Hasil Belajar
2.1.4 Hasil Belajar
2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2011: 44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang bentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input- proses hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Selanjutnya, hasil belajar menurut Rifa’i dan Anni (2009: 85) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta didik selama berlang- Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta didik selama berlang-
Menurut Sugandi (2007: 63) hasil belajar merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus digali, dipahami, dikerjakan siswa?”. Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Perbedaan tentang kompetensi dan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan- patokan kinerja siswa yang dapat diukur. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kunandar (2014: 62) mengartikan hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Belajar diperoleh Kunandar (2014: 62) mengartikan hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Belajar diperoleh
a. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual, yang mencakup kategori: pengetahuan (knowledge); pemahaman (comprehension); penerapan (application); analisis (analysis),
penilaian (evaluation), dan mencipta (create).
b. Ranah afektif, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai, yang mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan (responding),
penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
c. Ranah psikomotor, berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf, yang mencakup kategori: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided
response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation) dan kreativitas (orginality).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan atau kemampuan yang dimiliki siswa berupa pengetahuan dan keterampilan setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang terjadi tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur berupa penguasaan konsep yang dideskripsikan dalam tujuan pembelajaran. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Menurut Slameto (2013: 54), faktor- faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain sebagai berikut:
1) Faktor jasmani, yaitu meliputi:
a) Faktor kesehatan, berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat.
b) Cacat tubuh, yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
2) Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
a) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri atas tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menge- nang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan tereali- sasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan berlatih. Bakat sangat
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
e) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f) Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, yakni alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
g) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah:
1) Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
dalam masyarakat, media masa yang juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
2.1.4.3 Indikator Hasil Belajar
Sugandi (2007: 63) mengatakan bahwa indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai keterampilan hasil belajar. Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan atau sikap yang sudah dikembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan. Menurut Djamarah (2012: 120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. Indikator utama hasil belajar siswa sebagai berikut:
a. Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan kriteria ketuntasan belajar minimal
(KKM).
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.