Perancangan Corporate Identity Agribisnis Buah Naga Cv. Wana Bekti Handayani Melalui Desain Komunikasi Visual

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY AGRIBISNIS BUAH NAGA CV. WANA BEKTI HANDAYANI MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Seni Pada Fakultas Sastra dan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh

HANING FATMAWIATI C0707026 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ABSTRAK

Haning Fatmawiati, 2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Corporate Identity Agribisnis Buah Naga CV. Wana Bekti Handayani Melaui Desain Komunikasi Visual. Corporate Identity adalah wujud simbol visual identitas sebuah institusi, badan usaha atau perusahan, yang diaplikasikan pada berbagai sarana, fasilitas, dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual pada publik. Diciptakan dengan menyeragamkan penampilan fisik tertentu dari salah satu atau beberapa aspek perusahaan, sehingga dapat memperkuat usaha periklanan dan juga memberikan efek repetisi (pengulangan) yang akan membuat usaha-usaha periklanan lebih efektif.

CV. Wana Bekti Handayani merupakan perusahaan yang mengembangkan agribisnis melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, untuk meningkatkan pendapatan dari hasil pertanian serta menjadi petani modern sekaligus supplier dari produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia agribisnis yang kian bertambah, baik pengembangan dari buah sejenis maupun buah lain tidak menutup kemungkinan muncul dari dalam dan luar daerah. Oleh karena itu diperlukan adanya perancangan Corporate Identity untuk meningkatkan image perusahaan, yang sebelumnya belum tergarap dengan baik.

Pada perancangannya, CV. Wana Bekti Handayani diposisikan sebagai pembudidaya sekaligus produsen makanan olahan buah naga. Dengan target audience semua kalangan, baik muda maupun tua. Pesan yang akan ditanamkan dalam benak calon konsumen ialah tetap sehat dengan cara yang nikmat. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang kemudian diaplikasikan ke dalam material Corporate Identity. Dengan adanya perancangan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai CV. Wana Bekti Handayani serta dalam upaya memajukan kesehatan masyarakat Sragen dan sekitarnya.

ABSTRACT

Haning Fatmawiati, 2011. This Final Project Introduction titled Corporate Identity Design Dragon Fruit Agribusiness CV. Wana Bekti Handayani Through Visual Communication Design. Corporate Identity is a realization of visual symbols from institution identity or a company applied on various facilities and corporate activity as a public visual communication. Created by specific physical appearance from one or some aspects of the company uniformity, so as to strengthen business advertising and gives the effect of repetition that would make advertising efforts more effective.

CV. Wana Bekti Handayani a company that developed agribusiness through utilization technology effectiveness to enhance from agricultural output as well as being modern farmers and suppliers from product resulted. Competition in the world of Agribusiness Group increased, both of development of a type of fruit or other fruit, not ruled appear in and outside area. Therefore it is necessary to design Corporate Identity to improve corporate image which previously has not been well explored.

In the design, CV. Wana Bekti Handayani is positioned as a cultivators as well as manufacturers of processed foods of dragon fruit. With target audience all soriety, whether young or old. A message that will be implanted in the minds of prospective consumers is staying healthy in a way that favors. Of communication messages, then nearly identical visual form that is creative and interesting are then applied to the Corporate Identity material. With the existence of such design expected to increase knowledge society about CV. Wana Bekti Handayani and in order to advancing public health in Sragen and surrounding areas.

MOTTO “HAMBATAN…

adalah hal-hal menakutkan yang terlihat

ketika menutup mata dari tujuan ”

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini Aku persembahkan bagi :

1. Ayah, Ibu, dan adik-adikku tercinta yang dengan keikhlasanya telah mencurahkan kasih sayangnya

2. Teman-teman yang telah banyak memberi motivasi

3. Almamaterku

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan inayah-Nya serta segala pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai gelar Sarjana Seni program studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan serta motivasi dari semua pihak yang telah membantu penulis, baik lingkungan kampus maupun lingkungan luar kampus Universitas Sebelas Maret. Maka ungkapan rasa terimakasih dan penghargaan yang tinggi pantas penulis sampaikan kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

2. Drs. M. Suharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

3. Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum, selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Andreas S. Widodo, S.Sn,M.Hum, selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Penasehat Akademik dan Koordinator Kolokium.

6. Mahardika selaku Marketing Manager CV. Wana Bekti Handayani, Masaran Sragen.

7. Seluruh dosen serta segenap staf karyawan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Teman-teman Deskomvis atas perhatian, dukungan, dan semangatnya selama ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis menyadari

bahwa konsep Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan segala kritik dan saran penulis terima dengan hati dan pikiran terbuka. Semoga pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Surakarta, 7 Desember 2011

Haning Fatmawiati NIM C0707026

BAB VI PENUTUP ……………....……………………………………. 107

A. Kesimpulan……………………...…………………..…….. 107

B. Saran……...…………….…….…..……………………….. 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1. Tabel Kandungan Nutrisi Buah Naga…...………………………… 17

