Prestasi Dalam Pembinaan Olahraga

6. Prestasi Dalam Pembinaan Olahraga

Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dan dambaan bagi setiap orang baik itu atlet sendiri, pelatih, masyarakat maupun pemerintah. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dukungan masyarakat maupun pemerintah dan masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhinya.

Prestasi merupakan hasil dari usaha seseorang atau atlet yang mendekati atau mencapai batas kemampuannya. Untuk mengetahui apakah prestasi yang Prestasi merupakan hasil dari usaha seseorang atau atlet yang mendekati atau mencapai batas kemampuannya. Untuk mengetahui apakah prestasi yang

a. Kualitas atlet

Atlet merupakan faktor yang utama dalam usaha pencapai prestasi dalam cabang olahraga, karena atlet merupakan pelaku utama dalam pencapaian prestasi. Atlet yang berkualitas merupakan modal dasar dalam mencapai prestasi maksimal. Seperti dikemukakan Harsono dalam A Hamidsyah Noer (1990 : 3-4) bahwa untuk prestasi maksimal suatu cabang olahraga diperlukan atlet yang sesuai betul dengan pilihannya:

1). Beberapa cabang olahraga memerlukan bentuk tubuh atau proporsal tubuh yang selaras dengan cabang olahraga pilihannya (typologi fisik untuk pemain basket, pelari, marathon, gulat dan sebagainya).

2). Kemampuan fisik, kekuatan kecepatan, kelincahan, ketahanan, keseimbangan (koordinasi), reaksi, daya tahan, stamina maupun mentalnya.

3). Kesehatan fisik maupun mentalnya. 4). Kemampuan atau penguasaan teknik dasar sampai teknik tinggi dan

teknik secara individu, group maupun tim. 5). Memiliki aspek kejiwaan yang baik, berkepribadian baik, disiplin, tekun di samping daya pikir yang baik. 6). Akhirnya yang dituntut atlet guna prestasi maksimal adalah kematangan juara.

Dari pengertian diatas bahwa faktor atlet sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. Atlet yang berkualitas, memenuhi beberapa persyaratan sesuai dengan cabang olahraga dipelajarinya seperti bentuk tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dipilihnya, kondisi fisik yang prima, penguasaan teknik yang matang, berkepribadian yang baik dan memiliki kematangan juara merupakan tuntutan yang harus dimiliki setiap atlet, sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai.

Peran serta dari berbagai unsur merupakan proses dalam pembinaan olahraga. Peran serta dari beberapa unsur dalam pembinaan olahraga tesebut tidak dapat dipisah-pisahkan, mulai dari organisasi, prasarana dan sarana, dana bahkan orang-orang yang terlibat di dalamnya baik atlet maupaun pelatih. Pelatih merupakan salah satu unsur yang akan menentukan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas atletnya. Tidak bisa disangkal bahwa tanggungjawab seorang pelatih memikul tugas rangkap yang sifatnya cukup kompleks. Pelatih tidak hanya mengajar ketrampilan teknik saja, tetapi juga berperan sebagai orang tua, teman, guru maupun penasehat. Sebagai orang tua atau teman, pelatih merupakan tempat mencurahkan isi hati para atlet, sebagai guru pelatih harus dapat mendidik dan disegani sebagai penasehat pelatih harus mampu mengatasi atau menangani berbagai masalah baik dari atlet atau yang lainnya.

Peranan pelatih di samping memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga harus dapat menyelami segala permasalahan atlet baik jasmani, mental, emosional maupun masalah sosial. Mengingat tugas dan tanggung jawab yang berat, maka pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga tidak mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam tujuan. Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer (1990: 4-5) mengemukakan bahwa, sebagai seorang coach harus dapat bertindak pula sebagai pendidik, guru atau ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh lainnya misalnya: 1). Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati ataupun

pelindung. 2). Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum apabila

terjadi keteledoran. 3). Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan. 4). Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelatih (coach) masih

dituntut dengan tugas-tugas lain : a). Mengadakan pemanduan (talent scounting) b). Menyusun program latihan c). Evaluasi hasil-hasil perlombaan d). Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan

pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya.

