KONSEP DESAIN

D. KONSEP DESAIN

1. Ide Gagasan

Perencanaan dan Perancangan Interior House Of Rock di Jakarta ini berawal oleh munculnya fenomena dari penggemar musik Rock yang loyal maupun total dalam menggeluti musik Rock. Sikap, perilaku sampai dengan gaya hidup penggemar musik Rock tersebut merupakan cerminan nyata dari apa yang mereka rasakan terhadap musik Rock/Metal.

Segala fenomena itu dirasa akan lebih menarik dan pas jika dapat terwujud dalam satu wadah yang tepat, dan perencanaan dan perancangan House Of Rock di Surakarta ini dirasa menjadi sebuah jawaban yang tepat akan fenomena tersebut.

commit to user

Tema yang diterapkan dalam perencanaan dan perancangan interior House Of Rock Di Jakarta ini mengambil karakteristik dari musik Rock yang kemudian diaplikasikan pada interior gaya Modern International Style.

a. Modern International Style

Gaya Modern International Style merupakan gaya arsitektur yang berkembang pada akhir abad XIX dan awal abad XX, yang sebenarnya merupakan gerakan penentangan terhadap gaya arsitektur Modern Eklektik dengan menyaratkan faham fungsionalisme, meninggalkan hiasan atau ornamentik bentuk lama dengan menonjolkan kenyataan kemajuan teknologi, konstruksi dan struktur bangunan.

Ciri umum dari gaya ini adalah asimetris, kubis dan semua sisi (depan, samping, belakang) dalam komposisi dan kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela, dinding, atap dan yang lain menyatu dalam komposisi bangunan, terdapat sedikit atau bahkan tanpa ornamen.

Gaya Modern International Style dinilai merupakan salah satu gaya desain arsitektur yang mampu mengakomodir kebutuhan desain interior dalam perancangan House Of Rock Music Centre di Surakarta, mengingat desain interior bangunan ini nantinya direncanakan akan dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama dan tidak cepat menumbulkan rasa bosan. Contoh bangunan dengan gaya Modern International Style :

commit to user

Bangunan Modern Internasional Style

(Sumber : http://www.wikipedia.org)

b. Karakteristik Musik Rock

Musik Rock merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk musik yang memiliki karakter yang paling kuat. Bahkan orang yang awam akan musik pun akan mampu untuk mengutarakan karakter dari musik rock pada umumnya.

Oleh karena itu, karakteristik dari musik Rock yang sangat kuat ini akan dijadikan sebagai salah satu poin penting dalam perancangan House Of Rock, dimana karakteristik musik Rock ini akan diaplikasikan dengan elemen desain interior, sehingga bangunan tersebut dapat menampilkan nuansa, merefleksikan dan memiliki karakteristik dari musik Rock dengan baik.

Karakteristik dari musik Rock ini sendiri nantinya akan dimunculkan dalam bentuk material dan bahan yang digunakan dalam perancangan interior House Of Rock, karakteristik tersebut diantaranya adalah :

1) Keras / Cadas

Karakter ini muncul akibat dari musik Rock/Metal terasa keras di telinga saat didengarkan. Hal ini dihasilkan oleh Sound dari perangkat musik Rock,

commit to user

overdrive/distorsi . Selain itu karakter vokal sang vokalis biasanya memakai teknik seperti scream, growl atau screeching.

2) Cepat

Tempo atau irama musik Rock yang cepat dan terasa menghentak tentu saja menjadi satu karakter yang kuat dari musik Rock/Metal, yang berbeda dengan jenis musik lainnya yang biasanya bertempo sedang atau bahkan bertempo pelan (slow)

3) Panas

Adrenalin yang dirasakan saat mendengarkan musik Rock akan terasa naik, dan membuat kita menggerakkan tubuh untuk mengikuti irama musik Rock tersebut, sehingga hawa yang dihasilkan akan terasa panas dan memaksa kita untuk mengikuti iramanya. Berikut adalah gambar beberapa material yang dirasa dapat merepresentasikan karakteristik dari music Rock.

Gambar 4.6

Material yang mewakili karakter musik Rock

(Sumber : maps/3dsmax)

commit to user

diambil dari sifat atau karakteristik musik Rock/Metal yang keras, cepat, cadas dan panas. Karakteristik ini akan diaplikasikan pada elemen-elemen interior pada bangunan House Of Rock dan diwujudkan melalui bahan dan material yang dipakai, yang dianggap mewakili masing-masing karakteristik tersebut.

Kemudian gaya desain Modern Internasional Style yang bersifat mengedepankan fungsional dipilih untuk mengakomodir tema desain tersebut menjadi sebuah bangunan dengan desain yang tepat sebagai pusat aktivitas musik Rock.