2. Tabel Profil Wana Bekti Handayani………………………………. 32

3. Tabel Kelompok Grade Buah Naga ………………………………. 45

4. Tabel Profil Wana Natural Farm…..………………………………. 47

5. Tabel Profil Keboen Nogo………..……………………….………. 53

6. Tabel Analisa SWOT……………………………………………… 59

DAFTAR BAGAN

1. Bagan Struktur Organisasi CV. Wana Bekti Handayani……............ 33

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar logo CV. Wana Bekti Handayani ……...…..…………..….. 31

2. Gambar Kebun Buah Naga……………………..………………….. 34

3. Gambar Kebun Buah Naga…………………..…..………………… 34

4. Gambar Manisan Buah Naga…...……………………………..…… 34

5. Gambar Buah Naga…...………………..……………..……………. 34

6. Gambar Minuman Buah Naga…...……………………….………… 34

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Haning Fatmawiati 1 Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2 Andreas S. Widodo,

S.Sn,M.Hum 3

ABSTRAK

2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Corporate Identity Agribisnis Buah Naga CV. Wana Bekti Handayani Melaui Desain Komunikasi Visual. Corporate Identity adalah wujud simbol visual identitas sebuah institusi, badan usaha atau perusahan, yang diaplikasikan pada berbagai sarana, fasilitas, dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual pada publik. Diciptakan dengan menyeragamkan penampilan fisik tertentu dari salah satu atau beberapa aspek perusahaan, sehingga dapat memperkuat usaha periklanan dan juga memberikan efek repetisi (pengulangan) yang akan membuat usaha-usaha periklanan lebih efektif. CV. Wana Bekti Handayani merupakan perusahaan yang mengembangkan agribisnis melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, untuk meningkatkan pendapatan dari hasil pertanian serta menjadi petani modern sekaligus supplier dari produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia agribisnis yang kian bertambah, baik pengembangan dari buah sejenis maupun buah lain tidak menutup kemungkinan muncul dari dalam dan luar daerah. Oleh karena itu diperlukan adanya perancangan Corporate Identity untuk meningkatkan image perusahaan, yang sebelumnya belum tergarap dengan baik.

1 Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Dengan NIM C0707026 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

tua. Pesan yang akan ditanamkan dalam benak calon konsumen ialah tetap sehat dengan cara yang nikmat. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang kemudian diaplikasikan ke dalam material Corporate Identity. Dengan adanya perancangan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai CV. Wana Bekti Handayani serta dalam upaya memajukan kesehatan masyarakat Sragen dan sekitarnya.

Haning Fatmawiati 1 Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2 Andreas S. Widodo,

S.Sn,M.Hum 3

ABSTRACT

2011. This Final Project Introduction titled Corporate Identity Design Dragon Fruit Agribusiness CV. Wana Bekti Handayani Through Visual Communication Design. Corporate Identity is a realization of visual symbols from institution identity or a company applied on various facilities and corporate activity as a public visual communication. Created by specific physical appearance from one or some aspects of the company uniformity, so as to strengthen business advertising and gives the effect of repetition that would make advertising efforts more effective. CV. Wana Bekti Handayani a company that developed agribusiness through utilization technology effectiveness to enhance from agricultural output as well as being modern farmers and suppliers from product resulted. Competition in the world of Agribusiness Group increased, both of development of a type of fruit or other fruit, not ruled appear in and outside area. Therefore it is necessary to design Corporate Identity to improve corporate image which previously has not been well explored. In the design, CV. Wana Bekti Handayani is positioned as a cultivators as well as manufacturers of processed foods of dragon fruit. With target audience all soriety, whether young or old. A message that will be implanted in the minds of prospective consumers is staying healthy in a way that favors. Of communication messages, then nearly identical visual form that is

1 Mahasiswa Jurusan Desain Kominikasi Visual dengan NIM C0707026 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

to advancing public health in Sragen and surrounding areas.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis sehingga berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di Negara Indonesia. Banyak tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di Indonesia, bahkan sejumlah daerah telah menjadi pusat komoditas hasil pertanian tersebut. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis dan dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional.

Potensi agribisnis ini berpengaruh besar terhadap perkembangan sektor pertanian di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya ialah daerah kabupaten Sragen. Agribisnis di daerah Sragen tercatat mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, diantaranya meliputi komoditas beras organik, jagung (komposit dan hibrida), semangka, jeruk besar (citrus celebia), garut (Marantha Arundina, Arrowroot, West Indian Arrowroot ), white melon, dan buah naga (dragon fruit).

Khusus untuk meningkatkan komoditas buah naga, Pemerintah Kabupaten Sragen mengambil langkah dengan cara mencanangkan diri sebagai Kota buah naga. Kini seiring dengan adanya program tersebut usaha di bidang agribisnis buah naga mulai dikembangkan. Membudidayakan buah naga dinilai relatif mudah dan memiliki prospek yang sangat cerah dibanding buah lainnya, Khusus untuk meningkatkan komoditas buah naga, Pemerintah Kabupaten Sragen mengambil langkah dengan cara mencanangkan diri sebagai Kota buah naga. Kini seiring dengan adanya program tersebut usaha di bidang agribisnis buah naga mulai dikembangkan. Membudidayakan buah naga dinilai relatif mudah dan memiliki prospek yang sangat cerah dibanding buah lainnya,

CV. Wana Bekti Handayani yang didirikan sejak tahun 2006 ini fokus mengembangkan komoditas buah naga jenis Super Red (Hylocereus costaricensis ) atau buah naga super merah (merah hati) dan buah naga daging putih. Perkembangan pola agribisnis terhadap komoditas buah naga Super Red di pulau jawa yang saat ini sangat besar, mendorong Wana Bekti Handayani untuk mengembangkan agribisnis melalui pemanfaatan teknologi tepat guna untuk meningkatkan pendapatan dari hasil pertanian serta menjadi petani modern sekaligus supplier (gardener and Supplier) dari produk yang dihasilkan. Kemudian membangun sebuah agroindustries plant yang menjadi solusi over kapasitif buah segar yang kemudian diproduksi dan didistribusikan dalam bentuk produk minuman dan makanan olahan berbahan baku buah naga jenis Super Red dengan segment market seluruh Indonesia.