kompleks. Mengingat tugas-tugas yang harus dijalankan sebagai pelatih, maka seorang pelatih harus memiliki syarat-syarat yang dijalankan. Menurut Suharno HP (1978: 5-6) mengemukakan syarat-syarat pelatih adalah sebagai berikut:

1). Kemampuan fisik yang baik. a). Kesehatan yang sempurna artinya pelatih tidak berpenyakit jantung, paru-paru, syaraf, tekanan darah tinggi, sakit dan lain-lain. b). Proporsi fisik yang harmonis sesuai dengan cabang olahraga yang

ditanganinya. c). Kondisi fisik yang baik, dalam arti memiliki unsur tinggi gerak yang

tinggi pula. 2). Menguasai ilmu-ilmu dan memiliki skill yang sesuai dengan cabang olahraganya. 3). Kemampuan psikis yang baik. a). Daya cipta dan kreatifitas yang baik. b). Perasaan yang stabil. c). Memiliki kemampuan yang baik. d). Memiliki daya perhatian dan daya konsentrasi yang tinggi.

4). Berkepribadian yang baik. a). Memiliki rasa tanggung jawab yang besar. b). Disiplin dalam arti waktu dan pelaksanaanya. c). Dedikasi (sikap berkorban yang tinggi). d). Susila, sopan santun dalam tindakan. e). Memiliki rasa sosial. f). Demokrasi, adil, keberanian humor. g). Satu kata dalam perbuatan.

5). Kemampuan menerapkan ilmu, skillnya dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat. Keberhasilan seorang pelatih di dalam melatih tergantung dari mampu dan tidaknya menerapkan ilmu dan skill yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang pelatih harus dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan seperti tersebut di atas, maka hasil dari pembinaan yang dilakukan hasilnya juga kurang baik.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Olahraga.

Untuk mencapai prestasi maksimal dipengaruhi banyak faktor. Faktor- faktor tersebut merupakan komponen yang saling berhubungan dan tidak dapat Untuk mencapai prestasi maksimal dipengaruhi banyak faktor. Faktor- faktor tersebut merupakan komponen yang saling berhubungan dan tidak dapat

a). Potensi atau kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill). b). Fungsi organ-organ tubuh. c). Struktur dan postur tubuh. d). Gizi (sebagai penunjang aspek biologis).

2). Aspek psikologis terdiri dari : a). Intelektual (kecerdasan = IQ) ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat. b). Motivasi.

(1). Dari diri atlet (internal) : perasaan harga diri, perasaan sehat. (2). Dari luar (eksternal) : penghargaan, pujian, hadiah (materi, uang),

kedudukan. c). Kepribadian. (1). Yang menguntungkan dalam pembinaan prestasi. (2). Yang kurang menguntungkan.

d). Koordinasi kerja otot dan syaraf. (1). Kecepatan reaksi motorik (2). Kecepatan reaksi karena rangsang, penglihatan, dan pendengaran.

3). Aspek lingkungan terdiri dari : a). Sosial kehidupan, sosial ekonomi, interaksi antara pelatih dan atlet dan sesama anggota tim. b). Prasarana dan sarana yang tersedia dan mudah. c). Cuaca iklim sekitar. d). Organisasi yang tertib.

Menurut Sudjarwo (1993: 10) faktor yang menentukan pencapaian prestasi maksimal dipengaruhi faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam maupun dari luar tersebut dapat di rinci sebagai berikut:

1. Faktor Indogen a). Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang yang dipilihnya. b). Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan

kondisi dan sebagainya. c). Kesehatan fisik maupun mental. d). Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik. e). Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, daya

fikir dan kesungguhan. f). Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan ketrampilan menuju kematangan juara.

2. Faktor Eksogen a). Kerjasama antar coach, asisten pelatih, atlet, dan semua orang yang

terlibat dalam kepelatihan. b). Kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana olahraga yanga tersedia.

d). Lingkungan hidup yang menunjang. e). Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijadikan pedoman baik bagi pelatih maupun pembina olahraga, bahwa prestasi tersebut dapat dicapai melalui banyak faktor. Dengan demikian kekurangan-kekurangan di dalam pembinaan yang dilakukan dapat dikurangi atau bahkan dapat dipenuhi dengan baik, maka prestasi maksimal dapat dicapai dengan baik.