Pengertian BakhilKikir

1. Pengertian BakhilKikir

  Bakhilkikir ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat mende inisikan bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni mena- han memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain. Ketika orang memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid IV, Musthafa al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan mengeluarkan harta di jalan Allah. Sebagai contoh, dia mempunyai kemampuan untuk membayar zakat tapi dia tahan (tidak menunaikannya), atau dia seorang yang memiliki banyak harta tapi manakala datang fakir miskin untuk meminta haknya justru tidak dia beri.

  Bakhil adalah sifat yang tercela karena sifat ini terlahir dari godaan syaithan. Bakhil dijadikan oleh syaithan sebagai jalan untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW,

  1 8 2 Bu B u ku kk u S ii s w wa Ke K el a s X I

  اًرو ُسْ َم اًموُلَم َدُعْقَتَف ِط ْسَب لا َّ ُك اَه ْط ُسْبَت َو َكِقُنُع ِإ ًةَلوُلْغَم َكَدَي ْلَعْ َت َو

  ْ

  َ

  ( ٣٠) اًي ِصَب اًيِبَخ ِهِداَبِعِب َن َك ُهَّنِإ ُرِدْقَيَو ُءاَشَي ْنَمِل َقْزِّرلا ُطُسْبَي َكَّبَر َّنِإ(٢٩)

  29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Ses- ungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan meny- empitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba- hamba-Nya.

  ْ , ِتاَقِبوُم لا َعْب َّسلا اوُبِنَتْجا : َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ ّٰ ا ل َص ِ ّٰ ا َلوُسَر َّنَأ .َةَرْيَرُه ِبَأ ْنَع

  ّٰ ا َمَّرَح ِت َّلا ِسْفَّلا ُلْتَقَو .ُّحّشلاَو .ِ ّٰ اِب ُكْ ِّشلا : َلاَق .َ ِه اَم .ِ ّٰ ا َلوُسَر اَي : َليِق

  ِتاَن َصْحُم لا ُفْذَقَو . ِفْحَّزلا َمْوَي ِلَوَّلاَو .ِميِتَ لا ِلاَم ُلْك أَو .اَبِّرلا ُلْكَأَو . ِّقَْلاِب ِإ

  ْ

  ّ

  ْ

  َ

  ْ ْ ( ئاسنلا هاور) . ِتاَنِمْؤُم لا ِت ِفاَغ لا

  Dari sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata, Rasullullah saw telah bersabda, ‘Jauhillah tujuh kehancuran yang dapat menimpa kalian.’ Lalu (shahabat) bertanya, ‘Apakah itu wahai Rasulullah?’ Lalu beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, kikir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh zina wanita mukminat yang suci. (HR. an-Nasa`i)

  Banyak contoh tentang kehancuran orang-orang yang bakhil. Salah satunya adalah Qarun sebagai raja kebakhilan yang pernah muncul di muka bumi ini. Di mana Allah akhirnya menenggelamkannya beserta pengikut dan hartanya. Kisah detailnya bisa di- baca dalam Al-Qur`an pada surah Al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati sebagai pela- jaran bahwa bakhil dapat membawa kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat bakhil muncul diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak adanya keyakinan tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum kepada diri sendiri serta sebab-sebab lainnya.

  Apapun posisi dan kedudukan kita, janganlah berbuat bakhil, bila kita sebagai suami janganlah bakhil pada istri dan anak-anak tentu dengan tidak mengajari sifat boros ke- pada mereka. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

  ُهُقِفْنُي ٍراَنْيِد ُل َضْفَأ :َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ ّٰ ا َّل َص ِ ّٰ ا ُلْوُسَر َلاَق : َلاَق .ِ ّٰ ا ِدْبَع ْ ِبَأ ْنَعَو ٌراَنْيِدَو .ِ ّٰ ا ِلْيِبَس ْ ِف ِهِتَّباَد َ َ ُلُجَّرلا ُهُقِفْنُي ٌراَنْيِدَو .ِ ِلاَيِع َ َ ُهُقِفْنُي ٌراَنْيِد . ُلُجَّرلا َ

  ( ملسم هاور) .ِ ّٰ ا ِلْيِبَس ْ ِف ِهِباَح ْص أ َ َ ُهُقِفْنُي

  Ak A k i id d a h A Ah h k l la a akk k Ku K r ri ii k k u l llu um u m 2 20 0 1 13 3 18 1 88 8 8 88 8 3 33 3 33 3 33 3

  Dari sahabat Abu Abdillah atau terkadang dipanggil Abu Abdirrahman Tsauban ber- kata, Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang dia infakkan kepada keluarganya dan dinar yang diinfakkan untuk mem- beli kendaraan perang di jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan untuk saudaranya untuk perang di jalan Allah. (HR. Muslim)