Sustainable Development

2.8 Sustainable Development

Kepentingan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan memiliki titik perhatian yang berbeda. Pendekatan optimal untuk mempertemukan kedua kepentingan ini adalah pendekatan yang integratif dan terpadu sehingga mereka dapat diperhatikan secara simultan. Akibatnya, pembangunan ekonomi harus mengarah pada pembangunan

berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan ( 45 sustainable development ) . Dalam konsep dasar sustainable development ada dua aspek penting yang jadi

perhatian utama yaitu lingkungan ( the environment ) dan pembangunan ( development ). Jadi, sustainable development berarti pembangunan yang baik jika dipandang dari sisi ekologi atau lingkungan ( ecologically sound development ). Berwawasan lingkungan berarti ada keharmonisan antara masyarakat dan lingkungan fisiknya. Pembangunan merupakan proses perubahan terus menerus yang ditandai melalui kegiatan pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, sebagai modal untuk memenuhi kesejahteraan materi. Dalam konsep sustainable development , kedua aspek ini harus berjalan secara harmonis dan terpadu, dan memperoleh perhatian yang sama dalam kebijakan pembangunan.

Konsep dasar sustainable development berangkat dari isu tentang jumlah sumber daya yang jumlahnya terbatas dalam memenuhi kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas, sehingga perlu dilestarikan dan dipelihara supaya bisa dimanfaatkan untuk generasi kini dan yang akan datang ( inter-generational approach ). Konsep ini adalah konsep pembangunan yang ingin menyelaraskan kegiatan ekonomi dan ketersediaan sumber daya alam. Secara umum, mengacu pada bagaimana mengharmoniskan dua kepentingan, yaitu pembangunan ekonomi, dan pelestarian lingkungan dan sumber daya.

Definisi tentang sustainable development yang populer seperti yang dikemukakan pada Brundtland Report”, Our Common Future yaitu : Pembangunan yang berkelanjutan

Addinul Yakin , Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan (Jakarta, 1997), hal.18-25.

adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.

Barbier mendefinisikan sustainable development dengan mengaitkan pada pembangunan ekonomi. Menurutnya, pembangunan ekonomi berkelanjutan merujuk kepada tingkat interaksi optimal antara tiga sistem yaitu biologi, ekonomi, dan sosial, yaitu pada tingkat yang dicapai melalui satu proses trade-off yang adaptif dan dinamis.

Pezzey menjabarkan bahwa makna sustainable development adalah pembangunan yang menjamin atau memastikan generasi mendatang akan hidup dengan standar kehidupan, termasuk kesejahteraan materi dan lingkungan, minimal sama tingginya dengan standar kehidupan yang dinikmati oleh generasi saat ini.

Secara umum, berdasarkan pemikiran-pemikiran yang berkembang, maka sustainable development harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Pertumbuhan ekonomi dan distribusinya harus berjalan selaras secara seimbang;  Pencapaian tujuan pertumbuhan dan pemerataan tersebut harus diikuti upaya

pelestarian lingkungan dan atau mempertahankan kemampuan sumber daya;  Bahwa distribusi hasil pembangunan harus berlangsung secara adil baik dalam dimensi

ruang (lingkup wilayah yang kecil, regional, bahkan global) maupun dalam dimensi waktu (bermanfaat bagi generasi sekarang maupun yang akan datang);

 Pembangunan harus menjamin tersedianya kondisi sosial ekonomi, budaya, keamanan bagi masyarakat serta terjaganya kualitas lingkungan dalam dimensi ruang dan waktu.

Ada dua pandangan tentang konsep sustainable development, yaitu pandangan neoclassical 46 , dan pandangan ecological . Perbedaan mendasar yang membedakan dua

pandangan ini adalah : Pada tingkatan berapa kapital yang diciptakan oleh manusia dapat menggantikan kapital alam? Dalam bentuk yang lebih nyata, kalimat itu dapat berupa :

Eban S. Goodstein, Economics and The Environment (New York, 1999), hal. 81-127.

