b. Indeks Harga Perdagangan Besar Whosale Price Index Indeks harga perdagangan besar atau yang lebih dikenal dengan indeks
harga produsen melihat inflasi dari sisi produsen dan lebih menitikberatkan pada sejumlah barang di tingkat perdagangan besar. mi berarti bahwa harga bahan
mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi inasuk dalam perhitungan. Ukuran yang dipakai dalam menghitung IHP adalah penjualan. Prinsip perhitungannya
adalah sebagai berikut:
IHPB-IHPB-i Inflasi = ————————— x 100
IHPB-1
c. GNP Deflator
Deflator GNP mencakiip jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GNP. Deflator GNP diperoleh dengan membagi GNP nominal atas
dasar harga berlaku dengan GNP riil atas harga konstan dan dengan demikian dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari seluruh komponen GNP konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor neto.
GNP nominal Deflator GNP = —————————— x 100
GNP riil
B. Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis Boediono, 2001:156, yaitu : •
Menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dapat dibedakan atas : 1 Inflasi ringan dibawah 10 setahun
2 Inflasi sedang antara 10 - 30 setahun 3 Inflasi berat antara 30 -100 setahun
Universitas Sumatera Utara
4 Hiperinflasi diatas 100 setahun •
Menurut Penyebabnya
1 Demand Pit Inflation Demand pull inflation atau inflasi karena tarikan permintaan adalah inflasi
yang terjadi karena kelebihan permintaan agregat, sedangkan produksi telah berada dalam keadaan kesempatan kerja penuh full employment. Apabila
kenaikan permintaan tersebut menyebabkan keseimbangan GNP berada di atasmelebihi GNP pada kesempatan kerja penuh, maka akan terdapat inflationary
gap. Inflationary gap inilah yang dapat menimbulkan inflasi. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut Nopirin, 1994:178:
Keterangan gambar Kenaikan pengeluaran total dari C + I. menjadi C + I akan menyebabkan
keseimbangan pada titik B berada di atas GNP full employment Yn:. Jarak A - B atau
YH
-.- Yi ini menunjukkan inflationary gap.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan gambar: Bermula dengan harga P1
dan output Q, kenaikan permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi
oleh penawaran yang ada. Akibatnya, harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi
QFE
Selanjutnya, kenaikan AD2 menjadi AD} menyebabkan harga naik menjadi P4 sedangkan output tctap pada
QH
-. Kenaikan harga ini disebabkan oleh
adanya mfhtionan
1
gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus sepanjang permintaan total terns naik misalnya menjadi AD4.
Universitas Sumatera Utara
2 Costl Push Inflation Cost Push inflation atau inflasi karena dorongan biaya ditandai dengan
kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul karena adanya penumnan penawaran total agregate supply sebagai akibat kenaikan biaya
produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberap faktor di antaranya :
1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikan upah.
2. Suatu industri yang sifatnya monopolistis, manajer dapat
menggunakan kekuasaannya di pasar unruk menentukan harga yang lebih tinggi.
3. Kenaikan harga bahan baku industri.
Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan menurunkan produksi. Jika proses ini berjalan terus, maka timbullah cost push
inflation. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut Nopirin, 2004:180:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan gambar: Bermula pada harga P1
dan produksi QFE;. Terjadi kenaikan biaya
produksi sehingga kurva penawaran total bergeser dari AS menjadi AS1, sehingga harga naik menjadi P2 tetapi produksi turun menjadi Q1 Kurva AS2 bergeser
menjadi AS3, harga naik menjadi P3 dan produksi turun menjadi Ch-
•
Menurut Asalnya
Menurut asalnya inflasi dapat dibedakan atas : 1 Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation
Domestic inflation terjadi karena adanya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru.
Universitas Sumatera Utara
2 Inflasi yang berasl dari luar negeri imported inflation} Imported inflation terjadi karena kenaikan harga di luar negeri, sehingga
dapat menyebabkan : a secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor., b secara
tidak langsiing menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah yang harus diimpor, 3 secara
tidak langsiing menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri, karena kemiingkinan kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan
pengeluaran pemerintahswasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut.
C. Teori Inflasi
Ada beberapa teori di dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang inflasi, antara lain :
. Teori Kuantitas Uang Versi Irving Fisher Transaction Equation P . T = M . V Dimana:
M = Jumlah uang beredar Penawaran uang V = Kecepatan perputaran uang
P = Harga-harga umum T = Volume transaksi perdagangan
Universitas Sumatera Utara
Menurut teori ini inflasi disebabkan oleh : • Jumlah uang yang beredar
Inflasi hanya bisa terjadi bila ada penambahan jumlah uang beredar dalam masyarakat uang giral dan uang kartal. Penambahan jumlah uang yang beredar
ini merupakan sum her utama penyebab inflasi karena volume uang yang beredar lebih besar dari kesanggupan output untuk menyerapnya . Bila jumlah uang yang
beredar tidak ditambah maka inflasi akan berhenti secara otomatis apapun yang menjadi penyebab timbulnya inflasi tersebut.