3. Aspek Suasana

Tema yang diangkat dalam perancangan ini memiliki tujuan untuk membangun suasana ruang yang enerjik dan cenderung membuat bersemangat, karena karakter musik Rock/Metal pada dasarnya juga sebagai musik yang mengangkat semangat dan dapat menaikkan adrenalin.

Penataan ruang mendapat perhatian yang lebih, demi tercapainya aspek suasana yang diinginkan. Dan juga aspek suasana ini tentu saja dapat terwujud dari pemakaian bahan material yang tepat yang dipakai dalam perancangan ini.

4. Aspek Pembentuk Ruang

a. Lantai (flooring)

Tabel 4.9 Penggunaan material Lantai (flooring)

Ruang

Kriteria Analisa

Bahan

Rock Shop

- Tahan lama - Tahan gesekan

- Parquet - Bordes

commit to user

- Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

Rock Cafe

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin - Tahan Air - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Cor semen (lapisan plester)

Rock Venue

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema - Mendukung akustik

- Cor semen (lapisan plester) - Keramik

Rock Memorabilia

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin - Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Parquet

Lavatory

- Tahan lama - Tidak licin - Mudah perawatannya

- Keramik Bertekstur - Koral sikat

commit to user

b. Dinding

Tabel 4.10 Penggunaan material Dinding

Ruang

Kriteria Analisa

Bahan

Rock Shop

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Finishing Cat - Wallpaper - Art work

Rock Cafe

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tahan Air - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Lapisan plester - Lapisan Gypsum - Wall paper - Artwork

Rock Venue

- Tahan lama - Tahan gesekan - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema - Mendukung akustik

- Lapisan plester - Lapisan Gypsum - Wall paper - Artwork

Rock Memorabilia

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Finishing Cat - Artwork

commit to user

- Mudah perawatannya

Bertekstur

(Sumber : analisa penulis 2010)

c. Ceilling (langit-langit)

Tabel 4.11 Penggunaan material Ceilling

Ruang

Kriteria Analisa

Bahan

Rock Shop

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Gypsum board - Down ceiling Blockboard, fin. bordes

Rock Cafe

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tahan Api - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

- Gypsum board

Rock Venue

- Tahan lama - Tahan gesekan - Tidak licin - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema - Mendukung akustik

- Cor semen /lapisan plester (unfinished)

Rock Memorabilia

- Tahan lama

- Gypsum board

commit to user

- Tidak licin - Tidak mudah kotor - Mudah perawatannya - Mendukung tampilan Tema

Lavatory

- Tahan lama - Tidak licin - Mudah perawatannya

- Gypsum board

(Sumber : analisa penulis 2010)

5. Aspek Bentuk, Warna, Bahan

Ini merupakan salah satu aspek terpenting dalam perancangan sebuah Interior untuk mendukung tema maupun konsep desain.

a. Warna

Sebagai komponen seni ,warna memegang peranan yang kuat dan mutlak selalu berhadapan dengan indera penglihatan manusia yang selalu mempunyai penilaian hal tentang warna diungkap oleh Neufert Ernst : warna pada bangunan sangat membantu penampilan bangunan, terutama bagi para arsitek, warna adalah alat bantu untuk dapat merancang suatu keindahan dan kenyamanan, juga dapat menjadi alat pemacu penampilan suatu rancangan.

Dalam perancangan pemilihan warna digunakan warna merah yang memberikan efek psykologis bersemangat, warna kuning yang memotivasi, warna orange yang menggambarkan keceriaan, warna hijau yang memberikan kesejukan dan warna biru memberikan kesegaran. Warna-

commit to user

semacam besi atau stainless steell yang dapat menimbulkan efek gagah, atau cadas.

b. Bentuk

Bentuk-bentuk geometris yang sederhana masih menjadi pilihan dalam perancangan ini. Karena dari bentuk-bentuk sederhana tersebut, akan didapatkan nuansa yang lebih focus terhadap material yang digunakan.

Bentuk geometris sederhana seperti persegi maupun balok menjadi salah satu bentuk yang utama.

c. Bahan

Guna menunjang tema maupun konsep desain, bahan dan material pada furniture maupun unsur pembentuk ruang lainnya, menggunakan berbagai bahan dari besi dengan ekspos pada tekstur maupun lapisan yang telah berkarat.

Namun selain besi, bahan lainnya seperti kayu dan Stainless Steel juga tetap digunakan untuk memenuhi kebutuhan furniture atau elemen ruang lainnya.

