TINJAUAN TENTANG CD dan KASET

2. Hubungan Antar Ruang

a. Ruang di dalam ruang Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di

dalamnya.

b. Ruang-ruang yang saling berkaitan Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk

commit to user

mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang.

c. Ruang-ruang yang bersebelahan Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing- masing simbolisnya.

d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.

3. Sistem Sirkulasi

a. Unsur-unsur Sistem Sirkulasi Pencapaian bangunan dapat dibagi menjadi:

1) Pencapaian langsung Yaitu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat melalui sebuah jalan segaris dengan sumbu bangunan. Secara visual mempunyai tujuan pengakhiran yang jelas.

2) Pencapaian tersamar

commit to user

bentuk suatu bangunan. Jalur dapat berubah-ubah sesuai urutan pencapaian.

3) Pencapaian berputar Yaitu berupa sebuah jalan berputar dan memperpanjang pencapaian,

mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan ketika bergerak mengelilinginya. (Aris Sulistiyo, 2006)

b. Konfigurasi Alur Gerak / Pola Sirkulasi

1) Sirkulasi Linear Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang berkesinambungan pada satu arah atau lebih. Merupakan alur sirkulasi yang lurus, namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop)

2) Sirkulasi Grid

Mempunyai

karakteristik

yang dapat memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas dua set jalur sejajar yang berpotongan

3) Sirkulasi Radial Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat yang fungsional dan memudahkan

commit to user

merupakan tujuan bagi pengunjung.

4) Sirkulasi Organik Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang-kadang dengan mengorbankan fungsi atau

logik dari sistem tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya user.

5) Sirkulasi Network Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan. (Aris Sulistiyo, 2006)

c. Jenis Sirkulasi

1) Sirkulasi Horisontal Alur sirkulasi yang diartikan sebagai tali yang mengikat suatu ruang tertentu dengan ruang luar menjadi saling berhubungan

2) Sirkulasi Vertikal Merupakan pengikat kagiatan antar lantai bangunan atau antar ruang dalam bangunan

d. Bentuk Ruang Sirkulasi

1) Tertutup membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu masuk pada bidang dinding.

2) Terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan kontinuitas visual/ ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkan.

commit to user

3) Terbuka pada kedua sisinya, menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.

4. Unsur Pembentuk Ruang

Dalam setiap pembahasan desain interior tidak lepas dari pengertian tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah. ”Suatu wadah dari objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf

dapat dibatasi oleh elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lain-lain maupun elemen alam ” ( Pamudji Suptandar, 1982, hal. 34 )

Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:

a. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang penting, yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban hidup atau bergerak.. Lantai harus kuat mendukung beban-beban yang datang dari benda perabot, manusia yang ada didalam ruang dan sebagainya. Contoh bahan lantai: kayu, batu alam atau buatan, logam, beton dan sebagainya. Dalam merencanakan lantai ruang pada House Of Rock di Surakarta perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :

1) Fungsi Lantai Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan sebagai alas dari suatu ruang.

2) Sifat Lantai

commit to user

Dimana lantai dapat membentuk sifat/ daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi permanen.

3) Karakter Lantai Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat, ringan, luas, sempit, dan sebagainya.

4) Konstruksi Lantai Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang. Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak

menimbulkan

kelembaban atau

menimbulkan panas yang

berlebihan,dan sebagainya.

5) Macam Letak Lantai Basement Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih sedikit dari pada atas. Ground Floor

commit to user

akan bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka di bawah lantai diberikan pengerasan. Upper Floor Untuk lantai ini yang bagian tanah diberi tulangan. Beban lantai di atasnya disalurkan melalui beban pokok. Semua beban lantai disalurkan melalui kolom-kolom dan diteruskan pada struktur bahannya.

Lantai dalam ruang selain berfungsi menahan beban, secara khusus lantai mempunyai fungsi akustik di dalam ruang. Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu :

a) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi, sebagai berikut:

Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada penyerapan bunyi. Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles) memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan dengan tumpukan lembaran (loop piles). Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan bertambah. Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi penyerapan bunyi.

commit to user

b) Lantai semi keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl, aspal dan cor atau beton.

c) Lantai keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai sebagai bahan lantai.

d) Lantai kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan lantai

yang terbuat dari kayu.

b. Dinding

Dinding adalah bidang datar yang vertikal yang membentuk ruang- ruang di dalam bangunan, sebagai suatu unsur desain bidang dinding dapat bersatu dengan lantai dan langit-langit. Jadi dinding sebagai penghubung yang mempersatukan langit-langit dan lantai sehingga membentuk sebuah ruang.

Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan memiliki beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut:

1) Sebagai pemikul beban di atasnya.

2) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik.

3) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam : Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari. Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam. Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembapan dari luar. Pengatur ventilasi di dalam ruangan.

(YB. Mangunwijaya, 1988, hal. 339)

commit to user

maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi/ teknik. Dan sebagai pelindung menghadapi alam luar, hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan kesehatan dalam ruang.

Dinding pada suatu bangunan dapat sebagai dinding struktur dapat pula hanya sebagai pembatas, hal ini tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya. Dalam merencanakan dinding perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : Struktur dinding dapat dibedakan menjadi :

Dinding struktur (bearing wal ) Dinding jenis ini merupakan dinding yang mendukung sruktur di atasnya, misalnya sebagai pendukung atau tumpuan atap atau sebagai penumpu lantai (pada bangunan bertingkat). Dinding non struktur/ partisi (non bearing wall)

Pada bangunan yang menggunakan sistem non struktur kebebasan peletakan dinding dan permukaan pada dinding dapat diatur menurut kehendak perencana, karena tumpuan atap terletak pada kolom-kolom pendukung. Dinding non bearing wall terdiri dari, pasangan batu bata, pasangan batako, multipleks, asbes, plat alumunium, dan lain sebagainya. Beberapa dinding jenis ini, diantaranya :

- Party walls , adalah dinding pemisah antara dua bangunan yang

bersandar pada masing-masing bangunan.

commit to user

pancaran kobaran api. - Certain or Panels walls , adalah dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi rangka baja atau beton. - Partition walls , adalah dinding yang digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang yang lebih kecil didalam ruang yang besar, dibedakan menjadi : o Partisi permanen, yaitu sistem partisi yang dibuat untuk

membagi ruang seperti halnya dinding struktural, tetapi tidak membutuhkan pondasi karena hanya menahan beratnya sendiri.

o Partisi semi permanen, yaitu sistem partisi buatan pabrik yang

mudah dibongkar sesuai lay out. o Partisi moveable, yaitu partisi yang dipakai pada hal-hal dimana suatu ruang seringkali perlu di buka untuk mendapatkan bentuk ruang satu lantai yang lebih luas.

(Aris Sulistyo, 2006)

Beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai penutup dinding adalah sebagai berikut:

a) Batu

: asbes, coraltex, marmer

b) Kayu

: papan, tripleks, bamboo, hardboard

c) Metal

: alumunium, tembaga, kuningan

d) Gelas

: kaca, cermin

commit to user

e) Plastik

f) Cat

: bermacam – macam cat tembok

g) Kain

: batik, sastra, dan sebagainya.

c. Langit-llangit (ceiling)

Langit-langit merupakan penutup bagian atas, disamping sebagai pembentuk ruang, juga mempunyai karakter tersendiri yang membeikan kesan ruang, dan mempengaruhi psikis pengguna ruang.

Ditinjau dari fungsinya, langit-langit atau ceiling memiliki berbagai fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan unsur pembentuk ruang lainnya seperti lantai dan dinding.

Menurut pengertian Pamudji Suptandar, fungsi dari ceiling disebutkan sebagai berikut.

1) Ceilling berfungsi sebagai peredam suara/akustik, dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Misalnya pada teather, dengan pemasangan bidang-bidang gema dapat meningkatkan pemantulan yang secara

langsung.

2) Ceiling merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagi instalasi, ducting AC, kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker,

dan lain-lain. (Pamudji Suptandar, 1982, hal. 59) Dalam merencanakan langit-langit atau ceiling perlu diperhatikan beberapa hal antara lain yaitu:

1) Penentuan Ketinggian

commit to user

langit-langit itu sendiri, dapat juga dilakukan berdasarkan pertimbangan proporsi dari ukuran ruang (panjang, besar, tinggi). Terlebih lagi jika ingin dibuat permainan langit-langit (drop ceiling), canopy, pergola.

2) Bentuk Penyelesaian Bentuk penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk lubang atau penurunan

langit-langit dapat dibentuk sesuai sebagaimana langit-langit itu diselesaikan seperti bentuk-bentuk polos, rata, grid/ berkotak-kotak, garis geometrik/ lurus, berpola, sruktural.

3) Konstuksi Pemasangan Konstruksi langit-langit perlu diperhatikan bagaimana pemasangannya atau bagaimana menempel pada dinding, misal dengan rangka kayu,

besi, digantungkan, atau disangga. Perlu diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang penutup langit -langit.