Mengingat permintaan buah naga yang semakin mengalami peningkatan, sedangkan pelaku bisnis agronomi terutama buah naga yang belum begitu banyak, maka selain menjual bibit dan buah segar buah naga Wana Bekti Handayani menerima konsultasi untuk bisnis agronomi buah naga baik disekitar Jawa Tengah pada khususnya maupun di seluruh Indonesia pada umumnya. Selain itu tempat

ini juga menawarkan agrowisata perkebunan buah naga seluas 5000 m 2 , serta berkesempatan menikmati produk olahan berbahan baku buah naga. Meskipun CV. Wana Bekti Handayani memiliki peluang yang cukup besar, belum banyak masyarakat yang mengenal serta mendapatkan informasi ini juga menawarkan agrowisata perkebunan buah naga seluas 5000 m 2 , serta berkesempatan menikmati produk olahan berbahan baku buah naga. Meskipun CV. Wana Bekti Handayani memiliki peluang yang cukup besar, belum banyak masyarakat yang mengenal serta mendapatkan informasi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas Wana Bekti Handayani dalam pokok permasalahannya tidak lepas dari permasalahan ini, yaitu masalah penyampaian informasi dan promosi untuk meraih peluang dalam persaingan. Untuk itu perlu diupayakan penyelesaian dengan adanya permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang ulang (re-design) corporate identity bagi agribisnis CV. Wana Bekti Handayani?

2. Bagaimana memilih media yang tepat sebagai pendukung komunikasi

sehingga dapat meningkatkan image dari CV. Wana Bekti Handayani?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diambil pemecahan masalah sebagai berikut :

1. Merancang ulang (re-design) corporate identity bagi agribisnis CV. Wana

2. Merancang corporate identity serta memilih media pendukungnya yang dapat meningkatkan image Wana Bekti Handayani, sehingga lebih dikenal masyarakat.

D. Target Visual

Target visual perancangan antara lain:

1. Redesign Logo

2. Stationary

a. Letterhead (kop surat)

b. Envelope (amplop)

c. Kartu nama

d. Stempel

e. Nota

3. Company Profile

4. Brosur

5. Label Botol Produk

6. Label Leher Botol Produk

7. X – Banner

8. 3D Brand Hostile

9. Sign Board

10. Seragam Karyawan

a. Seragam karyawan kebun

b. Topi

11. Tas Botol Produk

12. Merchandise

a. Payung

b. Gantungan Kunci

c. Cutting Sticker

E. Target Market dan Target Audience

Target sasaran dalam perancangan corporate identity Wana Bekti Handayani meliputi :

1. Geografis Wilayah

: Sragen, Solo, Karanganyar, Boyolali,

Sukoharjo.

2. Demografis Usia

: 13 –50 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki dan perempuan

Latar belakang pendidikan : Semua latar belakang pendidikan Sosial ekonomi

: Semua tingkat sosial ekonomi

3. Psikografis Minat

: - Bergaya hidup sehat.

- Menyukai makanan berbahan alami dengan penyajian yang bervariasi.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu antara lain :

1. Wawancara Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara yang bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi. Wawancara dilakukan terhadap pemilik CV. Wana Bekti Handayani dan wawancara kepada responden umum didaerah sekitar berupa kuesioner, sehingga diperoleh informasi yang dibutuhkan dalam perancangan corporate identity tersebut.

2. Pengamatan (Observasi) Yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki. Observasi dilakukan di CV. Wana Bekti Handayani yang berada di Dukuh Prampalan, Masaran, Sragen.

3. Studi Pustaka Mengkaji informasi melalui medi-media cetak seperti buku, koran, majalah, jurnal maupun internet yang berhubungan dengan buah naga dan perancangan corporate identity . Data-data tersebut biasanya berupa artikel atau pendapat- pendapat dari seseorang. Selain itu data juga dapat berupa foto-foto untuk referensi data.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Agribisnis

Agribisnis terbentuk dari unsur kata “agri” yang berasal dari kata agriculture (pertanian) dan bisnis yang berasal dari kata “bisnis” (usaha).

Agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan pertanian (Soekartawi, 2001: 18).

Dalam agribisnis proses transformasi material yang diselenggarakannya tidak terbatas kepada budidaya proses biologis dari biota (tanaman, ternak, ikan) tetapi juga proses prausaha tani, pascapanen, pengolahan dan niaga yang secara structural diperlukan untuk memperkuat posisi adu tawar (bargaining) dalam interaksi dengan mitra transaksi di pasar.

