Produksi Perusahaan

F. Produksi Perusahaan

1. Jenis Produk dan Sumber Bahan Baku

CV. Kharisma Jaya menghasilkan produk berupa bahan baku rotan olahan dan produk-produk furniture rotan. Jenis-jenis produk furniture yang dihasilkan oleh CV. Kharisma Jaya untuk tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis Produk Furniture yang Dihasilkan.

No Nama produk

Asal

No Nama produk Asal

Penamaan

Penamaan

1 Lido P. D

Italia 2 York P. D

Italia

21 Lymang-lyang

Italia 3 New England

Italia

22 Lyang stool

Italia 4 Fasifik

Italia

23 Purple Fashion

Jerman 5 Fasifik love seat

Italia 24 Lidia

Jerman 6 Sourt Park

Italia

25 Daniel

Jerman 7 Summer A,B

Italia 26 Danal

Jerman 8 Napa

Italia 27 Sheraton

Belgia 9 Kenza

Italia 28 Bistro

Belgia 10 Mina

Italia

29 Tetro

Belgia 11 Asia

Italia

30 Tetro Arm

Belgia 12 Lipari

Italia

31 Shara Arm

Belgia 13 Elba

Italia

32 Shara

Belgia 14 Golf

Italia

33 Shararidan

Belgia 15 Sula

Italia

34 Danny

Belgia 16 Jawa

Italia

35 Arabesk

Belgia 17 Bali

Italia

36 Word Cup

Belgia 18 Grasia

38 Pensa Cola

Belgia

Belgia 20 Zanzibar

19 RD 67 Italia

39 Madona

- Sumber: CV Kharisma Jaya (2006).

Italia

Jenis produk furniture yang dihasilakan CV. Kharisma Jaya sesuai dengan tingkatan kualitasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nama dan Asal Penamaan Furniture Kualitas Tinggi.

No Nama

Asal Penamaan No

Nama

Asal Penamaan

1 Lido P

2 York P

3 New England

5 Fasifik Italia

14 Golf

Italia

6 Sourt Park

7 Summer A Italia

Sumber: Data Perusahaan (2006).

Pada Tabel 6 dapat diketahui terdapat 18 model untuk furniture kualitas tinggi dan asal penamaannya semua berasal dari negara pembeli (buyer) yaitu Italia. Hal ini disebabkan pada umumnya konsumen Italia lebih menyukai furniture dengan kualitas tinggi. Kedelapan belas model ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi sehingga menghasilkan produk yang menarik, elegan dan memiliki nilai prestise yang tinggi. CV. Kharisma Jaya mempunyai agen atau Pada Tabel 6 dapat diketahui terdapat 18 model untuk furniture kualitas tinggi dan asal penamaannya semua berasal dari negara pembeli (buyer) yaitu Italia. Hal ini disebabkan pada umumnya konsumen Italia lebih menyukai furniture dengan kualitas tinggi. Kedelapan belas model ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi sehingga menghasilkan produk yang menarik, elegan dan memiliki nilai prestise yang tinggi. CV. Kharisma Jaya mempunyai agen atau

Tabel 7. Nama dan Asal Penamaan Furniture Kualitas Menenggah

Asal

No Nama No Nama Asal Penamaan

Penamaan

1 Lido D

Italia

10 Purpe F

Italia

2 York D Italia

11 Lidia

Jerman

3 New England

4 Fasifik Italia

13 Danal

Jerman

5 Summer B Italia

15 Tetro Arm

16 Shara Belgia

8 Lyamng-Lyang

Italia

17 Pensa C Belgia

Sumber: Data Perusahaan (2006).

Dari Tabel 7 tersebut dapat dilihat 18 model kualitas menengah yang penamaannya berasal dari tiga negara berbeda. Untuk tahun 2006 pesanan produk untuk kualitas menengah lebih banyak berasal dari Italia atau sebanyak 55.56 persen. Tabel 8. Nama dan Asal Penamaan Furniture Kualitas Rendah.

