Tehnik Analisis Data

F. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyerdeharnaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpresentasikan (Sofian Effendi dan Christ Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989 :163).

Langkah-langkah selengkapnya dalam pengolahan dan analisis sebagai berikut :

1. Editing Setelah data yang diperlukan terkumpul, pertama-tama yang dilakukan adalah editing, yaitu pemeriksaan berkas-berkas jawaban responden, apakah data yang telah masuk telah lengkap atau belum (Suharsimi Arikunto, 2006 : 235), sehingga dapat disiapkan untuk analisis selanjutnya.

2. Koding Tahapan pengolahan data dengan pemberian simbol-simbol dan skor pada jawaban guna memudahkan dalam analisis sesuai dengan buku koding.

3. Tabulating Adalah proses pengolahan data dengan memasukkan data yang telah terkumpul, telah diperiksa dan telah diberi kode dan skor ke dalam tabel frekuensi. Data dari tabel frekuensi tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.

4. Analisis data

a). Pengukuran data

Tahapan dalam program Pembanguan IPAL Komunal dapat dibagi dalam empat tahap yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pemanfaatan dan pengelolaan (4) tahap evaluasi.

Partisipasi dihitung dari hasil skor yang diperoleh dari masing-masing tahapan yang ada sebelumnya diberi bobot yang berbeda untuk tiap tahapnya. Pemberian bobot dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan keterlibatan masyarakat dalam tiap tahapan proses pembangunan. Kemudian hasil penjumlahan seluruh skor yang sudah dikalikan dengan bobot masing-masing diklasifikasikan menjadi tingkatan tinggi, sedang dan rendah.

Pembobotan yaitu pemberian nilai tertentu dari yang terkecil hingga hingga terbesar yang menggambarkan tingkat kepentingan suatu obyek. Tiap tahapan yang ada disesuaikan dengan penting atau tidaknya keterlibatan masyarakat dalam tahapan tersebut. Cara pemberian skor dan pembobotan untuk tiap tahapan program sebagai berikut :

1). Tahap perencanaan diberi bobot 4 Tahap ini diberi nilai tertinggi karena partisipasi pada tahap ini merupakan awal dari perjalanan selanjutnya dan diasumsikan keterlibatan pada tahap ini juga menentukan keterlibatannya pada tahap-tahap selanjutnya. Masyarakat sangat perlu terlibat dalam tahap ini karena dengan kehadiran mereka pada tahap ini akan menentukan keberhasilan dari program dan program agar dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tidak hadir (skor 0)

b. Diwakilkan (skor 1)

c. Hadir tetapi tidak memperhatikan (skor 2)

d. Ikut berpendapat dan berpartisipasi aktif (skor 3)

Tahap ini diukur melalui lima item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap perencanaan setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai Tahap ini diukur melalui lima item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap perencanaan setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai

Np = J x I x B

Keterangan :

Np = Nilai dalam perencanaan J = Jumlah pertanyaan

I = Skor jawaban

B = Bobot pada tahap perencanaan yaitu

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum dan nilai minimum sebagai berikut :

Nilai maks

= 5 x 3 x 4 = 60

Nilai min

=5x0x4=0

2). Tahap pelaksanaan diberi bobot 3 Tahap ini diberi nilai lebih rendah dari tahap perencanaan karena pada tahap pelaksanaan merupakan perwujudan dari proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan. Tahap ini masih dianggap lebih dari tahapan berikutnya karena pada tahap ini menunjukkan kepekaan masyarakat terhadap lingkungannya.

a. Tidak hadir dan tidak ikut berpartisipasi (skor 0)

b. Datang tetapi tidak berpartisipasi (skor 1)

c. Datang

bekerja dengan menyumbangkan tenaga saja (skor 2)

dan

d. Datang

dan

bekerja selain

menyumbangkan

tenaga juga menyumbangkan lainnya (skor 3).

Tahap ini diukur melalui dua item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti cara diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap pelaksanaan setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai minimum 0 dan nilai maksimum 18. Nilai ini diperoleh dari :

NL = J x I x B

Keterangan : NL = Nilai dalam pelaksanaan J = Jumlah pertanyaan

I = Skor jawaban

B = Bobot pada tahap perencanaan yaitu

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum dan nilai minimum sebagai berikut :

Nilai maks

= 2 x 3 x 3 = 18

Nilai min

=2x0x3=0

3). Tahap pemanfaatan dan pengelolaan diberi bobot 2

Tahap ini merupakan tahap untuk masyarakat berpartisipasi dalam memanfaatkan sekaligus mengamati hasil pembangunan tersebut namun tahap ini biasanya kurang diperhatikan oleh masyarakat sehingga dalam penelitian ini diberi bobot rendah.

a. Tidak memanfaatkan (skor 0)

b. Memanfaatkan saja (skor 1)

c. Memanfaatkan dan menjaga (skor 2)

d. Memanfaatkan, menjaga dan merawat (skor 3)

Tahap ini diukur melalui 2 item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap pemanfaatan dan pengelolaan setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai Tahap ini diukur melalui 2 item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap pemanfaatan dan pengelolaan setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai

NM = J x I x B

Keterangan :

