Ekstrak Simplisia dan Ekstrak .1 Simplisia

kelapa sawit disebut minyak inti sawit MIS. Perbedaan kedua jenis minyak ini terutama terletak pada kandungan karotenoidnya Fauzi, et al., 2004. Choo, et al., 1996 menjelaskan bahwa komponen utama buah kelapa sawit adalah trigliserida 94, sedangkan sisanya berupa asam lemak bebas 3-5 dan komponen minor 1 yang terdiri atas karotenoid 500-700 ppm, tokoferol 600-700 ppm, tokotrienol 600-700 ppm, sterol 326-527 ppm, fosfolipid 5- 130 ppm, sgualen 200-500 ppm serta alkohol alifatik 100-200 ppm. 2.2 Simplisia dan Ekstrak 2.2.1 Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dikatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan atas nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan Depkes RI, 2000.

2.2.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat yang telah ditetapkan Depkes RI, 2000. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dibagi ke dalam beberapa cara, yaitu: 1. Maserasi Adalah ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi yang seimbang antara bahan dan pelarut Depkes RI, 2000. 2. Perkolasi Adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna, umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap masarasi dan tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat Depkes RI, 2000. 3. Refluks Adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali Depkes RI, 2000.. 4. Soklet Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000. 5. Digesti Adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50ºC Depkes RI, 2000. 6. Infus Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98ºC selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000. 7. Dekoktasi Adalah ekstraksi yang memiliki prinsip yang sama dengan metode infus, tetapi memiliki waktu ekstraksi yang lebih lama ≥ 30ºC dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.

2.3 Radikal Bebas