No Nama Asal Penamaan

1 Tetro Belgia

2 Shara Belgia

3 Sharidan Belgia

4 Dany Belgia

5 Arabesk Belgia

6 World Cup Belgia

7 Philipine Belgia

8 Bistro Belgia

Sumber: Data Peruahaan (2006).

Pada Tabel 8 dijelaskan bahwa CV. Kharisma Jaya hanya mempunyai 8 model furniture untuk kualitas rendah. Hal ini disebabkan pembeli CV. Kharisma Jaya sebagian besar menyukai furniture dengan kualitas yang tinggi dan menengah. Pembeli pada kualitas rendah pada tahun 2006 adalah seluruhnya berasal dari perusahaan Belgia.

2. Bahan Baku dan Bahan Penunjang

Bahan baku adalah faktor terpenting dalam proses produksi. Bahan baku yang dipergunakan pada perusahaan CV. Kharisma Jaya ialah rotan. Rotan ini memiliki kelas-kelas tersendiri dan diproses menurut permintaan. Pada dasarnya rotan diproduksi atau diolah tergantung pemesan atau ordernya dari segi ukuran yang akan diproses.

Rotan merupakan bahan baku yang tahan lama dikarenakan rotan memiliki kadar air yang rendah dan apabila penyimpanan selama digudang rotan ditempatkan pada tempat yang kering maka rotan tersebut dapat tahan bulanan atau tahunan. Oleh karena itu, rotan penyimpananya harus ditempat yang kering dan tertutup.

Adapun buyer meminta bahan untuk anyaman selain rotan seperti: eceng gondok, serat daun pisang. Bahan-bahan tersebut tidak tersedia digudang bahan baku, bahan tersebut langsung dipesan kepada suplier dan diolah karena bahan tersebut relatif mudah rusak disebabkan tanaman tersebut memiliki kadar air yang tinggi.

3. Proses Produksi

a. Mesin Produksi

Pada proses produksi di CV. Kharisma Jaya berjalan secara kontinu, dimana terdapat keterkaitan antar proses satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain proses berjalan berturut-turut saling berpengaruh satu sama lainnya.

Adapun mesin yang digunakan pada proses produksi ialah:

1. Penggunaan Mesin pada Bahan Baku Mesin yang digunakan pada bahan baku ialah mesin pemotong. Mesin pemotong ini memiliki berbagai jenis ukuran, mesin ini sangat penting dikarenakan potongan yang dihasilkan untuk ketahap lebih lanjutnya. Potongan yang dihasilkan sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh buyer melalui manager produksi. Mesin ini dekat dengan gudang bahan baku, agar memudahkan pemindahan bahannya ke alat pemotong tersebut.

2. Penggunaan Mesin pada saat Pengecetan Mesin yang digunakan ialah motor diesel atau motor lisrtik sebagai penggerak blower. Mesin ini manfaatnya untuk mengarahkan udara cat pada saat pengecetan dilakukan. Mesin ini bekerja untuk menarik udara cat tersebut agar tidak mengenai sipengecat rotan dan fungsi lainya ialah untuk memecah udara cat ke udara bebas dengan maksud lain ialah agar tidak terjadi pencemaran udara.

Adapun dengan peralatan industri yang digunakan seperti palu, paku, cat, cutter, isolatip, dan peralatan yang lainnya disediakan selalu oleh perusahaan untuk menunjang proses produksi dari awal proses sampai menjadi sebuah produk dan dikemas. Peralatan- peralatan ini mudah didapat dan diperoleh oleh perusahaan.

b. Peralatan Produksi

Proses pengerjaan produk pada umumnya masih menggunakan permesinan padat karya, dapat dilihat pada Gambar 5. Adapun urutan proses pengerjaan produk adalah:

1. Pengukuran (meteran) Suatu proses awal dalam pembuatan produk, di mana bahan baku diukur dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dengan bentuk yang akan dibuat.