6. Aspek Interior Sistem

a. Pencahayaan

Perancangan pencahayaan pada House Of Rock di Jakarta ini dibuat berdasarkan pertimbangan :

1) aktivitas kegiatan

2) sirkulasi

commit to user

3) kenyamanan

Jenis Pencahayaan yang digunakan yaitu :

1) Pencahayaan Alami (Berasal dari sinar matahari) yang pencahayaannya pada siang hari yang masuk melalui dinding kaca serta jendela kaca yang terdapat

pada dinding ruang. Pencahayan memang memerlukan suatu pemecahan yang perlu penanganan secara serius, mengingat cahaya bak yang ditimbulkan dari alam ataupun buatan menimbulkan refleksi yang perlu diolah sebelum mengenai mata. Faktor pencahayaan pada siang hari : -

Cahaya langsung (dalam dan luar)

Cahaya pantulan (dalam dan luar)

Refleksi pada bahan : kaca bening, kaca rayband, warna putih, aluminium foil, dll.

Berdasar kesepakatan Komisi Internasional kuat pencahayaan pada siang hari adalah : 3000-5000 lux. Sehingga kesetandaran pencahayaan pada ruang di siang hari minimal berkisar 200 lux, dan perhitungannya adalah : •

250/3000 = 0,05 0,08 x 100 x 1% = 8% •

250/5000 = 0,05 0,05 x 100 x 1% = 5%

Sehingga pencahayaan pada siang hari minimal berkisar 5%-8%

commit to user

2) Pencahayaan Buatan Berupa lampu Flourescent untuk cahaya umum, sedang untuk

kegiatan pelayanan diperlukan pencahayaan khusus antara lain down light, spot light dan wall lamp.

Pencahayaan buatan merupakan efek dari hasil rendemen penerangan dimana factor perhitungan arus cahaya (lumen), kekuatan cahaya (candela), kekuatan penerangan (lux) yang kesemuanya tergantung dari system penerangan baik langsung, tak langsung, ataupun semi langsung. Dalam perhitungan jumlah pencahayaan pada ruangan dapat melalui perhitungan : Kuat penerangan (dalam lux) = arus dalam lumen / jumlah m2

Q = luas ruang 1/tinggi ruang x kuat cahaya = 150

1/3 x 80 = 5,6 = 5 – 6 pencahayaan

b. Penghawaan

Secara umum, perbedaan tekanan udara yang tinggi ditempatkan pada daerah sirkulasi dan pelayanan pengunjung, dengan prinsip bahwa udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

commit to user

Penghawaan alami melalui ventilasi dinding, sedangkan penghawaan buatan menggunakan Air Conditioner pada seluruh ruangan.

Penghawaan untuk interior House Of Rock Centre menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami yaitu dari jendela, sedangkan buatan menggunakan air conditioner (AC) central dengan sistem ducting dan exhaust fan. Penggunaan AC central ini digunakan agar memudahkan untuk dinyalakan dan lebih menghemat energi. Mengingat bahwa kondisi setiap ruangan membutuhkan suhu ruangan tertentu. Penghawaan untuk area cafe sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pemakaian AC unit sangat efisien pada suatu kafe untuk menciptakan udara yang berkualitas.

2) Untuk pemakaian heating dan cooling, disesuaikan dengan iklim. Untuk daerah tropis menggunakan cooling.

3) Exhaustfan dan AC digunakan di dapur untuk sirkulasi udara di daerah dapur.

4) Smoke control diletakkan pada ruangan yang banyak asap rokok untuk mencegah asap rokok menyebar ke ruang lain.

c. Sistem Akustik

Kebisingan tidak dapat dihindari karena aktivitas pengunjung yang bermacam-macam. Agar mengurangi bising unsur pembentuk ruang menggunakan bahan yang dapat mereduksi bising.

commit to user

dinding akustik sistem double wall berbahan gypsum, serta penggunaan panel-panel akustik.

Khususnya pada Ruang seperti Rock Venue, Rock Studio & Lesson dibutuhkan treatment yang tepat mengenai akustik ruangan, karena selain mengurangi kebisingan, treatment ini juga dapat meningkatkan kualitas bebunyian dalam ruangan tersebut.

Untuk mendapatkan suatu sistem akustik yang baik, maka hendaknya perlu diketahui mengenai batasan pendengaran dari telinga manusia. Kepekaan telinga tiap manusia tidak sama, untuk mengukurnya digunakan satuan tingkat keras bunyi yaitu deciBell (dB). Rentang batasan pendengaran telinga manusia yaitu 0 dB – 140 dB sebagai batas tertinggi.