Apakah tanah lapisan atas ( top soil ) dapat diganti dengan pupuk tanpa menambah biaya produksi? Neoclassical akan menjawab dapat, sedangkan ecological akan menjawab tidak.

2.8.1 Pandangan Neoclassical

Neoclassical memiliki dua asumsi, kapital buatan dapat mensubstitusi kapital alam dalam proses produksi; kemajuan teknologi tidak akan menutupi substitusi ketika kapital buatan menjadi langka. Kedua asumsi ini berimplikasi pada bahwa kita tidak akan kehabisan kapital alam.

Neoclassical melihat kapital alam dan kapital buatan merupakan dua hal yang bersifat substitusi dalam proses produksi. Mereka optimis dengan teknologi sehingga

mereka percaya bahwa ketika sumber daya menjadi langka, harga akan naik, dan inovasi manusia akan menghasilkan substitusi yang bernilai tinggi, kemudian akan menurunkan harga kembali. Neoclassical cenderung melihat alam sebagai hal yang rapuh; adanya tekanan pada ekosistem akan mengarahkan ekosistem menuju keadaan steady, degradasi yang dapat diperkirakan, tapi tidak mengejutkan. Pandangan tentang perubahan yang kecil dan substitusi yang sempurna ini merupakan inti dari paham neoclassical dalam ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, input produksi seperti kapital dan tenaga kerja memiliki sifat substitusi yang sempurna pada tingkat output yang sama.

Pada tingkat pandangan yang lebih luas, neoclassical secara umum percaya bahwa sistem ekonomi berdasarkan pasar akan menyediakan landasan kuat untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, namun peran pemerintah berupa regulasi tetap diperlukan untuk mengontrol polusi dan penipisan sumber daya. Neoclassical optimis ketika pasar tersebar, standar hidup akan meningkat, dan tingkat pertumbuhan populasi akan jatuh, semuanya masih dalam tahap yang dapat diterima dari degradasi lingkungan. Ini semua bukan untuk mengatakan bahwa neoclassical percaya tidak ada trade-off , hanya jika kemampuan untuk Pada tingkat pandangan yang lebih luas, neoclassical secara umum percaya bahwa sistem ekonomi berdasarkan pasar akan menyediakan landasan kuat untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, namun peran pemerintah berupa regulasi tetap diperlukan untuk mengontrol polusi dan penipisan sumber daya. Neoclassical optimis ketika pasar tersebar, standar hidup akan meningkat, dan tingkat pertumbuhan populasi akan jatuh, semuanya masih dalam tahap yang dapat diterima dari degradasi lingkungan. Ini semua bukan untuk mengatakan bahwa neoclassical percaya tidak ada trade-off , hanya jika kemampuan untuk

2.8.2 Pandangan Ecological

Di sisi yang berlawanan, ecological pada dasarnya berargumen bahwa kapital alam dan kapital buatan memiliki sifat komplementer, sehingga kapital alam dan buatan dapat digunakan bersama dalam suatu produksi dan memiliki tingkat substitusi yang rendah. Ecological berpikiran pesimis pada adanya teknologi. Mereka memiliki keyakinan bahwa ketika kapital alam telah habis, maka kesejahteraan manusia akan menurun. Pada dasarnya, ecological memandang sistem alam sebagai sesuatu hal yang rapuh. Jika salah satu komponen, misalnya perikanan, terganggu, maka produktivitas dari seluruh ekosistem akan hancur. Adanya pandangan yang menghubungkan antara alam dengan ekonomi telah membawa kelompok ini disebut sebagai ahli ekonomi ekologi ( an ecological economist ).

Ecological mempertimbangkan globalisasi ekonomi yang terjadi di dunia sebagai suatu hal yang menyebabkan tidak tercapainya sustainable , yang kemudian akan

berdampak pada bahaya kehancuran yang lebih nyata. Ecological tidak bermusuhan dengan sistem ekonomi yang berdasarkan pasar atau dengan pendekatan yang berdasarkan insentif, namun ecological mencari peran pemerintah yang lebih besar untuk relatif lebih agresif dalam usahanya mengantisipasi penipisan jumlah cadangan kapital alam.