METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang makna sumbangan dalam acara pernikahan masa kini ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen, yaitu di Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang. Pengambilan lokasi ini didasarkan pada masih terlaksananya sistem sumbangan dengan lengkap, dimana sumbangan yang diberikan pada pihak yang sedang mengadakan pesta pernikahan di daerah ini masih berbentuk barang (hasil bumi), uang, kado (cindera mata) dan yang lainnya. Di Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen sistem sumbangan juga masih terlaksana dengan baik. Sistem sumbangan di daerah ini masih menjadi adat kebiasaan yang berjalan dengan kuat. Selain itu, lokasi penelitian ini jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat domisili peneliti sehingga dirasa akan lebih mudah dijangkau dan lebih cepat dalam proses pengambilan datanya. Proses ricek data akan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sehingga validitas data bisa dicapai

Penelitian ini dilakukan dalam waktu delapan bulan, mulai dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Juli 2009. Adapun secara lebih terperinci disajikan dalam tabel perincian waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Bulan

No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul ‘08

1. Penyusunan proposal

2. Desain Penelitian

3. Pengumpulan data dan analisis data

4. Penyusunan laporan

Tabel 1: Perincian waktu pelaksanaan penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif, dimana dalam penelitian kualitatif diskriptif akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan diskripsi yang teliti dan penuh nuansa. Dalam hal ini, peneliti akan menangkap berbagai fenomena dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian di lapangan, kemudian direkonstruksi secara tidak bebas nilai. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat lentur dan terbuka, disesuaikan dengan kondisi dan fakta yang ada di lapangan. Maka setiap saat data dapat berubah sesuai dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Berdasarkan lokasi atau tempat dimana penelitian dilakukan, penelitian ini termasuk penelitian kancah (field research). Y. Slamet (2006:9) menjelaskan, ”penelitian kancah (field research) adalah penelitian yang dilakukan disuatu daerah geografis tertentu dimana peneliti terjun ke masyarakat secara langsung melihat apa yang terjadi”. Peneliti berinteraksi dengan informan-informan sampai data-data yang diperlukan betul-betul lengkap dan tepat, serta peneliti benar-benar puas dalam mengambil informasi. Penelitian ini bersifat penelitian dasar (basic research). Sedangkan strategi penelitian yang digunakan yaitu studi kasus. Seperti yang dikemukakan Abdul Azis SR. dalam Burhan Bungin (2003:23) dengan studi kasus akan dapat mengisaratkan beberapa keunggulan sebagai berikut:

1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas.

2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia.

3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Disamping tiga keunggulan di atas, studi kasus dapat memiliki keunggulan spesifik lainnya, seperti yang dikemukakan Black dan Champion dalam Burhan Bungin (2003:23), yakni:

1. Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan.

2. Keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki.

3. Dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial.

4. Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori.

5. Studi kasus bisa sangat murah, tergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. HB. Sutopo (2002:112) menjelaskan, ”suatu penelitian disebut sebagai bentuk studi kasus tunggal bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik”. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subjek). Jumlah sasaran (lokasi studi) tidak menentukan suatu penelitian berupa studi kasus tunggal ataupun ganda, meskipun penelitian dilakukan di beberapa lokasi (beberapa kelompok atau sejumlah pribadi), kalau sasaran studi tersebut memiliki karakteristik yang sama atau seragam maka penelitian tersebut tetap merupakan studi kasus tunggal. Begitu juga dengan penelitian tentang Makna Sumbangan pada Acara Pernikahan Masa Kini ini yang hanya dilakukan pada satu sasaran, yaitu sistem sumbangan di Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Sragen yang memiliki suatu karakteristik. Penelitian ini juga termasuk penelitian terpancang karena peneliti telah memilih dan menentukan masalah-masalah yang menjadi fokus utamannya sebelum memasuki lapangan studinya.

C. Sumber Data

Data yang dikaji dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Ada dua sumber data penting yang akan dijadikan sasaran dalam pencarian informasi dan yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini. Kedua sumber data tersebut ialah: Data yang dikaji dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Ada dua sumber data penting yang akan dijadikan sasaran dalam pencarian informasi dan yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini. Kedua sumber data tersebut ialah:

b. Sumber data dari peristiwa atau aktivitas, yaitu ketika acara pernikahan dan sistem sumbangan ini dilaksanakan.