5. Elemen Pengisi Ruang

Pengunaan perabot selalu menunjuk pada kegiatan pemakainya. Dan kegiatan disini merupakan titik awal perencanaan interior, hal ini menunjukkan bahwa pengisi ruang yang utama adalah perabot/ furniture, sedang pelengkap lainnya hanya sebagai tambahan pengisi ruang.

Pengertian perabot

commit to user

perkakas, bila dihibungkan dengan rumah maka perabot adalah meja, kursi, almari, dan lain sebagainya.

( W.J.S Poerwodarminto, !976/1990 , hal.34 ) Semua perabot harus fungsional, nyaman dipakai memiliki

ketahanan yang baik, memiliki sifat dan skala yang tetap sesuai dengan keadaan tertentu, tetapi situasi-situasi tertentu mempunyai perbedaan yang lain, sehingga pemilihan objek yang terbaik untuk situasi tertentu menjadi hal yang harus dicari jalan keluarnya.

6. Lay-out Furniture

Perencanaan ,café ditentukan oleh lay out atau tata letak furniture, dalam hal ini penataan meja kursi makan. Dalam pengaturannya berhubungan dengan sirkulasi kegiaan dalam ruang, dan tergantung pada sifat pelayanannya. Hal ini ditegaskan oleh Pamudji Suptandar bahwa:

Desain yang baik tergantung pada perancanaan sistim pengaturan perlengkapan yang secara seksama, proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang, layanan terpendek dan perpaduan kegiatan se-erat mungkin, dan penyusunan furniture dalam suatu ruang akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan aktifitas, fungsi maupun segi-segi visual. Semua ini harus diperhatikan dalam kaitannya antara aspek yang satu dengan aspek yang lain yang semuanya ditujukan untuk kebutuhan dan kenyamanan ruang gerak manusia. (J. Pamuji Suptandar. 1982, hal. 53, 88)

commit to user

Untuk menciptakan ruang yang diinginkan, maka diperlukan unsur-unsur sistem. Sebuah teori mengatakan bahwa interior sistem adalah “tata cahaya, tata hawa, dan tata suara yang masing-masing bertujauan untuk mencapai kenikmatan bagi para pemakai ruang ( Arnold Freidman, Forest Wilson dan Jhon F pile, 1977, hal. 230 )

a. Pencahayaan

Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan efisien tinggi.

Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang, dijelaskan sebagai berikut.

1) Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan secara mudah dan aman.

2) Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan

tepat .

3) Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik terhadap prestasi.

(Kusudiajo Hadinoto , 1978, hal. 37)

Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, diperoleh langsung dari sinar matahari dengan

commit to user

sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber penerangan (Prasasto Satwiko, 2004, hal.93).

Berdasarkan sumbernya, adapun jenis pencahayaan yaitu:

1) Pencahayaan Alam (Natural lighting)

Yang dimaksud penerangan alami disini adalah pencahayaan yang berasal dari alam seperti, sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber lain dari alam (fosfor, dan sebagainya). Namun pada umumnya sumber cahaya alami yang biasa digunakan dalam pencahayaan ruang adalah sinar matahari.

Cahaya alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Pencahayaan langsung Pencahayaan langsung yaitu pencahayaan yang berasal dari sinar matahari secara langsung melalui atap, jendela, genting kaca dan lain-lain.

Pencahayaan tidak langsung Pencahayaan tidak langsung adalah cahaya yang diperoleh dari sinar matahari secara tidak langsung, sistem pencahayaan tersebut di biaskan melalui skylight, permainan bidang kaca dan lain-lain.

(J. Pamuji Suptandar. 1999, hal. 219)

2) Pencahayaan buatan (Artificial lighting)

commit to user

yang berasal dari cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu (J.Pamudji Suptandar , 1999, hal. 225).

Pada umumnya sumber cahaya buatan yang kita gunakan dalam perencanaan interior adalah pencahayaan lampu listrik. Seperti dijelaskan dalam Human Faktor Design Hand book bahwa, “Cahaya buatan dipakai apabila tidak cukup cahaya alami untuk dapat digunakan melihat pekerjaan yang diinginkan dan atau apabila untuk mengendalikan warna cahaya pada suatu ruangan tertentu ”. (Wesly E woodson, !981, hal. 149) .