Wawasan agribisnis adalah cara pandang terhadap pertanian sebagai lapangan usaha dan lapangan kerja yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan untuk memperoleh nilai tambah yang maksimal secara kompetitif. Dalam meraih nilai tambah itu, agribisnis memandang ruang gerak dan ruang hidupanya tidak terbatas kepada budidaya, tetapi juga usaha pada penyediaan bahan, sarana, alsin, dan jasa di sektor hulu usaha tani, serta pascapanen, pengolahan, penanganan hasil, pemasaran dan lainnya di sektor hilirnya.

Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis merupakan upaya sistematis yang ampuh dalam mecapai beberapa tujuan ganda sebagai berikut :

1. Menarik dan mendorong sektor pertanian.

2. Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel.

3. Menciptakan nilai tambah.

4. Meningkatkan penerimaan devisa.

5. Menciptaksn lspsngsn kerja.

6. Memperbaiki pembagian pendapatan.

Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sektor yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sektor masukan (input), produksi (farm), dan sektor keluaran (output) (Downey, David, Steven Erickson, 1992: 5).

Sektor masukan menyediakan perbekalan kepada para pengusaha tani untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Sektor masukan yang efisien ialah yang mampu memasok masukan yang tepat pada waktu dan jumlah yang tepat pula. Hal ini menjadi faktor penentu untuk mempertahankan peningkatan efisiensi produksi yang telah dicapai sebelumnya. Adapun yang termasuk dalam sektor masukan anatara lain bahan makanan (ternak), bibit, pupuk, kapur, bahan kimia, minyak bumi, mesin dan peralatan usaha tani.

Sektor kedua ialah sektor produksi usaha tani, merupakan sektor pusat dalam agribisnis. Apabila ukuran, tingkat keluaran, dan efisiensi sektor ini bertambah, sektor lain juga akan ikut bertambah. Baik maupun buruknya keadaan Sektor kedua ialah sektor produksi usaha tani, merupakan sektor pusat dalam agribisnis. Apabila ukuran, tingkat keluaran, dan efisiensi sektor ini bertambah, sektor lain juga akan ikut bertambah. Baik maupun buruknya keadaan

Sektor terakhir pada sistem produksi dan distribusi pangan ialah sektor keluaran. Sektor ini bertanggung jawab atas perubahan bentuk bahan baku yang dihasilkan usaha tani menjadi produk konsumen akhir pada tingkat pengecer. Di Amerika Serikat hal tersebut menjadikan sektor ini terbesar diantara ketiga sektor sistem pangan sebelumnya. Sementara di Indonesia, sektor terbesar adalah usaha tani atau pada sektor produksi.

Indonesia sebagai negara tropis, sangat cocok untuk tempat mengolah usaha di bidang pertanian. Berbagai komoditi pertanian dapat tumbuh subur karena matahari yang terus bersinar sepanjang tahun di wilayah geografis seperti Indonesia.

Pertanian dalam arti luas mencakup :

1. Pertanian Rakyat : Usaha pertanian keluarga yang memproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman holtikultura yaitu sayur-sayuran dan buah- buahan.

2. Perkebunan : Perkebunan atau plantation tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga di Negara lain. Pada umumnya, perkebunan terdapat di daerah-daerah bermusim panas di dekat khatulistiwa. Oleh karena menggunakan sistem manajemen seperti pada perusahaan industri dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan teknologi terbaru, maka perkebunan sering pula disebut industri perkebunan atau industri pertanian.

3. Kehutanan : Ilmu kehutanan pada prinsipnya merupakan ilmu yang menerangkan bagaimana hubungan antara tanah hutan dengan manusia dan alokasi sumber- sumber industrinya serta bagaimana cara mengelolanya sehingga sumber- sumber tersebut dapat memberikan kepuasan seperti yang diinginkan oleh manusia.

4. Peternakan : Dilihat dari pola pemeliharaannya, peternakan di Indonesia dapat dibagi menjadi :

a. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan tradisional.

Pemeliharaan ternak secara tradisional menggunakan ketrampilan yang sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu yang relatif terbatas. Pemeliharaan dilakukan setiap hari dan dikerjakan oleh anggota keluarga peternak.

b. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersil. Kertrampilan yang dimiliki peternak dapat dikatakan lumayan. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan, dan makanan, penguat cenderung meningkat, walaupun lamban. Jumlah ternak yang dimiliki 2-5 ekor ternak besar, dan 5-100 ekor ternak kecil terutama ayam.

c. Peternak Komersil. Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi kuat sehingga mempunyai kemampuan dalam modal dan sarana produksinya menggunakan teknologi modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak dibeli dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini tujuan c. Peternak Komersil. Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi kuat sehingga mempunyai kemampuan dalam modal dan sarana produksinya menggunakan teknologi modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak dibeli dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini tujuan

5. Perikanan : Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengolahan sampai pada pemasaran hasilnya. Sementara yang dimaksud sumber perikanan ialah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di peraiaran, baik darat maupun laut.

B. Buah Naga

1. Sejarah Penyebaran Buah Naga

Buah naga atau dragon fruit ialah kaktus hutan yang buahnya berwarna merah dan bersisik, berasal dari daerah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Di daerah asalnya buah naga disebut dengan nama pitahaya atau pitaya roja. Penduduk Indian sering memanfaatkan buah yang berasa manis asam ini sebagai buah meja atau buah yang dikonsumsi segar.

