawaban Memiliki tanggal 1 foto Jenis_kelamin tanggal_daftar kode_instansi keterangan_tes instansi tempat_tes Jabatan jenis_kelamin waktu_test Gambar 4.4 ER Diagram 34

4.1.3 Logical Design.

Tahap ini merupakan tahapan logical pertama untuk menterjemahkan conceptual skema ke model yang sesuai dengan DBMS yang digunakan. Tahap ini merepresentasikan data dalam suatu cara yang tidak melibatkan physical details. Ada 4 tahap pertama yang harus dilakukan secara berurutan : a. Analisis Redudansi b. Hilangkan Generalisasi c. Memecahkan atau menyatukan entitas–entitas dan relasi – relasi d. Tetapkan Primary Key

4.1.3.1 Analisis Redudansi

Pada conceptual model diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang redudansi sehingga tidak ada data yang perlu dihapus atau dipindahkan.

4.1.3.2 Hilangkan Generalisasi

Pada conceptual model, dapat dilihat bahwa tidak ada entity yang perlu di hilangkan generalisasinya.

4.1.3.3 Memecahkan atau menyatukan entitas – entitas dan relasi –

relasi Pada tahap ini adalah tahap restrukturisasi entity. Restrukturisasi ini berfungsi untuk memudahkan pengaksesan data. Restrukturisasi ini 35 terjadi pada tabel user. Tabel user ini nantinya akan terbagi menjadi 2 yaitu user dan keterangan test.

4.1.3.4 Tetapkan Primary key

Tahap ini merupakan bagian penting untuk menentukan sebuah kunci pada masing-masing entitas. Jika dilihat dari conceptual model yang ada, tidak ada primary key yang dobel atau kosong, masing – masing entity memiliki 1 primary key. Tahap selanjutnya adalah tahap untuk mengubah ER model menjadi Relation model. Sebelum masuk ke relational model, tabel-tabel yang sudah ada harus dinormalisasikan. Dari tabel-tabel diatas, hanya tabel user yang perlu dinormalisasikan menjadi normalisasi 2NF. Dibawah ini akan dijelaskan normalisasi untuk tabel user : a. Tabel user sudah dikatakan normal 1 1NF karena pada baris dan kolom di tabel user hanya memiliki 1 data. b. Pada 2NF, tabel user akan dibagi menjadi 2 tabel dikarenakan pada tabel user memiliki atribut-atribut yang bukan primery key yang bergantung penuh dengan primary key pada tabel user. Gambar 4.5 Normalisasi tabel user 1