Pencahayaan lampu tersebut dapat digunakan sebagai sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu bangunan untuk menciptakan suatu kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan kebutuhan dan fungci ruangan tersebut, agar menimbulkan kenyamanan bagi penghuninya.

Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah: Lampu Pijar (incandescent)

Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih.

commit to user

dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya.

Lampu Fluorescent

Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

Gambar 2.25 Lampu Fluorescent

(Sumber : Prasato Satwiko, 2004 : 71)

Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)

Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.

Gambar 2.26 Lampu HID (High-Intensity Discharge)

commit to user

(Sumber : Prasato Satwiko, 2004 : 71)

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencahayaan, dipakai beberapa type lampu antara lain yaitu: Flood Light , lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar

100 o – 180 o Sot Light , lampu dengan hasil cahaya yang menyebar, sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan.

Special Flood Light , lampu dengan sudut kasus kurang dari 100 o Reflector Spotlight , merupakan reflektor yang sederhana dan mudah

menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian. Sealed Beam Lamp , lampu dengan reflektor bervariasi Lens Spotlight , terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa

reflector.

Profile Spotlight , lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki

Effects Spotlight , untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyeknya

commit to user

Bifocal Spotlight , efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut

pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya. Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan (iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi :

Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting ) Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung

ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan ; penyinaran efektif, menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan.

Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting ) Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah pada

obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena obyek tersebut.

Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting ) Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut.

Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect lighting ) Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90%

cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan

commit to user

kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil.

Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting ) Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan.

Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain : Cornice , adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari flourescent tube (sebagai sumber cahaya pantul).

Recessed in ceiling , adalah suatu sumber pencahayaan yang difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya dihasilkan dari

incandescen lamp .

Attached to ceiling , adalah penempatan lampu pada permukaan ceiling sebagai penerangan umum.

commit to user

Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung berfungsi sbagai penerangan umum.

Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent lamp. Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari flourescent lamp. Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke

permukaan ceiling.

Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan ceiling

secara langsung. Sumber cahaya jenis flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame.

Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.

b. Penghawaan

Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan udara yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara dalam ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelambapan agar memenuhi unsur kenyamanan dalam ruang “. ( Pamudji Suptandar , 1982, hal. 62 ).

a) Penghawaan alami dengan ventilasi

Yang dimaksud dengan ventilasi adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam suatu bangunan atau ruang dengan jalan

commit to user

menggantikan udara yang kotor di dalam ruangan dengan menggantikan faktor-faktor kelembapan agar dapat memenuhi unsur kenyamanan bagi si pemakai. (Pamudji Suptandar,1982, hal. 62).

Sedang pengaruh ventilasi terhadap interior antara lain: Peletakan ventilasi akan mempengaruhi bentuk interior, misalnya

letak jendela.

Letak ventilasi yang mempengaruhi udara langsung pada susunan interior yaitu ketinggian, lebar, dan, posisi.

Ventilasi mempengaruhi suasana, pencahayaan dan akustik di dalam termasuk hubungan ruang dengan alam sekitarnya.

Sistim ventilasi harus mempehatikan fungsi ruang. Jenis ventilasi mempengaruhi akan ketinggian tiap ruangan.

( Pamudji Suptandar,1982, hal. 63 )

Gambar 2.23 Arus udara ventilasi

A N G IN M A T I

DAERAH UDARA MATI

commit to user

(Sumber : Ir. Setyo Soetiadji S, Anatomi Utilitas, Djambatan,1986 : 41)

b) Penghawaan buatan atau ventilasi buatan

Pengertian dari ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang diperoleh secara buatan atau mengalami proses mekanisme” (Pamudji Suptandar, 1982, hal. 83)

Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti dijelaskan Pamudji Suptandar di bawah ini .

Exhoust yaitu mekanisme dari kipas angin dengan sisitim menggerakkan udara denagan tidak mengurangi kelembapan udara alam.

A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar dengan

termperatur maupun kelembapan tertentu. A.C. dipakai apabila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan; polusi udara, polus suara, dan apabila ingin mendapatkan kelembapan udara yang konstan.

Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh Pamudji

Suptandar dalam bukunya interior desain yang menyebutkan .  Window unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan pada ruang-

ruang kecil dimana sistim mekaniknya terdapat pada satu unit yang kompak. Pemasangan unit tersebut bisa pada jendela bagian atas maupun bawah pada dinding sebagai ornamen hiasan.

 Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu atau

beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk evaporator

commit to user

dengan bentuknya yang indah sepadan dengan furniture lain yang merupakan ornamen.