Meskipun berasal dari Amerika, buah naga lebuh dikenal sebagai tanaman dari Asia. Hal ini dikarenakan buah naga secara besar-besaran dikembangkan di Asia seperti Vietnam dan Thailand. Sekitar tahun 1870 buah naga masuk ke daratan Asia dibawa oleh orang Perancis dari Guyana, Amerika Selatan. Masuknya tanaman ini ke Vietnam sebenarnya ditujukan sebagai tanaman hias. Keunikan batang yang berbentuk segitiga dan berduri sangat pendek membuat buah naga menjadi tanaman hiasan karena pada umumya batang tanaman berbentuk bulat atau segi empat.

Nama dragon fruit di Asia disebabkan oleh fungsi buahnya. Masyarakat Cina kuno sering meletakkan buah tanaman ini di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Tradisi religius ini dipercaya membawa berkah. Warna merah menyala dari buah tersebut sangat mencolok di antara patung naga hijau memunculkan nilai estetika, sehingga mendasari julukan thang loy , dragon fruit, atau buah naga.

Di Indonesia, buah naga mulai dikenal sekitar pertengahan tahun 2000. Buah naga yang dihasilkan belum berasal dari budi daya dalam negeri, melainkan hasil impor dari Thailand. Mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 2001, dan hinga kini telah dikembangkan di beberapa daerah anatara lain Pasuruan, Jember, Mojokerto, dan Jobang.

2. Klasifikasi Buah Naga

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan subfamily Hylocereanea. Dalam subfamili terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini terdiri dari sekitar 16 spesies. Adapun klasifikasi buah naga tersebut sebagai berikut. Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas

: Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo

: Cactales

Famili

: Cactaceae

Subfamili

: Hylocereanea

: - Hylocereus undatus (daging putih)

- Hylocereus costaricensis (daging merah)

3. Morfologi Buah Naga

Tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika selatan bagian utara ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar. Jenis dari tanaman ini merupakan tanaman memanjat. Secara morfologi tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun yang mana hanya memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah serta biji.

Perakaran tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat dan menempel pada batang tanaman lain. Akarnya tidak terlalu panjang, berbentuk akar cabang, sangat tahan dengan kekeringan dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Dari akar cabang tumbuh akar rambut yang sangat kecil, lembut, dan banyak. Perakaran menjelang produksi buah mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti perpanjangan batang pokok berwarna cokelat mengarah di dalam tanah.

Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin saat dewasa. Berwarna hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segi tiga. Dari batang tumbuh banyak cabang yang memiliki bentuk dan warna sama dengan batang. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Oleh karena itu batang dan cabangnya berwarna hijau.

Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Kuncup bunga mulai mekar pada sore hari dan mekar sepenuhnya pada tengah malam (night blooming cereus). Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina)

Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Buahnya berbentuk bulat panjang serta berdaging warna merah dan sangat tebal. Pada cabang atau batang dapat tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Ketebalan kulit buah mencapai 2-3 cm. Permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul menyerupai sisik-sisik ular naga berukuran 1-2 cm. Berat buah beragam berkisar antara 80-500 gram, tergantung dari jenisnya.

Biji berbentuk bulat kecil berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat tipis dan keras. Biji ini dapat digunakan untuk pembudidayaan tanaman secara generatif. Setiap buah naga terdapat sekitar 1.200-2.300 biji dan dapat langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan.

4. Jenis Buah Naga

a. Hylocereus undatus

Hylocereus undatus atau white pitaya adalah buah naga berkulit merah dan dagingnya berwarna putih. Sisik pada kulit buah berwarna hijau. Berat rata-rata 400-500 gram, bahkan bisa mencapai 650 gram. Rasa Hylocereus undatus atau white pitaya adalah buah naga berkulit merah dan dagingnya berwarna putih. Sisik pada kulit buah berwarna hijau. Berat rata-rata 400-500 gram, bahkan bisa mencapai 650 gram. Rasa

b. Hylocereus polyrhizus

Hylocereus polyrhizus memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan.rasa buah lebih manis disbanding Hylocereus undatus , yakni sekitar 13-15 briks. Tanamannya lebih kekar dan berduri lebih rapat. Tanaman yang banyak dikembangkan di Cina dan Australia ini cenderung berbunga sepanjang tahun, namun tingkat keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50%. Rata-rata berat buah hanya 400 gram dengan lokasi penanaman yang ideal pada ketinggian rendah sampai sedang.

c. Hylocereus costaricensis

Buah Hylocereus costaricensis hamper mirip dengan buah Hylocereus polyrhizus, namun warna daging buahnya lebih merah sehingga disebut juga buah naga super merah. Batangnya lebih besar dan akan berwarna loreng saat berumur tua. Berat buahnya sekitar 400-500 gram. Rasanya manis dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanaman ini sangat menyukai daerah yang panas dengan ketinggian rendah sampai sedang.

d. Selenicereus megalanthus

Selenicereus megalanthus berpenampilan berbeda dibanding jenis anggota genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik. Rasa buahnya jauh lebih manis disbanding buah naga lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks. Namun buah yang dijuluki yellow pitaya ini kurang popular dibanding jenis lainnya. Berat buahnya hanya sekitar 80-100 gram. Tanamannya pun lebih mungil berwarna hijau terang. Pertumbuhannya akan optimal jika ditanam di daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 m dpl.