• Adanya perkiraan masyarakat akan kenaikan harga Expectation Laju inflasi ditentukan oleh laju pertumbuhan jumlah uang beredar dan
oleh psikologi harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori Keynes Keynes menyoroti faktor inflasi meleui pendekatan teori ekonomi makro.
Menurut teori ini, inflasi akan terjadi bila masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Terjadinya inflasi melalui proses, adanya sekelompok
masyarakat yang ingin bersaing untuk merebut pendapatan nasional yang lebih besar daripada kemampuan kelompok ini. Proses perebutan ini akhirnya
diwujudkan dalam permintaan efektif sehingga menyebabkan permintaan masyarakat akan barang-barang lebih besar dari barang-barang yang sanggup
disediakan oleh kapasitas yang tersedia. Hal ini akan menimbulkan inflationary gaps, yang timbul akibat akibat
golongan masyarakat yang berhasil merebut bagian pendapatan nasional secara
Universitas Sumatera Utara
nyata diwujudkan dalam kenaikan permintaan dipasar, dengan demikan akan mengakibatkan naiknya harga-harga barang
3. Teori Slnikturalis Teori ini dikembangkan dan struktur perekonomian negara-negara berkembang,
dimana infiasi dikaikan dengan faktor struktur perekonomian dan faktor struktur perekonomian Iianya berubah secara bertahap dan dalam jangka panjang. Menurut
teori ini ada dua faktor yang menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan infiasi dalam negara berkembang, yaitu :
• Ketidakelastisan penerimaan ekspor, yaitu ekspor berkembang secara
lamban dibandingkan dengan sektor lain dalam perkonomian. Hal ini disebabkan rendahnya harga-harga barang komoditi negara berkembang
sehingga nilai ekspomya lebih kecil dan pada nilai impor. Akibatnya negara tersebut terpaksa mengambil kebijakan yang menekankan
pemakaian barang produksi dalam negeri yang sebelumnya diimpor sehingga onkos produksi meningkat. Ongkos produksi yang tinggi akan
mengakibatkan harga yang lebih tinggi, dengan demikian terjadi infilasi dalam perkonomian yang berkepanjangan.
• Ketidakelastisan dari produksi bahan makanan dalam negeri,
mengakibatkan pertumbuhan produksi bahan makanan tidak secepat pertumbuhan penduduk dan pendapatan. sehingga harga barang makanan
ini meningkat melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Dan pada akhirnya kenaikan harga bahan makan ini akan menyebabkan terjadinya
inflasi
Universitas Sumatera Utara
D. Efek Inflasi
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan , alokasi faktor produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity
effect, sedang efek terhadap alokasi faktor produksi dan produk nasional masing- masing disebut dengan efficiency effect dan output effect.
a Efek terhadap Pendapatan Equity Effect
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh
pendapatan tetap akan dirugikan dengan adanya inflasi. Misalnya seseorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp 3.600.000,00 per tahun, sedang laju inflasi
sebesar 10, akan menderita kerugian penurunan pendapatan nil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp 360.000,00.
Contoh lain yang dirugikan akibat adanya inflasi, adalah orangpihak yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang lebih rendah dari laju inflasi.
Misalnya, dia memberi pinjaman Rp 100.000,00 dengan bunga 10 per tahun. Apabila laju inflasi sebesar 15 per tahun, maka sebenarnya nilai nil
pinjamannya menjadi lebih rendah Nopirin, 2004:181. Sebaliknya pihak-pihak yang mendapat keuntungan dengan adanya inflasi
adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan tidak dalam
bentuk uang yang nilainya naik dengan persentase lebih besar daripada laju inflasi.
Universitas Sumatera Utara
b Efek terhadap Efisiensi Efficiency Effects
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam
barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi pennintaan akan barang tertentu
mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan produksi barang tersebut pada
gilirannya akan mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada jaminan bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien
dalam keadaan tidak ada inflasi. Namun, kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
c Efek terhadap Output Output Effects
Inflasi dapat menyebabkan kenaikan produksi, alasannya bahwa dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kanikan upah
sehingga keuntungan pengusaha naik. Peningkatan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun, apabila laju inflasi cukup tinggi hyper
inflation dapat mempunyai akibat sebaliknya., yakni penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang nil turun dengan drastis,
masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan output. Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan
penurunan output. Intensitas efek inflasi ini berbeda-beda, tergantung apakah
Universitas Sumatera Utara
inflasi dibarengi dengan kenaikan produksi dan employment atau tidak. Apabila produksi barang ikut naik, maka kenaikan produksi ini sedikit banyak dapat
menekan laju inflasi. Tetapi apabila kondisi perekonomian berada dalam full employment, intensitas efek inflasi makin besar. Inflasi dalam keadaan full
employment sering disebut dengan inflasi murni.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN