Pengorganisasian Laboratorium Farmasi
B. Pengorganisasian Laboratorium Farmasi
Berdasarkan temuan penelitian dalam proses pengambilan data, peneliti mengetahui bahwa penggorganisasian laboratorium farmasi dilakukan dengan meneliti pembagian jenis laboratorium, persyaratan laboratorium, tata ruang laboratorium, struktur organisasi laboratorium, pendanaan laboratorium, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan, pengadministrasian alat dan bahan serta keamanan dan keselamatan di laboratorium. Stephen P.Robbins dan Mary Coulter mengemukakan
bahwa “organizing is arranging and structuring work to accomlish organizational goals 8 .” Pengorganisasian adalah mengatur dan menyusun
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Pertama, berdasarkan hasil penelitian laboratorium di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta ada 3 (tiga) yaitu : laboratorium resep,
Stephen P.Robbins dan Mary Coulter, Esensial of Organization Behavior, Terjemahan Halida dan Dewi sartika, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 265.
laboratorium kimia dan laboratorium farmakognosi. Dari ketiga laboratorium itu yang paling utama adalah laboratorium resep sebagai tempat praktek bagi siswa/siswi yang merupakan bagian dari mata pelajaran ilmu resep sesuai dengan kompetensinya di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta.
Kedua, persyaratan laboratorium yaitu suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien harus memperhatikan hal-hal terkait persyaratan minimal yaitu jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi yang akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dengan peserta didik. Misalnya dalam praktikum resep, 1 (satu) anak itu mendapatkan emulsi itu berapa kali, misal 3 (tiga) kali sampai benar-benar ahli, nah 3 (tiga) kali itu saya hitung. Misalnya : Butuh paraffin sekali praktikum 10ml/siswa, misalnya dalam resepnya ada 2 (dua) berarti 20ml/siswa, kemudian anaknya ada 90 berarti tinggal 10ml x 90 berarti saya butuh 900ml. Kemudian bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau keamanan. Bentuk dan design laboratorium farmasinya disesuaikan dengan kapasitas jumlah siswa yang masing-masing kelas berjumlah 45 siswa. Untuk denah dan ukuran luas masing-masing laboratorium di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta adalah laboratorium resepnya adalah 12m x 7m dan untuk laboraorium kimia/farmakognosinya adalah 9m x 7m, sehingga dengan ukuran yang begitu luas para siswa dalam
melaksanakan kegiatan praktikum untuk ruang gerak dan aspek keselamatan dan kesehatannya cukup memadai. Disamping itu laboratorium agar aman dan nyaman bagi peserta didik dan guru/instruktur serta memungkinkan guru/instruktur dapat melihat semua peserta didik yang bekerja di dalam laboratorium itu tanpa terhalang oleh perabot atau benda-benda lain yang ada dalam laboratorium tersebut. Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/simulasi dari jarak maksimal 2 (dua) m dari meja demonstrasi. Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan, dan tahan terhadap tumpahan bahan bahan-bahan kimia, karena akan berbahaya sekali apabila tidak langsung cepat dibersihkan, sehingga akan mengganggu gerak hilir mudik siswa yang sedang praktek. begitu juga dengan alat-alat atau benda-bendda yang dipasang didinding tidak boleh menonjol ke bagian ruang tempat peserta didik berjalan dan sirkulasi alat, karena akan menganggu ruang gerak siswa. Lalu harus pula tersedianya buku referensi penunjang praktek. Pada saat mengerjakan seri resep yang berbeda-beda maka siswa akan mencari sumber formulasi obat, takaran maksimal obat, penggolongan obat, indikasi obat, dan lain sebagainya pada buku-buku acuan yang dipakai/direkomendasikan dipakai pada saat praktikum. Buku yang selalu dipakai oleh siswa farmasi seperti Farmakope Indonesia (FI) edisi III dan IV, ISO (Informasi Spesialite Obat) , Formularium Nasional (Fornas), Anief Ilmu Meracik Obat, Van Duin Ilmu