5. Khasiat Buah Naga

Manusia memerlukan asupan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral) untuk menunjang kehidupan dan kesehatan sehari-hari. Selain itu tubuh kita juga memerlukan kandungan zat aktif dalam pangan fungsional. Dewan informasi makanan internasional (The International Food Information Council ) mendefinisikan makanan fungsional sebagai makanan yang menguntungkan bagi kesehatan, selain fungsinya sebagai sumber zat gizi dasar (Jansen Silalahi, 2006: 18).

Makanan fungsional memiliki tiga syarat, yaitu harus berupa makanan (bukan dalam bentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan alami, harus merupakan bahan yang dikonsumsi dari bagian diet sehari-hari, dan memiliki suatu fungsi khusus bila dikonsumsi. Fungsi khusus tersebut yakni mengatur atau mempengaruhi proses dalam tubuh seperti meningkatkan sistem Makanan fungsional memiliki tiga syarat, yaitu harus berupa makanan (bukan dalam bentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan alami, harus merupakan bahan yang dikonsumsi dari bagian diet sehari-hari, dan memiliki suatu fungsi khusus bila dikonsumsi. Fungsi khusus tersebut yakni mengatur atau mempengaruhi proses dalam tubuh seperti meningkatkan sistem

Buah naga termasuk salah satu buah terbaik yang termasuk dalam kategori pangan fungsional. Buah naga mengandung zat aktif dengan konsentrasi yang termasuk dalam pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah antioksidan dalam asam asorbat (bakal vitamin C), karoten (bakal vitamin A) dan anthocyanin, dan serat pangan. Pada penelitian mengenai total kandungan fenolik (TSP) aktivitas antioksidan dan antiproliferatif buah naga merah pada sel melanoma, berhasil disimpulkan kalau kedua buah tersebut merupakan sumber utama antioksidan dan agen antikanker.

Nutrisi

Kandungan

Kadar gula

13-18 briks

Vitamin C

9,4 mg

Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai penghilang dahaga. Hal ini disebabkan kandungan airnya 90,20% dari berat buah. Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat diantaranya ialah sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus, pelindung kesehatan mulut, penurun kolestrol, pencegah pendarahan, dan obat keluhan keputihan.

C. Tinjauan Desain Komunikasi Visual

Secara keseluruhan, Desain Komunikasi Visual didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf seta komposisi warna dan layout, sehingga gagasan bisa diterima oleh sasaran penerima pesan (Adi Kusrianto, 2007: 2).

Secara etimologi, istilah Desain Komunikasi Visual terdiri dari tiga kata.

1. Desain

Kata desain berasal dari bahasa Itali, yakni “designo” yang berarti gambar. Dalam bahasa Inggris, kata desain diambil dari bahasa latin

“designare” yang berarti merencanakan atau merancang. Sedangkan perancangan diartikan sebagai suatu proses atau perbuatan merancang

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996: 815). P. J. Booker berpendapat mengenai definisi desain sebagai berikut :

Simulating what we want to make (or do), before we make (or do) it as many times as may be necessary to feel confident in the final result .

sebelum benar-benar menciptakan atau melakukan sesuatu yang diinginkan tersebut. Simulasi dilakukan berulang-ulang, sesering yang dianggap perlu sehingga dirasa yakin akan hasil akhirnya (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 2)

Setiap desain berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta kreativitas. Elemen atau unsur menjadi bagian dari suatu karya desain yang saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki makna yang tersusun dalam satu bentuk organisasi dasar prinsip-prinsip penyusunan atau prinsip desain. Susunan tersebut sering kali dijadikan dasar pertimbangan atas suatu kritik seni.

a. Unsur-unsur Desain

1) Garis Garis merupakan unsur terbentuknya sebuah gambar. Garis memiliki arah dan berdimensi memanjang. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuat, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. Goresan suatu garis memilik arti atau kesan sebagai berikut :

a) Garis tegak

: kuat, kokoh, tegas, dan hidup.

b) Garis datar

: lemah, tidur, dan mati.

c) Garis lengkung

: lemah, lembut, mengarah.

d) Garis patah

: tegas, tajam, hati-hati, naik turun.

e) Garis miring

: sedang, menyudutkan.

f) Garis berombak

: halus, lunak, berirama.

Adapun fungsi garis, antara lain :

a) Sebagai abstrak bentuk.

b) Sebagai simbol pertemuan antara dua bidang yang

berpotongan.

c) Sebagai ekspresi atau ungkapan suatu ide.

d) Sebagai irama gerak.

2) Bidang Bidang merupakan unsur desain yang berdimensi panjang dan lebar. Bidang dapat dibuat dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, atau dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih. Ditinjau dari bentuknya, bidang dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri (beraturan) dan bidang non geometri (tidak beraturan). Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non geometri merupakan bidang yang relatif sulit diukur keluasannya.

3) Ruang Ruang dapat diciptakan dengan adanya bidang. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi, sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.

