Pengertian perilaku mencuri
1. Pengertian perilaku mencuri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mencuri diartikan sebagai men- gambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembun- yi-sembunyi. Termasuk dalam kategori mencuri adalah melakukan korupsi.
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan ke- percayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Korupsi memerlukan dua pihak yang korup: pemberi sogokan (penyogok) dan penerima sogokan. Di beberapa negara, budaya penyogokan mencakup semua aspek hidup sehari-hari, meniadakan kemungkinan untuk berniaga tanpa terlibat penyogokan.
Menurut pengertian syara’ mencuri yang mendapatkan hukuman had potong tangan adalah mengambil harta milik orang lain dengan diam-diam dari tempat penyimpanannya yang layak dalam jumlah satu nisab, dilakukan oleh seorang Islam atau ka ir dzimmi atau murtad yang telah dewasa, berakal dan bisa memilih.
Perbuatan mencuri termasuk di antara dosa besar, oleh karenanya dalam syari’at Islam apabila pencurian itu mencapai satu nisab dan memnuhi kriteria seperti tersebut di atas maka si pencuri dikenakan hukuman potongan tangan dan diwajib- kan mengembalikan barang curian sebanyak yang dicuri. Apabila seorang pencuri itu dimaa kan oleh pemilik barang yang dicuri, maka gugurlah hukuman atasnya. Tentang hukuman potong tangan bagi pencuri, disebutkan dalam Al-Qur'an :
ٌزيِزَع ُ ّٰ اَو ِ ّٰ ا َنِم اَكَن اَب َس َك اَمِب ًءاَزَج اَمُهَيِدْيَأ اوُعَطْقاَف ُةَقِراَّسلاَو ُقِراَّسلاَو ٌروُفَغ َ ّٰ ا َّنِإ ِهْي َلَع ُبوُتَي َ ّٰ ا َّنِإَف َحَلْصَأَو ِهِمْلُظ ِدْعَب ْنِم َباَت ْنَمَف(٣٨) ٌميِكَح
( ٣٩) ٌميِحَر
A Ak k id i d a h A Ah h k l la a akk k K Ku r ri ii k k u l llu u um m 2 20 0 13 1 3 6 66 6 67 67 7
38. laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 39. Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengam- pun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah [5]: 38-39)
Dari aspek ilmu akhlak kategori pencurian tidak terbatas pada mengambil harta orang lain tanpa hak. Tapi termasuk pencurian adalah mengambil apapun yang seki- ranya tidak diridloi oleh pemiliknya dan membuat kecewa orang lain. Contohnya seperti mencuri dengar, mencuri berita, mencuri pandang dan lain-lain. Pencurian seperti ini sekalipun tidak ada hukuman had potong tangan namun hukumnya ha- ram.