Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Kecerdasan

B. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Kecerdasan

Majemuk ) Contoh penerapan model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada materi PAI SMP dalah sebagai berikut :

 Kecerdasan Linguistik dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan siswa bercerita, menulis kembali yang dipelajari, dengan

braim storming, dengan membuat jurnal tentang bahan, dan dengan menerbitkan majalah dinding. Dengan kata lain setelah mempelajari topik tertentu siswa perlu diberikan kesempatan mengungkapkan pemikirannya tentang bahan itu dengan menuliskan kembali dengan kata- kata sendiri. Kecerdasan linguistik dapat diterpakan pada materi PAI SMP misalnya: pada kompetensi Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman. Dalam hal ini ada beberapa ayat yang dikaji misalnya untuk KD1 dan KD 2 yaitu:

a) Q.S. al-Jumu„ah (62): 9 tentang salat jum‟at

b) Q.S. al-Baqarah (2): 42 tentang perilaku jujur

c) Q.S. Al-Baqarah (2): 83 tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru

d) Q.S. al-Nisa (4): 8 tentang perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. al-Nisa (4): 8

e) Q.S. al-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, tentang perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf

f) Q.S. Al-Anfal (8): 27 tentang perilaku amanah

g) QS Al-Ahqaf (46): 13 tentang perilaku istiqamah

h) Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. al-Rahman (55): 33 tentang semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al- ‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir)

Kecerdasan linguistik pada materi PAI yang memuat ayat-ayat al-Quran meliputi beberapa hal, yaitu:

a) siswa mampu membaca al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Tajwid 24 . Siswa harus melafalkan huruf-huruf al-Quran yang berbahasa

Arab secara fasih sesuai dengan makhraj 25 nya. b) Siswa dapat berlatih menulis ayat-ayat al-Quran , dan khusus menulis

indah (kaligrafi) dapat diletakkan didinding sehingga mereka akan mudah mengingat dan menghafalnya. Melalui terjemah ayat, siswa diharapkan mampu memahami dan mengerti apa yang dibaca.

c) Memiliki perbendaharaan kata (mufradat)

 Kecerdasan Matematik-logis dapat diwujudkan dalam bentuk menghitung, membuat kategorisasi atau penggolongan, membuat

pemikiran ilmiah dengan proses ilmiah, membuat analogi dan lain-lain Misalnya setelah belajar tentang zakat siswa diberikan soal-soal yang berbeda yang merupakan kombinasi dari penghitungan zakat. Siswa diminta menghitung berapa jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap keluarga sesuai dengan jumlah anggota keluarganya. Dalam tugas tersebut siswa dituntut untuk menghitung dan memecahkan masalah dengan cara mudah. Disini perlu diperhatikan jalan pikiran dan logika siswa dalam pemecahan setiap persoalan.

 Kecerdasan Visual-Spatial dapat diungkapkan dengan visualisasi bahan Kecerdasan visual dapat diaplikasikan pada kajian ayat-ayat al-Quran yaitu dengan membuat kaligrafi (cara menulis indah huruf Arab dalam al-Quran).

 Kecerdasan Kinestetik-Jasmani dapat diungkapkan dengan ekpresi gerak dan badan. Dalam kecerdasan kinestetik jasmani dapat diterapkan pada

24 Ilmu Tajwid yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah membaca al- Quran yang benar baik dari aspek panjang, pendek bacaannya, maupun cara melafalkan huruf-

huruf. 25 Makhraj artinya tempat keluar bunyi huruf-huruf dalam bahasa Arab yang ada dalam al-Quran . Makhraj huruf semuanya ada 17.

pengajaran ibadah seperti praktek sholat, wudhu,dan tayamum. Pada materi PAI untuk SMP pada kurikulum 2013, materi ibadah meliputi: shalat wajib, shalat jum‟at, shalat safar (jamak dan qashar) dan ibadah

haji. Pada materi ibadah siswa diharuskan untuk mempraktikan tata cara ibadah secara bergiliran di depan kelas. Pada materi salat jumat, siswa laki-laki belajar berkhutbah.