 Package Unit yaitu Jenis AC yang dipergunakan dalam satu

ruang yang cukup luas seperti restoran, super market dan sebagainya. Perlengkapan evaporator dan condensor terpisah dan tersendiri. Unit ini bisa berdiri sendiri atau built-in, sehingga dapat menambah keserasian dalam ruangan.

 Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang

yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan terletak di luar ruangan kemudian didistribusikan ke masing-masing ruang melalui ducting dan berahkir dengan diffuser. (Pamudji Suptandar, 1982, hal. 83)

c. Akustik

Sistem akustik ruang yang baik adalah ruang yang mampu menjawab kebutuhan dari salah satu faktornya yaitu mengenai gangguan seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam ruang menjadikan perlunya kualitas akustik yang sebaik- baiknya. Akustik dapat mengatasi masalah teknis yang berhubungan langsung dengan tata suara pada bangunan interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu. (John F. Pile, 1980, hal. 421)

commit to user

yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor, yaitu:

a) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran.

b) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang

pantul.

c) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi. (Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)

d. Warna

Intensitas cahaya yang terpantul akan melengkapi dasar penglihatan serta mempengaruhi kesan tentang gelap terang, sehingga kita dapat membedakan objek penglihatan dan merasakan pengaruh warna.

Penggunaan warna dalam interior dapat membedakan bagian objek, memperkuat perhatian atau mengurangi kelelahan mata. Sehingga dapat dikatakan bahwa paduan dan pemilihan warna tergantung pada fungsi ruang, misalnya untuk rumah sakit, restoran, hotel dan lain sebagainya. Warna sebenarnya merupakan seberkas cahaya yang dipantulkan sebuah

commit to user

merupakan persekutuan yang kuat dalam pendekorasian. ( Meiril Isa, 1973, hal. 210 )

a) Pengertian warna

Warna biasanya dikaitkan dengan kenikmatan mata, pada kenyataannya kebutuhan manusia akan manfaat warna sangatlah besar. Ini dikarenakan masing-masing warna mempunyai karakter tersendiri yang sanggup mempengaruhi rasa atau selera, kesan, ingatan, dan keinginan-keinginan. Dalam desain elementer disebutkan bahwa warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata manusia (Fajar Sidik, 1981/1992).

b) Fungsi warna

Fungsi warna mengandung sesuatu yang sifatnya mengarahkan, memberikan perintah, peringatan dengan tanda-tanda warna tertentu. Fungsi warna disebutkan dalam “Desain Warna Susunan Dan Fungsi” adalah, warna dengan fungsi praktis yaitu instruksi terarah dan pelayanan pada umumnya. Warna sebagai fungsi artistik yaitu ungkapan pribadi seniman. Warna sebagai fungsi simbolik yaitu alam magis, adat, agama, dan metafisis. (Yusuf Efendi, 1978, hal. 64)

c) Sifat khusus warna

commit to user

seperti yang dijelaskan oleh Goadhear Willcox dalam Painting and Decorations adalah sebagai berikut:

warna panas; yaitu kuning, kuning orange, orange merah, merah violet.

warna dingin; yaitu violet, violet biru, biru, hijau, hijau kuning. warna ringan; yaitu putih, merah, merah orange, orange kuning,

kuning hijau.

warna ringan ; yaitu hitam, merah violet, violet,violet biru, hijau. warna jauh ; yaitu violet, violet biru, hijau, putih. (Goadhear

Willcox,1954/1992 , hal. 67)

d) Pengaruh psikologis warna

Secara psikologis warna memiliki pengaruh terhadap perasaan manusia. Seperti dijelaskan dalam The Use Colour In Interior adalah:

Warna biru Pada umumnya dinamakan warna menjauh sebab mereka terlihat

seakan menjauh dari pengamat, dapat mengurangi sifat, dapat dirangsang. Dan oleh sebab itu membantu seseorang berkonsentrasi. Warna biru bersifat baik, dingin dan tenang, akan tetapi tidak dapat dipandang secara pandang lalu, karena terlalu banyak warna biru akan mengakibatkan sifat melankolis.

Hijau warna Memberikan pengaruh menyejukkan serta dapat mengurangi ketegangan hidup. Apabila dikombinasikan dengan warna dingin

commit to user

panas akan lebih menarik. Warna kuning

Adalah warna yang merangsang dan menarik perhatian, kunig adalah warna yang paling bercahaya. Hari-hari akan membosankan apabila tanpa kehadiran warna kuning dari sinar matahari.