2. Pemotongan (mesin gergaji) Proses pemotongan terhadap bahan yang diukur.

3. Pemanasan (steam) Proses perlakuan panas terhadap bahan. Proses ini dilakukan selama kurang lebih dari 15 menit di dalam steam dengan sumber panas uap air yang dipanaskan. Proses ini bertujuan agar bahan menjadi lentur dan mudah dibentuk (ditekuk, dibengkokkan, dll).

4. Pembentukan (mall steam) Proses pembentukan bahan dengan mempergunakan suatu jig menjadi bentuk yang diinginkan (ditekuk, dibengkokkan, dll).

5. Potong bentuk (Pahat bentuk) Proses bentuk pada ujung badan yang bertujuan agar bahan mudah disambungkan pada proses perakitan.

6. Perakitan (obeng listrik) Proses penyambungan komponen-komponen yang telah melalui proses sebelumnya menjadi suatu bentuk rangka.

7. Pemeriksaan (meja periksa 1) Proses pemeriksaan tahap awal terhadap rangka yang telah dirakit yang bertujuan untuk melihat proses pengerjaan awal dengan kriteria pemeriksaan meliputi ukuran rangka dan bentuk rangka.

8. Penghalusan 1 (ampelas) Proses penghalusan rangka yang bertujuan untuk menghilangkan sifat kasar dan serat pada bahan.

9. Pendempulan (sendok dempul) Proses pembentukan dempul pada bahan yang bertujuan untuk penutupan sambungan rangka agar tidak terlihat sambungannya dan menutupi lubang-lubang yang ada pada bahan.

10. Pengeringan (manual) Proses pengeringan melalui panas matahari yang bertujuan agar dempul benar-benar dapat menutup sambungan dan lubang-lubang pada rangka secara merata.

11. Penghalusan 2 (ampelas) Proses penghalusan ulang yang bertujuan untuk menghaluskan rangka sehingga celah pada sambungan dan lubang-lubang yang ada tidak terlihat.

12. Pengikatan (gegep) Proses pengikatan pada setiap sambungan rangka yang betujuan untuk lebih memperkuat sambungan pada rangka. Pengikatan ini menggunakan rotan pipih atau kulit dengan lebar 1 cm.

13. Pengecatan dasar (kompresor 1) Proses pengecatan dasar pada rangka yang bertujuan untuk memperkuat bahan pada rangka dan memudahkan pemberian warna pada proses selanjutnya.

14. Pengeringan 2 (manual) Proses pengeringan melalui panas matahari yang bertujuan agar cat dasar dapat meresap secara merata pada rangka.

15. Penghalusan 3 (ampelas) Proses penghalusan pada rangka yang bertujuan agar memperhalus rangka.

16. Sending (kompresor II) Proses pemberian warna dengan menggunakan bahan melamin pada rangka sesuai dengan yang diinginkan.

17. Pengeringan (manual) Proses pengeringan rangka setelah mengalami proses pewarnaan (melamin).

18. Penganyaman (manual) Proses penganyaman untuk menghasilkan suatu bentuk sandaran kursi dengan menggunakan rotan pipih.

19. Finishing (kompresor III) Proses pengecatan akhir dengan menggunakan bahan pernis dengan tujuan untuk mengkilapkan produk.

20. Pemasangan jok (manual) Proses pemasangan jok (alas duduk).

21. Pemeriksaan akhir (meja periksa II) Proses pemeriksaan tahap akhir pada produk dengan spesifikasi pemeriksaan meliputi kerapian dan ukuran.

22. Pengepakan Proses pembungkusan terhadap produk yang telah jadi dengan menggunakan silver paper, untuk kemudian dimasukan ke dalam kardus sesuai dengan ukurannya.

Gambar 5. Proses Pengerjaan Produk

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25