4) Warna Warna diartikan dalam dua definisi, yakni secara objektif (fisik) dan subjektif (psikologis). Secara objektif warna ialah sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara subjektif 4) Warna Warna diartikan dalam dua definisi, yakni secara objektif (fisik) dan subjektif (psikologis). Secara objektif warna ialah sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara subjektif

5) Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.. tekstur nyata memiliki persamaan antara hasil raba dengan penglihatan. Sementara tekstur semu memiliki perbedaan antara hasil penglihatan dengan perabaan.

b. Prinsip Dasar Desain

1) Kesatuan (Unity) Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasaan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannnya dengan ide dasar. Dengan adanya kesatuan dalam karya desain, maka elemen-elemen yang ada dapat saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju.

2) Keseimbangan (Balance) Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang 2) Keseimbangan (Balance) Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang

3) Irama Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Beberapa tipe ritme antara lain :

a) Repetitif

Pengulangan dan hasil ritme tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dam merupakn car yang mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur desain kedala satu kesatuan.

b) Alternatif

Penyusunan unsur-unsur suatu pola secara bergantian, dapat berupa bentuk atau pun warna. Misalnya penyusunan warna hitam dan putih secara bergantian, atau antara shape besar dengan shape kecil.

c) Progresif

Progresif merupakan tipe ritme perulangan suatu elemen dengan satu perubahan pembesaran atau pengulangan ukuran.

d) Flowing

Tipe ritme ini menggunakan perulangan teratur dari suatu perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk ke bentuk lainnya yang selaras dalam gerak.

4) Kontras Kontras diperlukan dalam suatu komposisi sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton. Namun penampilan kontras yang berlebihan akan mengakibatkan munculnya ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis.

5) Fokus Fokus atau pusat digunakan untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi bagian utama. Keharmonisan dalam membuat suatu fokus tetap diperhatikan dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar fokus mendukung fokus yang ditentukan.

6) Proporsi Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dengan bagian, dan anatara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang keharmonisan tampilan suatu desain

2. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication” diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”. Dengan demikian secara garis

besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan).

a) Elemen Komunikasi

1) Sumber Informasi (source)

Merupakan orang atau sekelompok orang yang memiliki pemikiran untuk disampaikan kepada orang atau kelompok orang lain.

2) Encoding

Suatu proses dimana sistem pusat syaraf sunber informasi memerintahkan sumber informasi untuk memilih simbol-simbol yang dapat dimengerti dan menggambarkan pesan.

3) Pesan (message)

Segala sesuatu yang memiliki makna bagi penerima. Pesan merupakan hasil akhir dari encoding, dapat berupa kata-kata, ekspresi wajah, tekanan suara dan penampilan.

4) Media

Merupakan cara atau peralatan yang diguakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima.

5) Decoding

Proses dimana penerima pesan menginterpretasikan pesan yang telah diterimanya sesuai dengan pengetahuan, minat, dankepentingannya.

6) Feedback (umpan balik)

Merupakan respon yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim sebagai tanggapan atas informasi yang dikirim sumber pesan.

7) Hambatan (noise)

Berbagai hal yang dapat dapat membuat proses komunikasi tidak berjalan dengan efektif. Hambatan dapat berupa hambatan verbal, nonverbal, fisik atau lingkungan.

b) Jenis-jenis Komunikasi

1) Komunikasi Verbal Merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan. Jenis komunikasi ini menggunakan pengucapan maupun bunyi-bunyian serta indera telinga (pendengaran) sebagai sensasi dengar.

2) Komunikasi Nonverbal (yang merujuk pada tulisan)

Merupakan komunikasi yang disampaikan secara visual lewat tulisan, seperti melalui surat, majalah, koran, dan lainnya.

3) Komunikasi Tactual

Komunikasi tactual menggunakan kulit sebagai sensasi rabaan. Misalnya huruf Braile bagi kaum Tuna Netra, brosur atau sampel yang memberikan contoh tekstur kertas, dan lain sebagainya.

4) Komunikasi Olfactoral / Gustaroy Komunikasi jenis ini mempergunakan hidung sebagai sensasi penciuman. Sebagai contoh yakni polisi yang memanfaatkan anjing sebagai pelacak.

5) Komunikasi Pengecap Komunikasi pengecap menggunakan lidah sebagai sensasi pengenal rasa. Misalnya pada produk minuman baru, calon pembeli dipersilahkan untuk mencicipi agar pembeli tertarik dan mau membeli produk baru tersebut.

6) Komunikasi Tubuh Merupakan komunikasi yang mepergunakan organ-organ tubuh manusia, atau biasa dikenal dengan sebutan bahasa tubuh (body language ).

3. Visual

Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan yaitu mata. Berasal dari kata Latin “videre” yang berartri “melihat” yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris “visual”.

D. Corporate Identity

Semakin berkembang pesatnya dunia usaha telah menciptakan sutau persaingan baik antara perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Masing- masing bersaing untuk menarik perhatian konsumen, sehingga image suatu perusahaan menjadi sangat penting terhadap keberhasilan perusahaan tersebut. Banyak perusahaan, terutama perusahaan besar yang sadar akan pentingnya menciptakan dan mempertahankan sebuah identitas grafis yang kuat dan mantap. Salah satu usaha untuk meningkatkan image perusahaaan tersebut ialah dengan merancang corporate identity.