D. Teknik Cuplikan (Sampling)

Teknik cuplikan (sampling) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik purposive sampling . H.B. Sutopo (2002:56) menjelaskan bahwa dalam teknik purposive sampling peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantab. Berkaitan dengan pemilihan informan yang baik, peneliti dalam hal ini mempertimbangkan analisis Spradley (2007: 68-77) yang telah menganalisis lima persyaratan minimal untuk memilih informan yang baik, yaitu:

1. Enkulturasi penuh (informan yang mengetahui budayanya dengan baik secara alami).

2. Keterlibatan langsung (keterlibatan secara langsung yang dialami oleh calon informan).

3. Suasana budaya yang tidak dikenal oleh peneliti (informan yang bukan daerah seasal dengan peneliti).

4. Waktu yang cukup (memilih informan yang tidak terlalu sibuk dan mudah diteliti).

5. Non-analitis (informan yang tidak menganalisis kebudayaannya sendiri dari perspektif orang luar, tetapi dari masyarakatnya sendiri).

Dalam penelitian ini, peneliti juga memilih informan kunci. Suwardi Endraswara (2006:119) menyebutkan bahwa, ”informan kunci adalah seseorang yang memiliki informasi relatif lengkap terhadap budaya yang diteliti”. Peneliti juga akan mempertimbangkan tentang penentuan siapa yang akan menjadi informan kunci seperti yang dikemukakan Suwardi Endraswara (2006:119) sebagai berikut:

1. Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti;

2. Usia orang yang bersangkutan telah dewasa;

3. Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani;

4. Orang yang bersangkutan bersifat netral, tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk menjelekkan orang lain;

5. Orang yang bersangkutan tokoh masyarakat;

6. Orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas mengenai permasalahan yang diteliti, dan lain-lain.

Informan dalam penelitian ini yaitu Warto (bukan nama sebenarnya) yang merupakan mantan kepala Desa Jati yang telah menjabat selama 22 tahun 8 bulan, Pardi (bukan nama sebenarnya) sekretaris Desa Jati, Yono (bukan nama sebenarnya) salah satu bayan dukuh di Desa Jati, Brama (bukan nama sebenarnya) salah satu pemuda warga Desa Jati yang juga merupakan seorang mahasiswa, Endang serta Ratmi (bukan nama sebenarnya) yang juga warga Desa Jati. Informan-informan ini dirasa sesuai dengan pertimbangan Spradley dan Endraswara di atas dalam menentukan dan memilih informan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi.

a. Wawancara mendalam (in depth interviewing) Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara tidak terstruktur (wawancara mendalam / in-depth interviewing ). Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended” dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh dan mendalam. Seperti yang dikemukakan Suwardi Endraswara (2006:151) tujuan wawancara antara lain adalah,

(a) Untuk menggali pemikiran konstruktif seseorang informan, yang menyangkut peristiwa, organisasi, perasaan, perhatian, dan sebagainya yang terkait dengan aktivitas budaya.

(b) Untuk merekonstruksi pemikiran ulang tentang hal ikhwal yang dialami informan masa lalu atau masa sebelumnya.

(c) Untuk mengungkapkan proyeksi pemikiran informan tentang kemungkinan budaya miliknya dimasa mendatang.

Sesuai dengan fokus dalam penelitian ini, berbagai tujuan tersebut akan diarahkan pada makna sumbangan pada acara pernikahan masa kini.

Dalam melakukan wawancara peneliti juga memperhatikan dan menerapkan beberapa syarat-syarat kode etik penting dalam wawancara yang dikemukakan Payne dalam Suwardi Endraswara (2006:152) sebagai berikut:

1. Peneliti sebaiknya menghindari kata-kata yang mempunyai dua makna atau banyak arti;

2. Peneliti sebaiknya menghindari pertanyaan-pertanyaan panjang, yang sebenarnya mengandung banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan panjang sebaiknya dipecah-pecah kedalam bagian-bagian dan ditanyakan secara bertahap;

3. Peneliti sebaiknya membuat pertanyaan sekongkret mungkin dengan penunjuk waktu dan lokasi yang kongkret;

4. Sebaiknya seorang peneliti mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman kongkret dari si responden (baca: informan);

5. Peneliti sebaiknya menyebut semua alternatif yang dapat diberikan oleh responden (baca: informan) atas partanyaanya, atau sebaliknya jangan menyebut yang alternatif sama sekali;

6. Dalam wawancara mengenai pokok-pokok yang dapat membuat informan atau responden malu, canggung, atau kagok, maka peneliti sebaiknya mempergunakan istilah yang dapat menghaluskan konsep atau membuatnya netral (euphemisme);

7. Dalam wawancara mengenai pokok seperti sub 6, gaya pertanyaan sebaiknya dinetralkan dengan kata-kata yang seolah-olah mengalihkan kesalahanya kepada keadaan informan;

8. Dalam wawancara mengenai pokok seperti tersebut dalam bab 6, seseorang peneliti sebaiknya juga mempergunakan gaya bertanya yang tidak menyangkutkan informan atau responden dengan masalahnya;

9. Dalam wawancara mengenai pook-pokok seperti yang tersebut dalam sub 6 dan 7, maka peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan yang terpaksa dijawab secara positif atau kalau diingkari juga diingkari secara tegas;

10. Dalam wawancara dimana responden (baca: informan) harus menilai orang ketiga, sebaiknya peneliti menanyakan sifat positif maupun yang negatif dari orang ketiga itu.

b. Observasi Pengumpulan data dengan metode observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung (observasi secara langsung) terhadap objek yang diamati. Peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, dimana peneliti tidak berperan serta dan tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan obyek penelitian. Peneliti hanya mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bentuk sumbangan dan berbagai aktivitas bekenaan dengan pelaksanaan sistem sumbangan yang ada pada acara pernikahan masa kini. Dalam pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini peneliti juga menerapkan saran Suparlan dalam Suwardi Endraswara (2006:134) tentang delapan hal yang harus diperhatikan peneliti saat melakukan pengamatan, diantaranya yaitu; “(1) ruang dan waktu, (2) pelaku, (3) kegiatan, (4) benda-banda atau alat-alat, (5) waktu, (6) peristiwa, (7) tujuan, dan (8) perasaan”.

F. Validitas Data

Guna menjamin dan mengembangkan validitas data dalam penelitian ini maka teknik pengembangan validitas data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Trianggulasi Data (Trianggulasi Sumber) Dalam hal ini data yang sejenis atau sama akan lebih mantap kebenaranya

bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Data yang telah diperoleh dari sumber yang satu, bisa teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.

b. Trianggulasi Metode Trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda, untuk mendapatkan data yang sama atau b. Trianggulasi Metode Trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda, untuk mendapatkan data yang sama atau

c. Review Informan Cara lain untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah dengan review informan. Teknik ini dilakukan dengan cara menginformasikan ulang data yang telah didapat untuk memperoleh kebaikan, kelengkapan dan kebenaran data. Maka dalam hal ini peneliti sebagai instrumen penelitian senantiasa melakukan koreksi secara terus menerus mengenai hasil penelitiannya.

G. Analisis data

Miles dan Huberman dalam HB. Sutopo (2002:94) menyatakan bahwa “terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di dalam penelitian kualititatif, yaitu : 1) model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis), dan 2) model analisis interaktif”. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data (display) dan penarikan kesimpulan dan verifikasinya. Tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data dan verifikasi data), aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

i. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari buku-buku yang relevan, informasi dari sumber, peristiwa, observasi dilapangan, dan sebagainya. Sedangkan pengumpulan data melalui teknik observasi secara langsung dan wawancara mendalam (in depth interviewing ).

ii. Reduksi Data (Reduction)

Reduksi data ialah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.

iii. Sajian Data (Display) Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. iv. Penarikan kesimpulan dan verifikasinya

Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan peraturan- peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan berbagai proporsi guna menarik kesimpulan akhir. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan tersebut harus diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Adapun interaksi diantara keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut :

Pengumpulan data

Reduksi Sajian

Gambar 1: model analisis interaktif

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini seluruhnya dapat dilihat dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing

b. Mengumpulkan bahan/sumber, materi/referensi yang dibutuh- kan dalam penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Menyiapkan instrument penelitian dan alat observasi.

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam dan observasi langsung.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya.

c. Membuat field note.

d. Mengatur data dengan memperhatikan semua variable yang tergambar dalam kerangka berfikir.

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian.

b. Melakukan analisis awal.

c. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian direcheck dengan temuan dilapangan.

d. Melakukan verivikasi, pengayaan dan pendalaman data.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun

dengan orang yang cukup memahami penelitian.

c. Melakukan perbaikan laporan.

d. Penyusunan laporan terakhir.