Sistem Baru Penetapan Jalur
C. Sistem Baru Penetapan Jalur
Sebagai bentuk penerapan teknik-reknik manajemen risiko dalam sistem dan prosedur pelayanan impor, penetapan jalur pemeriksaan barang impor tertentu
akan diterapkan berdasarkan analisis terhadap risiko yang
Importir
High Risk Pemeriksaan Fisik 100% Pemeriksaan Fisik 100%
melekat padanya. Berbagai
indikator risiko yang melekat pada satu importasi akan
Medium Risk
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik 30% 30%
Low Risk
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik Fisik 10% 10%
dianalisis berdasarkan profil dan
informasi yang dimiliki oleh
Prioritas Importir Jalur Very Low Risk/
Negara Asal dan atau
Komoditi
Fisik Fisik Pemeriksaan Pemeriksaan
di Lokasi Importir di Lokasi Importir
DJBC sehingga diperoleh tingkat
Low Risk
High Risk
Yang Ditetapkan Komoditi dan atau NA Pemerintah
risiko tertentu yang menentukan jalur pemeriksaan yang harus dilaluinya.
Prinsip-prinsip tersebut telah dituangkan dalam Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor. Secara sistematis, penetapan jalur pelayanan ditentukan oleh profil importir dan profil komoditi/ barang yang diimpornya. Profil importir merupakan hasil dari Registrasi Importir dan hasil penilaian atas kegiatan importir (Past Record), sedangkan profil komoditi merupakan pengelompokan barang impor berdasarkan kriteria komoditinya antara lain komoditi yang diatur tataniaganya dan kategorisasi tingkat resiko komoditi tersebut (high risk dan low risk).
Dalam implementasinya, saat ini penetapan jalur dilakukan secara proprosional dimana semua importir akan diperlakukan sesuai dengan tingkat kepatuhannya terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku. Parameter kedua dalam penetapan jalur pemeriksaan adalah faktor risiko yang melekat pada komoditi yang diimpor. Sebagaimana terlihat dalam ilustrasi di atas, jalur pemeriksaan terhadap impor akan ditetapkan sebagai berikut:
1. Jalur Prioritas Jalur Prioritas adalah fasilitas yang diberikan kepada importir yang
mempunyai reputasi sangat baik dan memenuhi syarat tertentu yang ditetapkan. Fasilitas ini melekat pada importir sehingga terhadap semua impor yang dilakukannya tidak dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen dalam proses clearance-nya.
Berkaitan dengan penerapan manajemen risiko, Jalur Prioritas merupakan salah satu bentuk kebijakan yang diberikan kepada importir yang dianggap mempunyai kepatuhan yang sangat tinggi terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku, sehingga kecil kemungkinannya (risiko) untuk melakukan manipulasi, terutama terhadap jumlah dan jenis barang yang diimpor. Dengan pengertian ini, maka pengawasan terhadap importir yang mendapat fasilitas Jalur Prioritas akan diutamakan melalui kegiatan audit. Namun demikian, pemeriksaan fisik terhadap barang impor akan tetap dilaksanakan secara random sampling sebagai sarana pemantauan risiko.
2. Jalur Hijau Jalur hijau diberikan kepada :
a. barang impor yang diimpor oleh importir yang dinilai berisiko rendah
b. barang impor yang diimpor oleh importir yang dinilai berisiko sedang dan mengimpor komoditi yang berisiko rendah. Jika terhadap satu importasi ditetapkan mendapat Jalur Hijau, maka terhadapnya tidak dikenakan pemeriksaaan fisik barang, tetapi tetap dilakukan penelitian dokumen yang dilakukan setelah penetapan jalur pemeriksaan.
3. Jalur Merah Jalur Merah adalah jalur pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen. Penelitian
dokumen dilakukan setelah hasil pemeriksaan fisik barang dilaporkan dan pengeluaran barang baru dapat dilakukan setelah semua kewajiban kepabeanan dipenuhi oleh importir.
Jalur Merah diberikan kepada :
a. Importir berisiko rendah, yang mengimpor komoditi yang oleh pemerintah
ditetapkan harus diperiksa fisik, dengan tingkat pemeriksaan 10 %
b. Importir berisiko rendah, yang mengimpor komoditi berisiko rendah, tetapi terkena pemilihan secara acak untuk diperiksa, dengan tingkat pemeriksaan 10 %
c. Importir berisiko sedang, yang mengimpor komoditi berisiko tinggi atau
komoditi yang oleh pemerintah ditetapkan harus diperiksa fisik, dengan tingkat pemeriksaan 30 % komoditi yang oleh pemerintah ditetapkan harus diperiksa fisik, dengan tingkat pemeriksaan 30 %
e. Importir berisiko tinggi, apapun komoditi yang diimpornya, dengan tingkat pemeriksaan 100 %
Sistem penetapan jalur di atas akan terus dikembangkan dan disempurnakan sehingga implementasi manajemen risiko dalam proses pelayanan dan pengawasan yang dilakukan DJBC semakin
Sistem Sistem Baru Baru Penetapan Penetapan Jalur Jalur
memenuhi standar
Penetapan Penetapan kepabeanan internasional. Jalur Jalur
Low Risk Importer Low Risk Importer
Registrasi Importir Registrasi Importir
Medium Risk Importer Medium Risk Importer
Importir
Untuk itu, dalam jangka
High Risk
Pemeriksaan Fisik 100% Pemeriksaan Fisik 100%
High Risk Importer High Risk Importer
30% panjang DJBC telah 30%
DATA BASE DATA BASE
Medium Risk
Pemeriksaan Fi sik Pemeriksaan Fisik
INTELIJEN INTELIJEN
Low Risk Low Risk
merencanakan untuk
Low Risk
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik Fisik 10% 10%
High Risk High Risk
Very Low Risk/ Importir Jalur
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
di Lokasi di Lokasi Fisik
Komoditi
dan atau Negara Asal
Pemerintah Yang Ditetapkan mengembangkan suatu Komoditi dan atau NA Pemerintah Pemerintah
Komoditi Komoditi
Prioritas
D D itetapkan itetapkan
Low Risk High Risk
Berasal Berasal dari dari Negara Negara Tertentu Tertentu
database intelijen yang terintegrasi dengan proses pelayanan kepabeanan dan cukai. Dengan adanya database ini maka penerapan manajemen risiko dalam seluruh rangkaian proses pelayanan dan pengawasan dapat dilakukan dengan lebih baik.