Resep dan buku Martindale. Kemudian harus tersedia air mengalir dan meja praktikum harus tidak tembus air, tahan asam dan basa (terbuat dari porselen). Hal ini untuk mengantisipasi terhadap keselamatan kerja pada pertolongan pertama pada waktu pelaksanaan kegiatan praktikum. Di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta kita punya alat-alat kesehatan, P3K harus ada, yang pertama harus lapor ke pengawas, kemudian siram dan kita obati. Kalau parah kita rujuk ke RSPAD. Selanjutnya Adanya Prosedur Operasional Standar (Standar Operating Prosedures=SOP) atau instruksi kerja. Prosedur ini bersifat operasional dan mengikat bagi semua pengguna laboratorium. Sebelum siswa melaksanakan praktikum harus diperhatikan pedoman pelaksanaan praktikum seperti tata tertib laboratorium dan Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan praktikum masing-masing mata pelajaran terkait. Adapun sistem pelaporan dan dokumentasi dari setiap kegiatan praktikum di masing-masing laboratorium adalah untuk praktikum resep sesudah praktikum harus membuat laporan praktikum dalam jurnal resmi yang harus diserahkan sebelum mulai praktikum berikutnya. Jurnal resmi tersebut adalah laporan yang ditulis kembali secara lengkap dan benar oleh siswa pada saat mereka melakukan praktikum resep sebelumnya. Dari mulai melihat kelengkapan resep, membuat tabel obat, menghitung dosis obat, menimbang obat, prosedur pembuatan obat, membuat Resep dan buku Martindale. Kemudian harus tersedia air mengalir dan meja praktikum harus tidak tembus air, tahan asam dan basa (terbuat dari porselen). Hal ini untuk mengantisipasi terhadap keselamatan kerja pada pertolongan pertama pada waktu pelaksanaan kegiatan praktikum. Di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta kita punya alat-alat kesehatan, P3K harus ada, yang pertama harus lapor ke pengawas, kemudian siram dan kita obati. Kalau parah kita rujuk ke RSPAD. Selanjutnya Adanya Prosedur Operasional Standar (Standar Operating Prosedures=SOP) atau instruksi kerja. Prosedur ini bersifat operasional dan mengikat bagi semua pengguna laboratorium. Sebelum siswa melaksanakan praktikum harus diperhatikan pedoman pelaksanaan praktikum seperti tata tertib laboratorium dan Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan praktikum masing-masing mata pelajaran terkait. Adapun sistem pelaporan dan dokumentasi dari setiap kegiatan praktikum di masing-masing laboratorium adalah untuk praktikum resep sesudah praktikum harus membuat laporan praktikum dalam jurnal resmi yang harus diserahkan sebelum mulai praktikum berikutnya. Jurnal resmi tersebut adalah laporan yang ditulis kembali secara lengkap dan benar oleh siswa pada saat mereka melakukan praktikum resep sebelumnya. Dari mulai melihat kelengkapan resep, membuat tabel obat, menghitung dosis obat, menimbang obat, prosedur pembuatan obat, membuat
Ketiga, Tata ruang laboratorium, bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar atau bisa juga berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru dan peserta didik dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak antara guru/instruktur dan peserta didik. Rak menyimpan bahan obat yang diambil oleh para siswa setelah ditimbang langsung dikembalikan ketempat asalnya sesuai dengan urutan nama abjad bahan obatnya. Bahan obat tersebut disusun berdasarkan abjad dan menyesuaikan dengan bentuk sediaannya, seperti bahan obat padat/serbuk, bahan obat setengah padat dan bahan obat cair. Dibuat berdasarkan alfabet dan berdasarkan penggolongan obat yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang penggolongan obat.
Keempat, Struktur organisasi laboratorium. Pelaksanaan suatu aktifitas laboratorium membutuhkan suatu aturan atau ketentuan agar aktifitas dapat berjalan lancar, sehingga tujuan aktifitas pembelajaran dapat tercapai. Aturan atau ketentuan operasional perlu disusun dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan suatu sistem yang terdiri atas prasarana dan sarana penunjang kegiatan, baik berupa peralatan laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, Keempat, Struktur organisasi laboratorium. Pelaksanaan suatu aktifitas laboratorium membutuhkan suatu aturan atau ketentuan agar aktifitas dapat berjalan lancar, sehingga tujuan aktifitas pembelajaran dapat tercapai. Aturan atau ketentuan operasional perlu disusun dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan suatu sistem yang terdiri atas prasarana dan sarana penunjang kegiatan, baik berupa peralatan laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu,
individuals and groups within the company 9 ”. Struktur organisasi menggambarkan bagaimana pekerjaan dan tugas dibagi dan
dikoordinasikan antara individu dan kelompok dalam suatu perusahaan.
Warga sekolah di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan laboratorium farmasi memiliki tugas dan tanggung jawabnya. Adapun uraian tugas tersebut antara lain, kepala sekolah selaku pembina bertanggung jawab kepada pengelolaan laboratorium farmasi, serta melakukan pembinaan atas pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium farmasi. Kepala sekolah dibantu oleh masing-masing kepala laboratorium farmasi. Mullins menyebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhi organisasi secara umum yaitu: “people,
Colquitt/LePine/Wesson, Organizational Behavior (New York: McGraw Hill Companies, 2011), h. 527 Colquitt/LePine/Wesson, Organizational Behavior (New York: McGraw Hill Companies, 2011), h. 527
memperjelas pembagian tugas dan wewenang. Kelima, Pendanaan laboratorium. Suatu laboratorium tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, jika tidak memiliki dana yang cukup, baik untuk operasional maupun untuk pengembangan laboratorium tersebut. Kegiatan operasional laboratorium bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan harus disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk biaya operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga. Di SMK Farmasi DITKESAD karena dibawah Yayasan yang dimiliki Angkatan Darat, maka untuk pendanaan alat-alat laboratorium diperoleh dari anggaran yang dikeluarkan dari DITKESAD, karena ada siswa tugas belajar yang belajar disini. Bantuan tersebut berupa alat-alat laboratorium, bahan-bahan baku, meja, kursi.. “Ada ITDITKESAD, itu setahun sekali, dilaksanakannya bergabung
dengan Lakesmil (Lembaga Kesehatan Militer), di Lakesgilut. Segala sesuatunya diperiksa mengenai administrasi seperti apa, termasuk pengadaan-pengadaan keuangan, berlangsung 2 hari dibagi-bagi. Dari wasrik ada 5 orang semua: 3 Kolonel, 2 Letnan Kolonel dan 1 Mayor. Dari SMK Farmasi DITKESAD perwakilan saya dan kepala sekolah. Selain dari Wasrik sebetulnya ada ITJENAD itu juga setahun sekali dengan waktu yang berbeda. Tahun ini belum, biasanya setelah
Laurie J. Mullins, Management and Organizational Behaviour (Nwe York: Prentice Hall, 2005), h. 114.
ITDITKESAD baru ITJENAD, lebih kearah APBN, yaa anggaran dari negara karena ada siswa TB, mereka kan dapat uang saku, uang kalori,
itu pakai uang negara, nah itu yang biasa mereka periksa. 11 ”
Keenam, Pemeliharaan dan penyimpanan. Di SMK Farmasi DITKESAD ini penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan alat di laboratorium dipercayakan kepada kepala laboratorium dan staf guru pengawas praktikum dan disesuaikan dengan jadwal penggunaan laboratorium masing-masing. Sesuai dengan yang di informasikan oleh guru produktif. Untuk penggunaan alat laboratorium yang pecah, ada dua sistem penanganannya yaitu, siswa mempunyai tanggung jawab untuk menggantinya apabila mereka memecahkan/merusak alat karena kesalahan sendiri atau biasanya setiap tahun sekolah yang akan membeli lagi. Sedangkan untuk penyimpanan alat dan bahan diletakkan sesuai dengan tempatnya masing-masing. Untuk bahan berbahaya harus diletakkan paling bawah agar tidak sulit sewaktu mengambilnya. Untuk pemeliharaan alat-alat laboratoriumnya ditangani oleh kepala labotarorium kimia, alat yang rusak diperbaiki dulu, kalau memang sudah tidak bisa diperbaiki maka sekolah akan membeli lagi.
dan bahan. Pengadministrasian
maksudnya mencatat jumlah/banyaknya alat dan bahan yang ada. Pengadminstrasian dapat dilakukan oleh asisten laboratorium/laboran. Hal yang paling penting
Informan A4
dicatat adalah nama alat, jumlahnya/banyaknya, spesifikasi, dan tanggal pengadaan atau tanggal alat dikeluarkan. Pencatatan dapat dilakukan dengan cara tradisionil menggunakan buku atau kartu stok, sebaiknya kartu disusun menurut urutan abjad berdasarkan nama alat. Di SMK Farmasi DITKESAD, sistem administrasi/pencatatan stok sudah dilakukan di bagian gudang. Sistem pencatatan barang yang meliputi alat dan bahan baku masing-masing dicatat secara manual dalam kartu stok, mulai dari penerimaan barang, pengeluaran barang dan saldo akhir. sistemnya pengeluarannya berdasarkan FIFO (First In First Out) barang masuk barang yang dulu keluar, dan FEFO (First Expired First Out) barang yang kadaluarsanya dekat dikeluarkan lebih dulu. Untuk penjadwalan stok opname untuk bahan tersebut dilakukan 1 tahun sekali.
Kedelapan, Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium. Pada masing-masing laboratorium sudah memenuhi standar dalam keselamatan kerja. Kegiatan laboratorium sudah ditunjang dengan alat keselamatan kerja yang standar. Hanya saja laboratorium tidak mempunyai instalasi limbah laboratorium. Limbah hanya dibuang ke udara dan saluran pembuangan (lemari asam). Untuk saluran air digunakan dengan cara membuang air terlebih dahulu kemudian limbah hasil praktikum dan terakhir diberi air yang cukup banyak untuk menetralisir limbah.
Pengorganisasian laboratorium farmasi di SMK Farmasi DITKESAD ini sudah mengikuti Standar Laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan sebagai acuan Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan Jurusan Farmasi. Proses pengorganisasian laboratorium di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta oleh peneliti digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.11 Pengorganisasian Laboratorium Farmasi (Hasil Olah Data)