Warna merah Menyenangkan dan merangsang otak. Warna merah ini sering dinamakan warna mendekat, karena mereka sepetinya mendekati Si pengamat. Selain itu warna merah menimbulkan sifat agresif dan memberikan kesan kemewahan dan keebahagiaan.

Warna abu-abu Dapat memberikan efek dingin seperti warna coklat. Apabila

digunakan sendiri akan menimbulkan depresi. Dalam penggunaan sebaiknya dikombinasikan dengan warna hidup.

Warna orange Memiliki efek merangsang dan bisanya digunakan dalam jumlah yang sedikit. Dapat menimbulkan rasa sakit dan kejenuhan.

Warna coklat Warna ini akan memberikan pengaruh segar, tenang dan hangat. Tetapi dalam pemakaian harus dikombinasikan dengan warna orange, kuning atau warna emas.

Warna putih

commit to user

dengan warna-warna emas. Warna hitam

Cenderung memberi pengaruh seperti menekan. Apabila digunakan dengan warna lain akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut.(Albert O Halse, 1978/1992, hal. 46)

e. Sistem Keamanan

Keamanan yang dimaksud adalah keamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan, untuk sistem ini diperlukan :

a) Satuan pengamanan atau biasa disebut Satpam

b) Keamanan terhadap bahaya kebakaran

c) Tanda petunjuk arah (exis signs)

d) Alat pengunci (hardware locking)

e) Tanda bahaya (alarm)

Adapun bentuk-bentuk penganmanan antara lain :

a) Pengamanan umum

Pengamanan ini dilakukan melalui tata kerja dan tata ruang. Untuk menjamin seluruh keamanan di dalam ruang khususnya dampak kejahatan, maka perlu adanya pembagian tugas dan kewajiban yang tegas diantara para petugas. Adapun tugas tersebut yaitu :

pemerikasaan ruang-ruang secara rutin dan berkala.

membuat peraturan yang diperlukan.

menyelenggarakan pengamanan umum bagi seluruh fasilitas ruang

yang ada.

commit to user

b) Pengamanan terhadap tangan-tangan jahil, yaitu dengan : Sistem perlindungan sekitar (perimeter protection system)

Bertujuan untuk melindungi bangunan terhadap bahaya dari luar. Penekanan pengamanan terutama ditujukan pada jendela, pintu, atap, lubang ventilasi, dan dinding yang mudah tembus.

Sistem perlindungan dalam (interior protection system)

Sistem ini sangat bermanfaat dalm pengaman gedung, apabila perimeter gagal berfungsi, misalnya pencuri berhasil menyelinap masuk dan bersembunyi di dalam gedung sebelum saatnya pintu- pintu ditutup. Kedua system di atas ada yang bekerja secara mekanis ataupun elektris,yaitu: - saklar magnetic (magnetic control switch) - pita kertas logam (metal foil tape) - sensor pemberitahuan atau pencegah bila kaca pecah (glass

breaking sensor) - kamera pemantau (photoelectronic eyes) - pendeteksi getaran (vibration detector) - pemberitahuan/perimgatan getaran (internal vibration sensor) - alat pemasuk data (acces control by remote door control) - pengubahan sinar infra merah (passive infra - red)

c) Pengaman terhadap kebakaran

commit to user

bangunan, yaitu :

mempunyai bahan stuktur utama dan finishing yang tahan api.

mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya

atau terhadap lingkungan.

melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratan-persyaratannya

mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal

mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir

mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian

udara

mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem

automatic smoke, dan head ventilating mempunyai alat kontrol terhadap lift

Untuk mendeteksi dan mengatasi adanya kebakaran diperlukan alat seperti :

Fire damper

Alat ini untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa- pipa tersebut.

Smoke dan head ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat

commit to user

terhindar dari asap-asap tersebut. Vent dan exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi mengisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Atau dapat juga dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga. Hidran kebakaran

Hidran kebakaran adalah alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan memakai alat bantu air.

Sprinkler

Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m 2 dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan kepala sprinkler, seperti dipasang di bawah plafon/langit-langit. Halon

Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakarannya tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti pada ruang yang penuh peralatan-peralatan elektronik atau ruang arsip, ruang tersebut harus dilengkapi dengan sistem pemadam kebakaran halon.

(Dwi Tangoro.2000: 31-40)

commit to user

Dalam suatu perancangan interior, tema memegang peranan yang penting, karena tema dapat memberikan sebuah suasana dan membentuk karakter ruangan tertentu. Sebuah tema harus dapat menjawab dan memberikan pemecahan bagi permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang dihasilkan dapat memenuhi tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya.

