Kadar air panen

I. Kadar air panen

Kadar air panen penting diketahui sebab berhubungan dengan waktu panen dan penanganan lepas panen. Menurut Warisno (2009) tanda-tanda jagung siap panen adalah kadar air di dalam biji antar 25-35%. Kadar air panen ini merupakan parameter yang digunakan untuk menghitung hasil tanaman jagung bersama rendemen dan berat tongkol.

Tabel 4.6. Interaksi genotipe dan lokasi terhadap kadar air panen (%) NO

Genotipe

Lokasi Tulung

Lokasi Ngemplak

cdefgh gh

6 A - 12 30.2667

7 A - 13 26.4333 a 27.3333 abcd

8 A - 14 26.6000 ab 28.5333 cdefgh

9 A - 15

defgh 29.6333 fgh

10 A - 16 27.4000 abcd 28.4000 cdefg

11 A – 17

cdefgh 29.3267 efgh

12 JAYA – 1

cdefgh 27.2000 abc

13 BISI 2

efgh 27.5333 abcde

14 PIONNER 12 28.2333 bcdefg 28.4333 cdefg Keterangan : Keterangan: angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama

artinya berbeda tidak nyata dengan uji jarak Duncan taraf 5%

Hasil sidik ragam kadar air panen (lampiran 18) menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara genotipe tanaman jagung dan lokasi yang diuji. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam bahwa perlakuan genotipe jagung yang diuji dan perlakuan lokasi memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa tiap–tiap genotipe yang diuji memberikan hasil terhadap persentase kadar air panen yang berbeda-beda baik di lokasi Tulung maupun lokasi Ngemplak.

Berdasarkan hasil analisis kadar air panen dengan uji jarak Duncan taraf 5% (Tabel 4.6) dapat dilihat bahwa perlakuan lokasi berpengaruh nyata, hal ini dapat dilihat ada perbedaan kadar airnya yang sangat berbeda antara genotipe yang sama antara di lokasi Tulung dan di lokasi Ngemplak seperti ditunjukkan pada genotipe jagung A -9, A -12, A-14. Berdasarkan hasil analisis kadar air panen dengan uji jarak Duncan taraf 5% (Tabel 4.6) dapat dilihat perlakuan genotipe yang sangat berbeda dapat lihat seperti pada kadar Berdasarkan hasil analisis kadar air panen dengan uji jarak Duncan taraf 5% (Tabel 4.6) dapat dilihat bahwa perlakuan lokasi berpengaruh nyata, hal ini dapat dilihat ada perbedaan kadar airnya yang sangat berbeda antara genotipe yang sama antara di lokasi Tulung dan di lokasi Ngemplak seperti ditunjukkan pada genotipe jagung A -9, A -12, A-14. Berdasarkan hasil analisis kadar air panen dengan uji jarak Duncan taraf 5% (Tabel 4.6) dapat dilihat perlakuan genotipe yang sangat berbeda dapat lihat seperti pada kadar

A -15, A-17,JAYA-1, BISI-2); (A -9 dibandingkan A -7, A -15, BISI-2) dan pada kadar air panen di lokasi Ngemplak pada genotipe (A -7 dibandingkan A -13, JAYA-1, BISI-2); (A -12 dibandingkan A -8,A -10, A -15, A-16, JAYA-

1, BISI-2, PIONNER12); (A -13 dibandingkan A -7, A -9, A -12, dan A -15).

Gambar 4.9 Diagram batang rata-rata kadar air panen genotipe

jagung hibrida yang diuji.

Dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa genotipe yang memberikan hasil terhadap persentase kadar air panen lebih rendah atau sama dengan dibandingkan tiga genotipe, yaitu JAYA-1, BISI-2 maupun PIONNER 12 terdapat pada genotipe A -9, A-13, dan A -14. Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa genotipe yang memberikan hasil terhadap persentase kadar air panen lebih tinggi diatas 28% atau sama dengan dibandingkan tiga genotipe, yaitu JAYA-1, BISI-2 maupun PIONNER 12 terdapat pada genotipe A -7, A-8, A -

10, A -15, dan A -17. Adanya perbedaan prosentase kadar air panen dapat disebabkan karena perbedaan faktor genetik antar varietas dan terjadi keragaman/variasi 10, A -15, dan A -17. Adanya perbedaan prosentase kadar air panen dapat disebabkan karena perbedaan faktor genetik antar varietas dan terjadi keragaman/variasi