 Kecerdasan Musikal dapat diungkapkan dengan memberikan kesempatan dan tugas siswa membaca al-Quran dengan berbagai lagu dalam qiraat al- Quran, membuat nasyid atau mengungkapkan bahan ajar dalam bentuk suara. Guru sendiri dalam menyiapkan bahan ajar dapat merencanakan penjelasan tentang teknik membaca al-Quran (ilmu qiro‟at). Selain itu, materi seperti aqidah dalam menghafal nama-nama Allah (asmaul Husna) bisa dilafalkan dengan lagu.

 Kecerdasan Interpersonal dapat diekspresikan dalam bentuk kegiatan sharing, diskusi kelompok, kerjasama membuat proyek atau praktikum bersama, permainan bersama maupun simulasi bersama. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa setiap siswa dalam kelompok harus aktif bekerjasama, sehingga kerjasama tidak dikuasai oleh satu siswa saja dan yang lain pasif. Dalam pembelajaran al-Quran, siswa yang mampu membaca dengan benar dapat membantu temannya yang belum lancar.

 Kecerdasan Intrapersonal dapat dikembangkan dengan memberikan waktu sendiri pada siswa untuk refleksi dan berfikir sejenak. Beberapa

soal yang perlu diberikan merupakan persoalan terbuka dimana siswa secara mandiri dapat mengungkapkan gagasannya. Guru sendiri perlu belajar untuk menyajikan bahan pelajaran dengan memasukkan perasaannya dengan humor dan keseriusannya, dengan kata lain sikap pribadi guru perlu juga ditunjukkan untuk membantu siswa yang intrapersonal.

 Kecerdasan Natural dapat dibantu dengan merangsang siswa agar merasa nyaman dengan suasana alamiah seperti mengajak jalan-jalan di alam terbuka atau bisa juga dengan memutar video atau film tentang sejarah  Kecerdasan Natural dapat dibantu dengan merangsang siswa agar merasa nyaman dengan suasana alamiah seperti mengajak jalan-jalan di alam terbuka atau bisa juga dengan memutar video atau film tentang sejarah

Fase 6

 Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari, berupa tes, baik tes lisan, tes tertulis ataupun presentasi. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, bentuk tes yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tes tertulis untuk materi aqidah, ibadah, akhlak.

b. Tes lisan dan praktik untuk materi baca al-Quran, bacaan salat. Secara umum evaluasi berfungsi untuk mengetahui tingkat ketercapaian dan kegagalan suatu program kegiatan dalam mewujudkan tujuan yang seharusnya dicapai. Dalam kaitannya dengan program pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi

Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor yang masing- masing ranahnya mempunyai tingkatan kemampuan atau sering disebut dengan tipe hasil belajar.

Fase 7

 Guru mencari cara atau metode untuk menghargai prestasi siswa baik upaya maupun hasil belajar siswa (Memberikan Reward/Penghargaan)

Seorang pendidik diupayakan untuk memberikan reward atau penghargaan kepada anak atas berbagai prestasi yang dilakukan. Sebaliknya sedapat mungkin menghindari bentuk punishment atau hukuman. Sebab,hukuman yang melebihi batas kewajaran atau berlebihan akan membuat harga diri anak down atau turun. Kekuatan otak baru akan muncul secara dahsyat apabila kondisi seseorang itu berada dalam balutan emosi positif. Emosi positif adalah keadaan di mana seseorang itu berada dalam kenyamanan (bebas stres) dan senang.

Fase 8

 Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan selanjutnya dan menugaskan siswa untuk menuliskan ide-ide baru/pertanyaan-pertanyaan

baru dalam jurnal harian siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk menerapkan konsep kecerdasan majemuk diperlukan suatu reformasi pendidikan. Untuk dapat mengadakan reformasi pendidikan, hal-hal berikut perlu mendapatkan pertimbangan:

a) peserta didik dijadikan subjek pendidikan dan pusat proses pembelajaran; a) peserta didik dijadikan subjek pendidikan dan pusat proses pembelajaran;