Dalam perancangan House Of Rock di Jakarta ini, tema atau konsep yang dikedepankan berasal dari karakteristik musik Rock itu sendiri yang diaplikasikan kedalam desain dan kemudian dikemas oleh gaya Interior Modern. Sehingga akan dihasilkan sebuah bangunan dengan desain interior yang merefleksikan dari karakteristik musik Rock.

1. Tinjauan Gaya Interior Modern :

a. Pengertian Arsitektur modern, merupakan perkembangan dari arsitektur klasik barat, berubah secara revolusioner sejalan dengan Revolusi Industri mulai awal abad XIX dengan terjadinya perubahan besar-besaran dalam pola hidup dan pola pikir.(Yulianto Sumalyo, 1997, hal.4)

b. Perkembangan Arsitektur Modern Perkembangan arsitektur modern di barat dipengaruhi terbentuknya pola pikir rasionalistis masyarakat barat yang kemudian mempengaruhi seluruh peradaban barat, termasuk iptek, arsitektur bahkan nilai-nilai estetika, hingga kahirnya terjadilah Revolusi Industri di Inggris abad 18 dan

19 yang kemudian mempengaruhi terjadinya revolusi besar-besaran di setiap aspek kehidupan manusia termasuk dalam seni bangunan.

commit to user

peralihan dari klasik ke modern hingga masa Late Modern) muncul berbagai aliran gaya arsitektur, diantaranya :

1) Arsitektur Eklektisme Arsitektur Eklektik adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau

gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitektur Eklektik sebenarnya telah berkembang sejak abad XVI. Eklektisme di Abad XIX merupakan peralihan gaya klasik akhir menuju awal arsitektur modern.

2) Art Nouveau Berawal tahun 1890-1905, di Eropa, cenderung bersifat rasional dan

mengikuti bakuan industri. Art Nouveau lebih dilibatkan kepada semangat menyanjung keemasan Baroque dan Rococo. Pada akhir abad

20 merupakan akhir gaya Art Nouveau menuju ke Arsitektur modern yang disebut juga zaman Proto Modernism. (Spark, 1986)

3) Modern International Style Berkembang pada akhir abad XIX dan awal abad XX, yang sebenarnya

merupakan gerakan penentangan terhadap gaya arsitektur Modern Eklektik dengan menyaratkan faham fungsionalisme, meninggalkan hiasan atau ornamentik bentuk lama dengan menonjolkan kenyataan kemajuan teknologi, konstruksi dan struktur bangunan. Ciri umum dari gaya ini adalah asimetris, kubis dan semua sisi (depan, samping, belakang) dalam komposisi dan kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela, dinding, atap dan yang lain menyatu dalam komposisi bangunan, terdapat sedikit atau bahkan tanpa ornamen.

commit to user

Gambar 2.24 The Glass Place, Villa Savoye

(Sumber : http://wikipedia.org)

4) Kubisme Awalnya gerakan Kubisme berkembang dalam aliran seni rupa yang

menjadi gerakan revolusioner pada tahun 1907 di Prancis. Pengaruh aliran Kubisme pada bidang arsitektur mulai berlangsung antara tahun 1917 hingga 1920-an. Dalam aliran ini terdapat 3 elemen utama dalam arsitektur, yaitu material atau bahan, ruang dan pencahayaan.

Pada aliran ini mengajarkan kesederhanaan, bentuk-bentuk geometris yang relevan dengan dunia mesin dan mekanis. Menurut aliran ini, arsitektur adalah permainan dari unsur-unsur panjang, lebar dan tinggi (volume) dibawakan bersama cahaya (Curtis, 1986, hal. 108)

commit to user

5) Futuristik Pertama kali dikumandangkan oleh Marinetti pada tahun 1909, dalam

manifesnya ia menyatakan bahwa bangsa Itali telah memasuki babak modern laksana “mobil berkecepatan tinggi”. Futuristik dalam arsitektur

menggambarkan dinamika kecepatan, gerakan dan sekaligus kehidupan modern.

6) Neo Brutalis Aliran arsitektur yang memiliki ciri bentuk khusus yang aneh

menyimpang dari kaidah-kaidah ataupun bentuk-bentuk biasa yang sudah ada masa sebelumnya, bentuk-bentuk scuptural/abstrak total dengan sistem konstruksi baja ekspose.

