Pemberian kodein sebagai antitusif yaitu untuk mengatasi batuk kering yang dialami oleh pasien. Kodein adalah narkotika turunan morfin yang
mempunyai efek antitusif dan analgetik. Kodein bekerja sentral menekan pusat batuk di sistem saraf pusat Tan dan Rahardja, 2010.
Parasetamol memiliki efek sebagai analgetik dan antipiretik. Pemberian parasetamol sebagai antipiretik yaitu untuk menurunkan demam pada pasien. Daya
antipiretik parasetamol didasarkan pada rangsangan pada pusat penghantar panas di hipotalamus, menimbulkan vasodilatasi perifer sehingga terjadi pengeluaran panas
yang disertai banyak keringat. Kemampuannya parasetamol sebagai analgetik akan meningkat jika dikombinasikan dengan kodein sehingga dapat mengatasi nyeri
pada pasien Tan dan Rahardja, 2010. Pemberian gas O
2
untuk mengatasi sesak nafas yang dialami oleh pasien. Pemberian gas O
2
4.4 Pengkajian Tepat Dosis
akan memperbaiki penyampaian oksigen dan memperbaiki kerja otot pernafasan.
Pengkajian tepat dosis meliputi dosis bentuk sediaan, rentang dosis, rute pemberian, waktu pemberian, lama pemberian dan interval pemberian. Pemberian
obat-obat kepada pasien sudah tepat dosis. Dosis obat-obat yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 3.5, halaman 16. Persyaratan ketepatan dosis obat-obat yang
digunakan oleh pasien dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengkajian tepat dosis
Jenis Obat Bentuk
Sediaan Kekuatan
Sediaan Rentang
Dosis Rute
Pemberian Lama
Pemberian Waktu
Pemberian Interval
Pemberian
Universitas Sumatera Utara
Tan dan Rahardja, 2010; Depkes RI, 2007.
4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping
Efek samping dari rifampisin yang terpenting adalah gangguan hati dan bersifat reversibel, tetapi gangguan ini tidak sering. Efek samping utama dari
Rifampisin tablet 450
mg tablet 450-600
mg hari Per-oral
Disesuaikan dengan
kategori penyakit
Pagi hari sebelum
makan Setiap 24
jam
Isoniazid tablet 300
mgtablet 300-400
mg hari Per-oral
Disesuaikan dengan
kategori penyakit
Pagi hari sebelum
makan Setiap 24
jam
Pirazinamid tablet 500
mgtablet 20-30
mg kgBB
hari Per-oral
Disesuaikan dengan
kategori penyakit
Pagi hari sebelum
makan Setiap 24
jam
Etambutol tablet 500
mgtablet 15-20
mg Kg BB hari
Per-oral Disesuaikan
dengan kategori
penyakit Pagi hari
sebelum makan
Setiap 24 jam
Kodein tablet 20
mg tablet 10-20
mg, 4-6 kali
sehari Per-oral
Disesuaikan dengan
keadaan penyakit
Diberikan sebelum
atau sesudah
makan Setiap 8
jam
Teofilin tablet 300
mgtablet 3-4 kali
125-250 mg
Per-oral Disesuaikan
dengan keadaan
penyakit Diberikan
setelah makan
Setiap 12 jam
Alopurinol tablet300
mgtablet 100 mg
sehari, maks10
mgkg BBhari
Per-oral Disesuaikan
dengan keadaan
penyakit Diberikan
setelah makan
Setiap 24 jam
Seftriakson inj.1g vial
1-2 ghari
Intravena 7-14 hari
- Setiap 12
jam
Universitas Sumatera Utara
isoniazid adalah hepatotoksisitas dan neuropati perifer. Gangguan fungsi hati yang diinduksi oleh isoniazid dapat terjadi pada 10-20 pasien, dan insidensi meningkat
seiring bertambahnya usia. Gannguan hati ini bersifat reversible pada sebagian besar pasien Stringer, 2006. Pemeriksaan fungsi hati perlu dilakukan kepada
pasien untuk melihat apakah gangguan hati terjadi pada pasien. Efek neuropati perifer oleh isoniazid disebabkan oleh peningkatan ekskresi
piridoksin. Pasien yang makanannya kurang bergizi dan pasien yang mempunyai predisposisi neuropati karena menderita diabetes, uremia dan alkoholisme beresiko
besar untuk mendapatkan efek neuropati ini Woodley and Whelan, 1992. Hal ini disebabkan oleh kompetisi isoniazid dengan piridoksin untuk enzim
apotriptofanase karena keduanya mempunyai struktur kimia yang mirip Mycek, dkk., 1995. Efek ini dapat diatasi dengan pemberian piridoksin vitamin B
6
dengan dosis 10 mg dan tiamin vitamin B
1
Pada hampir semua pasien, pirazinamid menghambat pengeluaran asam urat dari ginjal sehingga meningkatkan kadar asam urat dalam darah
hiperurisemia dan menimbulkan serangan encok gout. Etambutol juga dapat mengakibatkan kadar asam urat dalam serum akibat penurunan bersihan asam urat
melalui ginjal, yang dapat menyebabkan gout Stringer, 2006. Vitamin B dengan dosis 100 mg Tan dan
Rahardja, 2010.
12
Efek samping dari seftriakson adalah diare, mual, muntah dan pruritus Mual dapat terjadi pada pemberian kodein dengan dosis yang lebih tinggi. Efek samping
yang terpenting dari teofilin adalah mual dan muntah, baik pada penggunaan oral, dapat
meningkatkan produksi asam urat Depkes RI, 2005. Pemantauan kadar asam urat perlu dilakukan pada pasien dan jika terjadi gout akut dapat diatasi dengan
urikosurik.
Universitas Sumatera Utara
rektal maupun parenteral. Efek samping piridoksin jarang terjadi dan biasanya berupa reaksi alergi. Efek samping alopurinol jarang terjadi dan biasanya berupa
reaksi alergi kulit, gangguan lambung dan usus, nyeri kepala, dan pusing. Efek samping parasetamol yang terjadi biasanya berupa reaksi hipersensitivitas. Pada
dosis di atas 6 g sehari dapat mengakibatkan nekrosis hati yang ireversibel Tan dan Rahardja, 2010.
4.6 Pengkajian Interaksi Obat