Proses Budidaya Jarak Pagar

4.1 Proses Budidaya Jarak Pagar

Proses budidaya jarak pagar yang diteliti dilakukan oleh petani di Desa Karangmangu. Mereka telah menanam jarak pagar sejak tahun 2004. Namun karena keterbatasan modal (modal pribadi), perawatannya tidak dapat dikatakan sebagai perawatan optimal. Akibatnya, pemanenan hanya bisa dilakukan satu kali dalam waktu dua tahun. Selain itu, belum bisa diperkirakan secara pasti berapa jumlah hasil panen.

Petani menanam bibit jarak pagar di lahan kosong yang sebelumnya tidak digunakan untuk kegiatan apapun, dengan jarak tanaman yaitu 2 X 2 meter 59 . Karena aturan jarak

tanaman itu, dalam satu hektar terdapat 2500 pohon. Berkaitan dengan pembibitan, perawatan, dan pemanenan jarak pagar akan dijelaskan sebagai berikut. Ada dua jenis bibit jarak pagar, yaitu bibit yang berasal dari biji jarak pagar dan bibit yang berasal dari setek. Kedua jenis bibit itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bibit yang berasal dari biji adalah pohonnya relatif besar sehingga dapat menghasilkan panen relatif banyak daripada pohon yang tumbuh dari bibit yang berasal dari setek. Sedangkan kekurangan dari bibit yang berasal dari biji adalah waktu pemanenannya relatif lama daripada bibit yang berasal dari setek, yaitu sekitar 1 tahun. Sedangkan waktu panen pertama yang dibutuhkan oleh bibit yang berasal dari setek diperkirakan sekitar 6 –8 bulan.

59 PT. EAI adalah anak perusahaan dari Suar Group Company. Maksud dari jarak tanaman 2 x 2 meter adalah setiap jarak dua meter, ada satu pohon.

Untuk perawatan, tanaman jarak pagar memerlukan kira-kira ½ kg pupuk untuk satu pohon pada awal penanaman dan pada saat pertumbuhan. Selain itu, juga diperlukan bahan kimia untuk merangsang pertumbuhan buah dan bunga dan dibutuhkan air irigasi karena tanaman jarak pagar dapat mengering dan rontok tanpa air irigasi.

Pemanenan jarak pagar tidak dilakukan bersamaan, namun secara bertahap, karena waktu panen dari masing-masing buah berbeda. Panen dilakukan ketika buah telah masak dengan ciri-ciri kulit buah berwarna kuning. Kandungan minyak jarak pagar saat buah berwarna kuning relatif banyak daripada buah yang kering. Untuk menjaga agar kandungan minyak masih banyak, pemanenan dilakukan setiap sore ketika buah memasuki waktu panen. Proses pemanenan harus dilakukan secara manual. Jika telah masuk saat panen, petani memeriksa apakah ada buah yang sudah siap dipanen. Dengan tingkat perawatan yang belum optimal, hasil panen masih sedikit. Hasil ini berada jauh di bawah hasil panen optimal yang pernah dikatakan di penelitian sebelumnya. Erliza Hambali, dkk menuliskan bahwa dengan tingkat populasi tanaman 2500 pohon per hektar dan dengan perawatan

yang optimal maka tingkat produktivitas yaitu 5 ton untuk satu hektar 60 . Supaya biji jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai input proses produksi biodiesel,

dibutuhkan persyaratan kualitas tertentu dan hal ini memerlukan pemupukan dan perawatan yang optimal. Pada dasarnya jarak pagar memerlukan persyaratan untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan memperoleh hasil optimal. Tanaman jarak pagar dan

tanaman tebu memiliki kesamaan persyaratan untuk tumbuh 61 . Persyaratan tersebut yaitu kedua tanaman ini cocok untuk ditanam di lahan berpasir dengan air irigasi yang cukup.

Saat ini beberapa petani di Desa Karangmangu menanam jarak pagar karena bantuan hibah dari Departemen Pertanian. Pada awalnya mereka tidak mau menanam karena belum melihat apa keuntungan yang akan diperoleh jika menanamnya. Salah satu alasan adalah

61 Hambali, Op. Cit., hal. 28. Biro Perencanaan Deptan,

Kriteria Kesesuaian Tanah dan Iklim Tanaman Pertanian (Jakarta, 1997).

tanaman jarak pagar bukan salah satu jenis tanaman pangan. Bahkan tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang mengandung toksin atau racun bagi mereka yang memakannya 62 .

Petani lebih memilih menanam tanaman pangan, seperti ketela pohon dan jagung, karena mereka dapat mengkonsumsi sendiri atau menjualnya ke pasar. Hasil penjualannya merupakan salah satu sumber dari penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari. Saat ini petani menanam jarak pagar dengan sistem tumpang sari. Yang dimaksud dengan sistem tumpang sari adalah sistem penanaman dengan menanam minimal dua jenis tanaman di dalam satu lahan tanah. Walaupun begitu. sistem ini tidak mempengaruhi tingkat produktifitas antara tanaman yang satu dengan tanaman lainnya. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menghindari kemungkinan hilangnya salah satu sumber penghasilan, dan bermanfaat untuk memberdayakan lahan kosong yang ada di tengah-tengah antara tanaman jarak pagar. Erliza Hambali, dkk menuliskan bahwa selain untuk memperoleh diversifikasi

hasil, sistem ini dapat mengurangi risiko serangan hama penyakit 63 . Pemilihan tanaman yang diperuntukkan sebagai tumpang sari dengan tanaman jarak

pagar memiliki kriteria, yaitu bukan merupakan salah satu jenis tanaman tahunan, memiliki umur yang tidak lebih lama dari tanaman jarak pagar. Tanaman yang selama ini dijadikan tumpang sari dengan jarak pagar adalah tanaman yang memiliki masa panen enam hingga tujuh bulan, antara lain timun, jahe, dan kencur.