7) Monumental Arsitektur dengan bentuk yang otentik, megah dan sculptural, seolah-

olah seperti suatu bentuk seni cetak. Bentuk tidak hanya ditentukan oleh fungsi, tetapi smeua aspek arsitektur tata letak, lingkungan, teknologi, bahan elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional.

8) Strukturalisme Rancangan tidak lain adalah kecuali pencarian kreativitas untuk pola

dasar penyelesaian, serta penentangan terhadap kenetralan dari gerakan modern sebelumnya, bentuk-bentuk murni dan bebas.

9) Techno Arthistik Merupakan arsitektur dengan rancangan teknologi fabrikasi lebih besar

dan lebih maju dengan konstruksi utama metal atau logam. Bahan-bahan fabrikasi terutama dari metal, baja tahan karat dan kabel baja ditonjolkan

commit to user

sub sistem struktur, konstruksi dan dekorasi secara integral menampilkan bentuk yang indah dan karakternya khusus.

10) Neo Vernakuler

A dalah bentuk yang mengacu pada “bahasa setempat” dengan mengambil elemen-elemen yang ada ke dalam bentuk modern. Arsitektur neo vernakuler kadang-kadnag tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tetapi juga elemen non fisik, budaya, pola pikir, kepercayaan/pandangan terhadap ruang, tata letak, mengacu pada makro cosmos, religi atau kepercayaan yang mengikat dan lain-lain menjadi konsep dan citra perancangan.

11) Post Modern Merupakan istilah untuk menyebut suatu masa atau zaman dipakai

berbagai disiplin ilmu untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik pandang berlawanan atau pengganti istilah modern. Dalam arsitektur, titik pandang ini mulai digunakan untuk menyebut gaya eklektik, memilih unsur lama dari berbagai periode, terutama unsur klasik bahkan dikombinasikan dengan bentuk yang kelihatan aneh.

2. Tinjauan Karakteristik Musik Rock :

Dalam perwujudannya, musik Rock memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri atau identitas dari musik Rock itu sendiri, diantaranya adalah :

a. Keras : Padat kuat dan tidak mudah berubah bentuknya atau tidak mudah pecah (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

commit to user

saat didengarkan. Hal ini dihasilkan oleh Sound dari perangkat musik Rock, terutama gitar elektrik yang di set untuk menghasilkan suara overdrive/distorsi yang memekakkan telinga.

b. Cadas : Lapisan tanah yg keras; batu yg terjadi dr padatan pasir atau tanah (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

c. Cepat : dl waktu singkat dapat menempuh jarak cukup jauh (perjalanan, gerakan, kejadian, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Karakteristik dari musik Rock ini terdapat pada tempo atau irama musik yang cepat dan terasa menghentak, yang berbeda dengan jenis musik lainnya yang biasanya bertempo sedang atau bahkan pelan (slow).

d. Panas : 1. hangat sekali, lawan dingin, 2.terasa spt terbakar atau terasa dekat dng api (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Adrenalin yang dirasakan saat mendengarkan musik Rock akan terasa naik, dan membuat kita menggerakkan tubuh untuk mengikuti irama musik Rock tersebut, sehingga hawa yang dihasilkan akan terasa panas.

Perancangan House Of Rock di Surakarta ini, menerapkan tema bangunan dengan gaya Modern Internasional Style, sebuah gaya modern yang lebih mementingkan fungsi dan meminimalkan hal-hal yang berbau hiasan. Kemudian karakteristik dari Musik Rock akan ditampilkan melalui bahan material yang dipakai dalam elemen-elemen bangunan.

commit to user

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF ANTARA LANSIA INSOMNIA DAN TIDAK INSOMNIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 57

Hubungan Asupan Zat Besi Dengan Insidensi Anemia Defisiensi Besi Pada Balita Di Bangsal Anak Rsud Dr. Moewardi

0 0 52

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN FILLER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT AMPAS TEBU - SERBUK KAYU DALAM MATRIK POLYESTER SKRIPSI

0 0 104

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011

0 2 97

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL ANTARA MAHASISWA DENGAN TINGKAT KEINTIMAN KELUARGA TINGGI DAN RENDAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 52

PERBEDAAN PERTAMBAHAN PANJANG BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA

0 0 44

Perancangan Corporate Identity Agribisnis Buah Naga Cv. Wana Bekti Handayani Melalui Desain Komunikasi Visual

0 0 151

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual Disusun oleh : GAMAYEL AGUNG WIBOWO NIM : C0707024

0 0 113

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250

PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 1 46