Tabel 4.12

Tingkat keras bunyi dalam Pa dan dB

Sound Pressure

(Pa)

Sound Level

(dB)

Contoh Keadaan

200

140

Ambang batas atas pendengaran

130

Pesawat terbang tinggal landas

20 120

Diskotik yang gaduh

100

Pabrik yang gaduh

2 90 Kereta api berjalan

70 Mesin penyedot debu

0,02

60 Percakapan dengan berteriak

0,002

30-50

Percakapan normal

commit to user

0,00002

0-10

Ambang batas bawah pendengaran (Sumber : Material Akustik, 2009-07) Pengukuran tingkat kekuatan dari sumber bunyi, menggunakan

sebuah alat yaitu Sound Level Meter (SLM). Alat ini terdiri dari mikrofon, amplifier, weighting network dan layar penyaji dalam satuan dB.

Gambar 4.7

Sound Level Meter

(Sumber : http://www.wikipedia.org/sound_level_meter) Treatment yang tepat untuk mengatasi permasalahan akustik ruang

salah satunya adalah dengan pemakaian selimut akustik pada elemen ruang seperti dinding, ceiling, maupun flooring. Lapisan yang dipakai berupa rockwool maupun glasswool, yang kemudian ditutup dengan panel akustik seperti gypsum, maupun kayu MDF.

commit to user

a. Sistem Pencegahan Kebakaran

1) Sistem Sprinkler Hampir semua public space memiliki perlindungan terhadap

kebakaran yang berupa sprinkler. Beberapa mall menyediakan sistem yang lengkap meliputi jaringan dari sprinkler. Kepala sprinkler akan menyemprotkan air dan memadamkan api jika terjadi kebbakaran. Desain sprinkler umumnya ditentukan oleh standar dari National Fire Protection Association. Sistem sprinkler pada sebuah gedung biasanya didesain oleh kontraktor gedung.

2) Lampu darurat Kekhasan perlengkapan tetap yang digunakan untuk penerangan darurat adalah baterai yang ada didalamnya dengan dua lampu

halogen yang dibuat pas dengan desain toko. Kabel lampu harus dipasang secara benar. Perlengkapan tetap harus diletakkan kira –kira

10 feet dari pintu keluar, dengan satu lampu di kaki pintu dan satu lagi di gang keluar di arah yang berlawanan. Perlengkapan tetap yang lain harus diletakkan sepanjang jalan keluar gang untuk menyediakan pencahayaan yang diperlukan.

3) Pemadam kebakaran Komunitas departemen kebakaran mungkin membutuhkan penyewa untuk memasang alat pemadam kebakaran. Alat pemadam kebakaran

harus diletakkan di toko atau area yang tidak untuk umum .

4) Sistem alaram

commit to user

b. Sistem Pencegahan Kriminalitas

Sistem keamanan sangat dibutuhkan oleh sebuah kafe dan toko agar terhindar dari pencuri. Menurut buku Time Saver Standarts For Interior Design And Space Planning terdapat beberapa sistem keamanan , yaitu :

1) Gates Menggunakan teralis pada jendela. Teralis harus dicantelkan pada frame jendela dengan mesin atau baut sehingga tidak dapat dilepas dari luar. Pintu gerbang dorong merupakan proteksi yang sangat bagus. Pintu gerbang digunakan agar tidak dapat dibongkar dari luar. Pintu gerbang direkomendasikan untuk tempat –tempat komersial, seperti kafe dan toko.

2) Selecting alaram system Sistem ini dapat disembunyikan dan dapat juga diperlihatkan keberadaannya. Diperlihatkan dengan tujuan dapat menghalangi usaha pencurian, sedangkan jika tidak diperlihatkan dengan tujuan menjebak pencuri. Sistem ini untuk menyeleksi agar jika ada pencuri yang membawa barang keluar dari wilayah akan ketahuan.

3) CCTV (Closed Circuit Television) Ini adalah sistem menggunakan kamera yang merekam gambar

kegiatan di area yang diberi CCTV (Closed Circuit Television), gambarnya dikirim dan diamati melalui monitor yang telah dipasang di sebuah ruangan.

commit to user

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF ANTARA LANSIA INSOMNIA DAN TIDAK INSOMNIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 57

Hubungan Asupan Zat Besi Dengan Insidensi Anemia Defisiensi Besi Pada Balita Di Bangsal Anak Rsud Dr. Moewardi

0 0 52

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN FILLER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT AMPAS TEBU - SERBUK KAYU DALAM MATRIK POLYESTER SKRIPSI

0 0 104

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011

0 2 97

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL ANTARA MAHASISWA DENGAN TINGKAT KEINTIMAN KELUARGA TINGGI DAN RENDAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 52

PERBEDAAN PERTAMBAHAN PANJANG BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA

0 0 44

Perancangan Corporate Identity Agribisnis Buah Naga Cv. Wana Bekti Handayani Melalui Desain Komunikasi Visual

0 0 151

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual Disusun oleh : GAMAYEL AGUNG WIBOWO NIM : C0707024

0 0 113

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250

PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 1 46