Corporate identity adalah salah satu bentuk tertua dari komunikasi yang didasarkan pada suatu rancangan tertentu (design communication) dan senantiasa terarah pada tujuan-tujuan yang praktis. Ide dasarnya untuk menciptakan identifikasi, melalui keseragaman (Frank Jefkins, 1996: 298).

Corporate identity merupakan wujud simbol visual identitas sebuah institusi, badan usaha atau perusahan, yang diaplikasikan pada berbagai sarana, fasilitas, dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual pada publik. Diciptakan dengan menyeragamkan penampilan fisik tertentu dari salah satu atau beberapa aspek perusahaan, sehingga dapat memperkuat usaha periklanan dan juga memberikan efek repetisi (pengulangan) yang akan membuat usaha-usaha periklanan lebih efektif. Melalui corporate identity pula, perusahaan dapat menginformasikan jenis usaha yang dikelolanya, serta membangun image dan karakter perusahaan tersebut di mata publik. Adapun fungsi lain dan aplikasi Corporate Identity pada perusahaan sebagai berikut :

1. Fungsi Corporate Identity

Selain sebagai identiras perusahaan, corporate identity juga mempunyai fungsi-fungsi lain, antara lain :

a. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.

Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan itu pada masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, corporate identity harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan melalui produk dan jasanya.

b. Sebagai pemacu sistem operasional perusahaan. Saat sebuah perusahaan akan menciptakan corporate identity bagi perusahaan mereka, maka mereka harus berpikir dan mengevaluasi sistem operasional mereka untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaannya. Hal ini dilakukan agar tercipta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap di mata publik.

c. Sebagai pendiri jaringan network yang baik. Sebuah perusahaan yang berimage positif dan stabil, mampu menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk- produk dari perusahaan ini juga mungkin menjadi produk yang paling laku dan digemari di pasar.

d. Sebagai alat jual dan promosi. Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut akan dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih menerima karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-benar cocok untuk mereka.

2. Aplikasi Corporate Identity

Tahap terakhir dari proses desain corporate identity adalah aplikasi. Dalam tahap ini seorang desainer komunikasi visual harus memahami jenis aplikasi yang penting dan efektif untuk bentuk desain komunikasi visual ini, misalnya aplikasi pada business stationery, katalog, daftar harga, gedung perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan suatu sistem komunikasi visual yang efektif dan menyatu.

Berikut jenis-jenis aplikasi corporate identity yang sering digunakan, anatara lain :

a. Bussiness Stationary (kop surat, amplop, memo, kartu nama,forms, bon, dan lain-lain).

b. Advertising

c. Poster

d. Brosur dan katalog

e. Signage system

f. Gedung perusahaan f. Gedung perusahaan

h. Newsletter (buletin perusahaan)

i. Kendaraan perusahaan, dll.

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Identifikasi Objek

1. Profil CV. Wana Bekti Handayani

CV. Wana Bekti Handayani didirikan sejak Juli tahun 2006 oleh Bapak Ir Warjimin dan Ibu Sri Subekti dilahan seluas 5000 m 2 di Dukuh Prampalan RT 26 RW 06 Krikilan, Masaran Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Wana Bekti Handayani ialah sebuah badan usaha yang bergerak di bidang agrobisnis dan agroindustri sebagai petani dan supplier komoditas buah naga segar. Pengembangan komoditas buah ini terfokus pada buah naga jenis Super Red (Hylocereus costaricensis) atau buah naga super merah (merah hati) dan buah naga daging putih yang masih dikembangkan untuk peningkatan produksi. Selain itu CV. Wana Bekti Handayani juga menjual bibit buah naga yang siap tanam, dan tanaman buah naga yang bisa dinikmati secara satuan dalam pot. Lahan perkebunan dikembangkan secara terpisah yakni sekitar 4 Ha di wilayah Sragen dan 3 Ha di luar Sragen.

CV. Wana Bekti Handayani juga berusaha melakukan penelitian, percobaan dan pengembangan inovatif dalam membuat produk jadi berbahan komoditas buah naga untuk mendukung persaingan usaha di bidang agribisnis yang selalu menjadi trend dibicarakan masyarakat agribisnis khususnya. Hingga saat ini CV. Wana Bekti Handayani telah melakukan penelitian dan percobaan serta pengembangan produk buah naga dan menghasilkan produk olahan dari buah naga seperti “Go Minaga” Health Drink. Go Minaga Health Drink adalah minuman hasil fermentasi buah naga super merah (Hylocereus costaricencis ),

1 Nama Perusahaan

CV. Wana Bekti Handayani

2 Alamat Dukuh Prampalan RT 26 RW 06 Krikilan, Masaran, Kabupaten Sragen. Telp. : 0271-9125075 / 0821 380 9500

3 Website & E-mail http : // www.wanabektihandayani.com http : // wanabektihandayanigroup.blogspot.com E-mail : wanabektihandayani@yahoo.com

mahardika_rk@yahoo.com

4 Deskripsi Perusahaan

Badan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri sebagai petani dan supplier komoditas buah naga segar.

5 Contact Person

Ir. Warjimin : 0815 655 6233 Sri Subekti : 0888 327 064