Tingkat Partisipasi dan Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Semua Tahapan Program Pembangunan
5. Tingkat Partisipasi dan Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Semua Tahapan Program Pembangunan
Tingkat partisipasi masyarakat pada semua tahapan pembangunan didapat dari penjumlahan tiap skor pada tiap tahapan yang sudah dikalikan dengan bobot pada masing-masing tahap. Setiap tahapan pembangunan mempunyai bobot yang berbeda dengan nilai satu sampai empat. Bobot tertinggi ialah pada tahap paling awal yaitu tahap perencanaan dengan bobot empat dan bobot terendah ialah tahap terakhir yaitu tahap evaluasi dengan bobot satu. Jumlah skor dari tahapan yang sudah dikalikan dengan bobot pada masing-masing tahapan kemudian dikategorikan menjadi tiga Tingkat partisipasi masyarakat pada semua tahapan pembangunan didapat dari penjumlahan tiap skor pada tiap tahapan yang sudah dikalikan dengan bobot pada masing-masing tahap. Setiap tahapan pembangunan mempunyai bobot yang berbeda dengan nilai satu sampai empat. Bobot tertinggi ialah pada tahap paling awal yaitu tahap perencanaan dengan bobot empat dan bobot terendah ialah tahap terakhir yaitu tahap evaluasi dengan bobot satu. Jumlah skor dari tahapan yang sudah dikalikan dengan bobot pada masing-masing tahapan kemudian dikategorikan menjadi tiga
Tabel 27. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Pembangunan IPAL Komunal
No. Tingkat Partisipasi
1. Rendah (0-32)
2. Sedang (33-65)
3. Tinggi (66-98)
3 14,29 Jumlah
21 100 Sumber : Tabel Frekuensi Data (Lampiran 1), 2010
Pada Tabel 27 menunjukkan tingkat partisipasi Masyarakat dalam Program IPAL Komunal pada semua tahapan. Sebagian besar warga (57,14 persen) termasuk dalam tingkat partisipasi sedang ,sedangkan tingkat partisipasi rendah menempati urutan kedua sebesar 28,57 persen dan tingkat partisipasi tingginya adalah 14,29 persen. Sehingga dapat disimpulkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Program IPAL Komunal di lokasi penelitian termasuk dalam tingkat partisipasi sedang.
Program IPAL Komunal tidak akan dapat berjalan tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam memberikan sumbangan bagi pelaksanaan kegiatan pada tiap tahapan program pembangunan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pikiran, tenaga dan juga materi ( uang, makanan, bahan bangunan, dan sebagainya). Sumbangan warga tersebut akan disesuaikan dengan pengetahuan, keahlian dan kemampuan ekonomi warga. Melalui sumbangan pemikiran warga diharapkan agar dalam pelaksanaan maupun Program IPAL Komunal tidak akan dapat berjalan tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam memberikan sumbangan bagi pelaksanaan kegiatan pada tiap tahapan program pembangunan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pikiran, tenaga dan juga materi ( uang, makanan, bahan bangunan, dan sebagainya). Sumbangan warga tersebut akan disesuaikan dengan pengetahuan, keahlian dan kemampuan ekonomi warga. Melalui sumbangan pemikiran warga diharapkan agar dalam pelaksanaan maupun
Tabel 28. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Program Pembangunan
No. Tingkat Partisipasi
21 100 Sumber : Tabel Frekuensi Data (Lampiran 1), 2010
Jumlah
Pada Tabel 28 dapat dilihat berbagai bentuk partisipasi masyarakat yang disumbangkan dalam pembangunan IPAL. Setiap warga dapat menyumbangkan lebih dari satu bentuk sumbangan tetapi dalam penelitian ini bentuk partisipasi yang digunakan ialah bentuk partisipasi yang paling dominan mereka sumbangkan. Dalam penelitian ini seluruh responden berpartisipasi dalam memberikan sumbangan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahapan program pembangunan IPAL Komunal. Sebagian besar warga (66,67 persen) memberikan sumbangan materi. Sumbangan ini diwujudkan dalam bentuk uang sebesar Rp 50.000,00 yang diminta oleh panitia (Kelompok Swadaya Masyarakat) pada saat awal pembangunan IPAL Komunal. Meskipun demikian ada sebagian kecil warga yang tidak hanya menyumbangkan materi berupa uang tetapi pada saat pelaksanaan
pembangunan IPAL memberikan sumbangan materi berupa makanan. Warga yang menyumbangkan tenaga sebesar 28,57 persen. Kebanyakan warga yang menyumbangkan tenaganya bermata pencaharian sebagai buruh, dalam hal ini pekerjaan buruh juga menyangkut kemampuan mereka sebagai tukang. Hal tersebut dikarenakan mereka dalam bekerja juga ikut orang (ahli tukang) dalam pembangunan misalnya dalam pembangunan rumah, mereka menjadi buruh orang tersebut atau bawahan. Sehingga mereka memiliki kemampuan dan keahlian sebagai tukang ,keahlian tersebut dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembangunan IPAL Komunal. Warga yang menyumbangkan pemikirannya hanya 4,76 persen dan warga tersebut merupakan salah satu tim panitia IPAL Komunal di lokasi penelitian.