2.1.8.1 Teori Klasik Inflasi
Teori klasik inflasi juga dikenal dengan teori kuantitas uang. Teori ini memberikan pandangan pertama tentang inflasi, bahwa inflasi lebih mengenai
nilai uang daripada nilai barang Mankiw, 2013. Teori ini menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena adanya pertambahan jumlah uang yang beredar JUB dan
oleh ekspektasi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa yang akan datang. Hubungan antara jumlah uang beredar dengan tingkat harga dapat
dijelaskan melalui persamaan pertukaran yang dikenalkan oleh Irving Fisher. Pendekatan persamaan ini memiliki arti bahwa uang yang dibelanjakan oleh
pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:
MV = PT 2.10
Keterangan: M
= Jumlah uang beredar V
= kecepatan uang beredar P
= tingkat harga T
= jumlah transaksi Persamaan 2.10 di atas menyatakan bahwa jumlah uang yang digunakan untuk
membeli barang maupun jasa M dikalikan dengan berapa kali uang tersebut berpindah tangan V adalah sama dengan jumlah uang yang diterima dari
penjualan barang maupun jasa tersebut, yaitu perkalian antara rata-rata tingkat harga P dengan jumlah transaksi T Sutawijaya dan Zulfahmi, 2012.
2.1.8.2 Teori Inflasi Keynes
Keynes berpendapat bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar garis kemampuan ekonominya. Inflasi terjadi karena pengeluaran agregat
yang terlalu besar. Keadaan ini menyebabkan terjadinya permintaan masyarakat yang berlebih dalam mendapatkan barang-barang yang diinginkan daripada
jumlah dari barang-barang tersedia, sehingga akan muncul
inflanatory gap. Inflanatory gap
terjadi karena masyarakat memiliki dana untuk mewujudkan pembelian barang-barang keinginannyat, sehingga keinginan
tersebut menjadi permintaan yang efektif. Apabila permintaan efektif masyarakat melebihi dari jumlah barang yang tersedia, maka akan terjadi inflasi. Inflasi baru
akan turun apabila masyarakat sudah tidak memiliki dana untuk mewujudkan pembelian pada harga yang berlaku, dan
inflana tory gap
juga akan menghilang Sutawijaya dan Zulfahmi, 2012.
2.1.8.3 Teori Inflasi Strukturalis