Komposisi Penduduk

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelaminnya dikelompokkan menjari dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan komposisi tersebut dapat diketahui sex ratio-nya yaitu perbandingan antara laki- laki dan perempuan di wilayah Kabupaten Grobogan. Komposisi penduduk di Kabupaten Grobogan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

commit to user

Kelamin Tahun 2009

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan (2010). Berdasarkan Tabel 13. dapat dilihat bahwa di Kabupaten

Grobogan pada tahun 2009 jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki. Penduduk perempuan berjumlah 709.080 jiwa (50,48%) dan penduduk laki-laki berjumlah 695.690 jiwa (49,52%). Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui bahwa sex ratio di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 adalah sebesar 98,11 yang berarti bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki – laki di Kabupaten Grobogan.

b. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut umur bagi suatu daerah dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif dan non produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Grobogan menurut jenis umur dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di

Kabupaten Grobogan Tahun 2009

No.

Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Angka Beban Tanggungan 46,97

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan (2010). Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap

kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk

commit to user

berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Berdasarkan Tabel 14. diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Berdasarkan persentase tersebut berarti kegiatan ekonomi dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan baik.

Berdasarkan jumlah penduduk usia produktif dan jumlah penduduk tidak produktif dapat diketahui Angka Beban Tanggungan. Angka Beban Tanggungan (ABT) merupakan angka yang menunjukan banyaknya penduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung tiap penduduk usia produktif. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka beban tanggungan sebesar 46,97 dimana setiap 100 orang kelompok penduduk usia produktif harus menanggung 47 penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia yang tidak produktif.

c. Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat mata pencahariaannya yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat juga jenis aktivitas ekonomi penduduk dan jumlah penduduk yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Karakteristik daerah tempat tinggal juga mempengaruhi jenis mata pencaharian yang dilakukan penduduk di Kabupaten Grobogan. Komposisi penduduk di Kabupaten Grobogan menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

commit to user

Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Grobogan Tahun 2009 No. Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa) %

Pertanian tanaman pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian lainnya Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya

Total 720.701 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Grobogan (2010).

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten Grobogan sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak 56,68%, yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertanian lainnya. Hal ini menunjukkan karakteristik Kabupaten Grobogan sebagai salah satu Kabupaten dimana sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian.

d. Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah tersebut. Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima teknologi baru dan mengembangkan usaha di daerahnya. Tingkat pendidikan di suatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Tabel 16 berikut:

commit to user

Kabupaten Grobogan Tahun 2009

1. Tidak/Blm Tamat SD

421.937 32,41

2. Tamat SD

508.783 39,08

3. Tamat SLTP

224.201 17,22

4. Tamat SLTA

119.279 9,16

5. Tamat Akademi/PT

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan (2010). Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa penduduk di

Kabupaten Grobogan paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 508.783 orang atau 39,08% dan yang paling sedikit adalah tamatan Akademi/PT yaitu sebesar 27.640 orang atau sebanyak 2,12%. Berdasarkan jumlah penduduk yang berhasil menyelesaikan tingkat pendidikannya hingga tingkat akademi atau perguruan tinggi sebanyak 27.640 orang atau sebesar 2,12% tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Grobogan sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan, walaupun masih ada sebagian penduduk yang tidak/belum tamat SD.