METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah yuridis sosiologis dengan berdasarkan kenyataan sebenarnya yang ada di lapangan dan menitikberatkan pada hukum sebagai kenyataannya (law in action), yaitu merupakan ilmu sosial yang non doktrinal dan bersifat empiris, Metode ini berbeda dengan metode penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum yang hanya meneliti bahan pustaka sehingga disebut juga penelitian hukum

kepustakaan. 28 Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dalam bukunya Moleong bahwa metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi

perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan, 29 sedangkan yang dimaksud Yuridis sosiologis adalah pendekatan yang mengkonstruksikan hukum

sebagai refleksi kehidupan masyarakat itu sendiri yang menekankan pada pencarian-pencarian, keajegan-keajegan empirik dengan konsekuensi selain

28 Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2009. Halaman 13-14.

29 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosada Karya, Bandung, 1991, hlm 4.

mengacu pada hukum tertulis juga melakukan observasi terhadap tingkah laku yang benar-benar terjadi. 30

Pada penelitian ini perhatian terfokus pada aktivitas, perilaku dan penilaian Anggota Kepolisian dalam menjalankan peranannya terhadap penanggulangan tindak pidana pencemaran nama baik dan dalam menjalankan peranannya terkait wewenangnya dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan yang telah secara tegas diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yuridis sosiologis ini adalah Pendekatan Konsepsional. Pendekatan konsepsional adalah pendekatan yang menggunakan pandangan dan doktrin dari ilmu hukum dalam mengkonsepsikan

permasalahan hukum yang tidak diatur dalam peraturan hukum yang ada.. 31

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menguraikan secara deskriptif terhadap permasalahan yang dihadapi dengan setiap apa yang dinyatakan oleh informan baik secara tertulis maupun secara lisan ,juga perilakunya yang nyata ,akan diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin dengan manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya serta hanya menjelaskan keadaan objek masalahnya

tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku umum. 32

30 Soemitro Hanitijio , Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimerri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 4.

31 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Normatif,(Jakarta: Kencana, 2005), hal 93. 32 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1986, hal. 9.

Dalam penelitian ini penulis menggambarkan peranan Anggota Kepolisian Wilayah Resor Banyumas terhadap penegakan hukum tindak pidana pencemaran nama baik dalam proses penyelidikan dan penyidikan di Banyumas serta faktor apa saja yang menjadi hambatan dan menunjang penegakan hukum tindak pidana pencemaran nama baik, terkait wewenangnya yang secara tegas diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan.

C. Lokasi Penelitian

Dalam menentukan lokasi penelitian, cara terbaik dalam penentuan lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari serta mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian. Keterbatasan geografis, dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi penelitian. 33

Penelitian dilakukan di Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, Perpustakaan Pusat Universitas Jenderal Soedirman, dan POLRES Banyumas.

Penulis memilih untuk melakukan penelitian di wilayah hukum Polres Banyumas, dikarenakan:

a. Pencemaran nama baik di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Banyumas sangat mengkhawatirkan. Pencemaran nama baik tersebut dilakukan secara langsung maupun tak langsung baik melalui media

33 Lexy J. Moleong, op. cit. Hal. 128.

elektronik, cetak bahkan secara lisan. Dikhawatirkan apabila penegakan hukum tindak pidana pencemaran nama baik tidak dilakukan secara tegas maka akan menimbulkan turunnya moralitas masyarakat dalam hal menghormati dan atau menghargai kehormatan atau nama baik orang lain.

b. Di Wilayah Banyumas memiliki tingkat pluralitas yang tinggi, yang mana kepadatan penduduk di wilayah Banyumas tidak hanya dari masyarakat Banyumas saja melainkan masyarakat pendatang yang datang untuk melangsungkan hidupnya di Wilayah Banyumas. Maka dari itu faktor kepadatan penduduk di Wilayah Banyumas yang memicu terjadinya persaingan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Banyumas dan berdampak terjadinya pelanggaran hukum khususnya tindak pidana pencemaran nama baik.

c. Pertimbangan lain yaitu efisiensi biaya dan waktu dikarenakan peneliti bertempat tinggal di Banyumas. Hal ini terkait dengan objek penelitian yang dikaji oleh peneliti.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan latar belakang penelitian. Jadi informan penelitian harus benar-benar mengetahui kondisi dan situasi di lapangan dalam memberikan informasi kepada peneliti secara sukarela. Dalam penelitian ini informannya adalah Anggota Kepolisian Resor Banyumas tetapi tidak semua informan

dijadikan subjek penelitian, tetapi hanya sebagian informan saja yang dijadikan subjek penelitian, yaitu Kepala Kepolisian Resor Banyumas atau orang yang berkapasitas sebagai penaggung jawab dari kinerja Anggota Kepolisian Resor Banyumas dan Anggota Kepolisian Resor Banyumas yang melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana pencemaran baik di Wilayah Banyumas. Hal tersebut didasarkan bahwa Kepala Kepolisian Resor Banyumas atau orang yang berkapasitas sebagai penanggung jawab dari kinerja Kepolisian Resor Banyumas dalam menjalankan peranannya terhadap penegakan hukum tindak pidana pencemaran nama baik di wilayah Banyumas, serta memahami faktor-faktor yang menjadi penghambat dan penunjang penegakan hukum tindak pidana pencemaran nama baik melalui jaringan internet.