NM = Nilai dalam pemanfaatan dan

pengelolaan J = Jumlah pertanyaan

I = Skor jawaban

B = Bobot pada tahap perencanaan yaitu 2

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum dan nilai minimum sebagai berikut :

Nilai maks

= 2 x 3 x 2 = 12

Nilai min

=2x0x2=0

4). Tahap evaluasi diberi nilai 1 Tahap ini diberi bobot paling rendah karena dibandingkan dengan tahap pemanfaatan dan pengelolaan. Tahap ini lebih mempunyai perhatian yang kurang dari masyarakat sehingga 4). Tahap evaluasi diberi nilai 1 Tahap ini diberi bobot paling rendah karena dibandingkan dengan tahap pemanfaatan dan pengelolaan. Tahap ini lebih mempunyai perhatian yang kurang dari masyarakat sehingga

a. Tidak memperhatikan sama sekali (skor 0)

b. Memperhatikan sekaligus atau kurang memperhatikan (skor 1)

c. Memperhatikan

dan memberikan

penilaian (skor 2)

d. Memperhatikan ,menilai dan melaporkan hasil evaluasi sesuai dengan rencana atau tidak kepada pihak yang bersangkutan (skor 3)

Tahap ini diukur melalui dua item pertanyaan dengan pemberian skor untuk tiap alternatif jawaban seperti cara diatas. Seluruh skor partisipasi pada tahap evaluasi setelah dikalikan dengan bobot akan mempunyai nilai minimum 0 dan nilai maksimum 6. Nilai ini diperoleh dari :

NE = J x I x B

Keterangan :

NE = Nilai dalam Evaluasi

J = Jumlah pertanyaan

I = Skor jawaban

B = Bobot pada tahap perencanaan yaitu 1

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum dan nilai minimum sebagai berikut :

Nilai maks

= 2x3x1=6

Nilai min

=2x0x1=0

Skor total partisipasi dihitung dengan menjumlahkan tiap skor yang sudah diberi bobot dari tiap tahapan dalam proses perencanaan tersebut yang disebut dengan indeks partisipasi. Responden yang memilki indeks partisipasi terendah jika hanya memiliki jumlah skor 0. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan skor minimum yang sudah dikalikan bobot dari tiap tahapan perencanaan. Responden yang memiliki indeks partisipasi tinggi jika memiliki jumlah skor 96. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan skor maksimum yang sudah dikalikan bobot dari tahapan perencanaan.

= Skor maksimal total partisipasi

= Skor maksimal pada tahap

perencanaan

Plk

= Skor maksimal dalam tahap

pelaksanaan

Pmf

= Skor maksimal dalam tahap

pemanfaatan dan pengelolaan

Pe

= Skor maksimal dalam tahap

evaluasi

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum total partisipasi sebagai berikut :

Xn = 60 + 18 + 12 + 6 = 96

Begitu juga sebaliknya nilai minimum total partisipasi diperoleh dari :

Xi = P.min + Plk.min + Pmf.min + Pe.min

Ket :

Xi

= Skor minimum total partisipasi

P.min = Skor minimum pada tahap

perencanaan

Plk.min = Skor minimum dalam tahap

pelaksanaan

Pmf.min = Skor minimum dalam tahap

pemanfaatan dan pengelolaan

Pe.min = Skor minimum dalam tahap

evaluasi

Dari rumus diatas dapat diperoleh nilai maksimum total partisipasi sebagai berikut :

Xi = 0 + 0 + 0 + 0 = 0

Asumsi dasar yang digunakan ialah semakin tinggi nilai skor total partisipasi maka Asumsi dasar yang digunakan ialah semakin tinggi nilai skor total partisipasi maka

Setiap variabel partisipasi terhadap program diatas selanjutnya dibagi menjadi 3 kategori :(1) partisipasi tinggi, (2) partisipasi sedang dan (3) partisipasi rendah. Dasar penentuan kategori menggunakan perhitungan interval sebagai berikut.

: besarnya Interval

Xn

: nilai observasi maksimum

Xi

: nilai observasi minimum

: Jumlah kategori

Aplikasi dari rumus tersebut adalah sebagai berikut :

Xn dihitung dari indeks partisipasi maks = 96 Xi dihitung dari indeks partisipasi min = 0 K dihitung dari jumlah kategori yang dikehendaki = 3

Int =

Dengan demikian partisipasi masyarakat di daerah

terhadap Program Pembangunan IPAL masing-masing dibedakan ke dalam tiga kategori ukuran:

penelitian

1. Partisipasi tinggi (baik) ,dengan indeks partisipasi ( 66 – 98 )

2. Partisipasi sedang (cukup), dengan indeks partisipasi ( 33- 65 )

3. Partisipasi rendah ( jelek) , dengan indeks partisipasi (0-32 )

b). Tabel Frekuensi dan analis Deskriptif

Tabel frekuensi merupakan tabel analisis satu variabel yang digunakan untuk mengecek konsistensi jawaban responden dari pertanyaan satu dengan pertanyaan lainnya dan untuk memperoleh pencitraan karakteristik responden menurut dasar analisis satu variabel tertentu.

c). Analisis deskriptif

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif persentase yaitu mendeskripsikan data-data dari tabel frekuensi. Setelah itu diambil kesimpulan bagaimana tingkat partisipasi warga terhadap program IPAL Komunal di daerah penelitian.