E. Metode Penentuan Informan

Dalam penentuan informan, konsep informan berkaitan dengan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan

informasi terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada. 34

Informan diambil dengan cara purposive sampling atau criterian based selection , yang diikuti oleh Snowbell Sampling. 35 Melalui purpose sampling dengan criterian based selection maka peneliti cenderung memilih narasumber yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui secara mendalam, sedangkan snowbell sampling digunakan untuk

34 Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitataif, Dasar-dasar dan Aplikasi, YA3, Malang, hal. 56.

35 H.B. Sutopo, Suatu Pengantar Kualitatif, Dasar Teori dan Praktek, Pusat Penelitian UNS, Surakarta, 1998, hlm. 22.

mencari informan atau sampel yang berkelanjutan yang baru berhenti apabila sudah tidak menemukan informasi. Snowbell sampling hanya mungkin diterapkan

terhadap populasi yang jumlahnya tidak lebih dari 100 orang. 36 Berdasarkan fokus kajian yang dilaksanakan dalam penelitian ini, maka informan yang dikaji adalah:

1. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyumas

2. Pelaku Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik

3. Korban Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik

4. Masyarakat lokal Informan penelitian sebagaimana tersebut diatas bukan hal yang limitatif, karena akan terus berkembang mengikuti prinsip “bola salju” (snowbell) dan pemilihan informan berakhir setelah terdapat indikasi tidak munculnya variasi atau informan baru yang terkait dengan penelitian.

F. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer bersumber langsung dari individu Anggota Kepolisian Resor Banyumas dan masyarakat lokal wilayah Banyumas.

b. Data Sekunder Data Sekunder bersumber dari studi kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti atau sesuai dengan objek kajian. Data sekunder yang diperoleh dari proses dokumentasi berupa data tertulis

36 Soerjono Soekanto, Op. Cit. hlm. 197.

bersumber dari dokumen resmi yang ada di Kepolisian Resor Banyumas. Berupa artikel artikel ilmiah, jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian serta hasil-hasil pertemuan ilmiah atau lokakarya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti atau yang sesuai dengan objek kajian.

c. Data Tertier Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus dan sebagainya.

G. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Data Primer, pengumpulan data primer menggunakan cara:  Interview (wawancara) Penulis mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara

terhadap informan. Wawancara, menurut Fred N Kerlinger 37 adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka, yakni pewancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada responden. Teknik wawancara yang dipilih adalah dalam bentuk, “wawancara terstruktur” dan “wawancara tak terstruktur”. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana

37 Amirudin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Perada, Jakarta, 2004, hlm.106.

peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya. 38  Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh data non verbal yang digunakan untuk melengkapi hasil wawancara atau data lain yang tidak terjangkau oleh wawancara. Observasi tak berperan atau keterlibatan pasif dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti ketika peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh para aktor pelaku yang diamati dan juga tak memerlukan suatu bentuk interaksi sosial dengan pelaku yang diamati, jadi peneliti hanya mengamati saja.

b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan melakukan studi dokumen, berupa mempelajari buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, serta dokumen- dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti atau sesuai dengan objek kajian. Data yang diperoleh dari wawancara, observasi atau pengamatan secara pasif dan tidak terlibat akan menjadi data

38 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Rekasarasin, Yogyakarta, 1996, hlm.72.

primer penelitian, sedangkan studi literatur atau dokumen akan bermanfaat membangun kerangka berfikir dari pembahasan penelitian ini.

H. Metode Pengolahan Data

Di dalam penelitian ini,data yang akan digunakan oleh peneliti diolah menggunakan reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi yang muncul dari catatan tertulis dilapangan, oleh karenanya reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan sedemikian rupa. Pada tahap reduksi data, data yang dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. 39

Display data merupakan cara analisis data lapangan dengan membuat berbagai macam matriks, grafik, network, dan chart, agar dapat diperoleh gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Pada langkah ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga dapat menjadi informasi yang disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Kemudian tahap berikutnya adalah tahap penarikan kesimpulan yang merupakan konklusi akhir

dari tahapan analisis. 40 Tahap pengolahan data kemudian memasuki tahap kategorisasi data.

Kategorisasi data adalah upaya memilah-milah setiap satuan kedalam bagian-

39 Soegiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta, Bandung, hlm.92. 40 Ibid, hlm.99.

bagian yang memiliki kesamaan. 41 Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, instuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Yaitu dengan mengelompokan kartu-kartu yang telah dibuat kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, kemudian merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan akhirnya digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, serta menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain mengikuti prinsip taat asas.

 Terhadap data primer, peneliti akan melakukan penelitian lapangan (field research). Yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengadakan pengamatan langsung dan melakukan wawancara pemberian kuisoner dengan para informan .

 Terhadap data sekunder , akan dilakukan dengan metode studi kepustakaan (library reseach) penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan, membaca,internet browsing dan menelusuri sejumlah buku-buku, dokumen, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah dan litelatur-litelatur lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti dan kemudian diidentifikasi dan dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh.

41 Lexy J. Moleong, Op.Cit, hlm.288.

I. Keabsahan Data

Dalam menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Penelitian ini penulis memfokuskan pada kriteria kepercayaan. Pengujian data atau uji kepercayaan data dilakukan dengan cara Triangulasi Sumber, maka ada baiknya kita melihat dahulu pengertian triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dilakukan apabila terdapat data bertentangan, tidak sejalan atau berbeda mengenai hal yang sama atau lebih sumber data serta pengecekan terhadap data yang tidak jelas sehingga dapat diperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannnya. Denzin membedakan empat macam Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan:

42  Sumber

 Metode  Penyidik  Teori

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganilisis data. Ide dasarnya adalah fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret

42 Loc. Cit. hlm.330.

fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bisa yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.

J. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. (Alimul Hidayat, 2007). 43 Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan varaibel yang sama. Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Definisi Operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

43 http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-dan-definisi-operasional- variable2.pdf di akses 17 April 2014. 14.00 WIB.

K. Metode Penyajian Data

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis. Sistematis disini maksudnya adalah keseluruhan data primer yang diperoleh dihubungkan dengan data sekunder yang didapat serta dihubungkan data lainnya dengan pokok permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Selain menggunakan teks naratif penyajian juga menggunakan matriks data, matriks yang digunakan adalah matriks pengaruh eksploratif dan matriks tata peran. Matriks pengaruh eksploratif digunakan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang cenderung menghambat peranan Kepolisian dalam upaya menanggulangi pencemaran nama baik. Matriks tata peran menyajikan data dari data-data yang telah dikumpulkan mengenai pandangan-pandangan populasi. 44 Matriks ini

menekankan Peranan Kepolisian Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Melalui Jaringan Internet.

L. Metode Pengujian Data

Uji validitas data ini penting dilakukan karena dengan ini data yang di peroleh akan diyakini kebenarannya dan hasil penelitian ini benar – benar dapat di pertanggungjawabkan dari segala segi .validitas data dalam pengertiannya seperti di ungkapkan Moleong adalah kegiatan untuk mengukur derajat kepercayaan data yang telah diperoleh melalui beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian

44 Mathew B Miles & Michael hubernas, Analisis Data Kualitatif, PT UI Press, Jakarta, 1992, hlm, 19-20.

45 ,dan tentunya pengukuran ini menggunakan ( instrumen ) alat ukur yang cocok agar data yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian dapat

dikumpulkan secara tepat, adapun dalam penelitian ini alat/instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama ,karena disini peneliti yang memahami secara mendalam tentang obyek yang akan dikaji dan di teliti ,dan selama di lokasi penelitian ,peneliti akan dibantu dengan alat pedoman wawancara yang didukung dengan sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal – hal penting yang menunjang kelancaran penelitian, kemudian dalam menguji keabsahan data terhadap data yang telah dikumpulkan melalui angket/ kuisoner dan wawancara akan dianalisis dengan berpedoman pada model analisis mengalir yaitu terdiri dari reduksi data,penyajian data ,dan penarikan kesimpulan ,dalam model analisis ini ketiga alur tersebut akan saling berkaitan sebelum dan pada waktu sesudah pengumpulan data..

M. Metode Analisis

Bahan hukum yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara memahami dan merangkai bahan hukum yang telah dikumpulkan dan disusun secara sistematis dan diuraikan dengan secara bermutu dalam kalimat yang teratur, runtut, dan logis, kemudian ditarik kesimpulan. Penulis menggunakan metode pengolahan data berupa analisis konten dan analisis komparatif.

45 Moleong,Lexy , Loc..cit .

Analisis konten merupakan bagian dari modus analisis semiotik. Analisis konten adalah teknik penelitian yang digunakan untuk referensi yang replikabel dan valid dari data pada konteksnya. Analisis kontem dilakukan dengan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi atau data yang telah diperoleh. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswel yang mempelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis kemudian diberi interprestasi. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk data yang tersedia. Peneliti mencari bentuk dan struktur serta pola

yang beraturan dalam teks dan membuat kesimpulan yang ditemukan. 46 Analisis komparatif merupakan suatu analisis yang menggunakan logika perbandingan.

Komparasi yang dibuat adalah komparasi fakta-fakta replikatif. 47

46 Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm 279. 47 Mathew B Miles & Michael hubernas, Op.Cit,. hlm.88.