Pengkajian Tepat Pasien PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Tepat Pasien

Pasien masuk ke RSUP H. Adam Malik melalui instalasi gawat darurat IGD pada tanggal 7 Oktober 2011. Pasien telah menjalani pemeriksaan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan objektif harian, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium patologi klinik yang meliputi hematologi, analisa gas darah, hati, gula darah, ginjal, dan elektrolit. Hasil pemeriksaan ini sangat penting untuk menegakkan diagnosis pasien sehingga ketepatan pasien sebagai salah satu faktor dalam penilaian rasionalitas penggunaan obat terpenuhi. Gejala klinis yang dialami pasien antara lain sesak nafas , nafas berbunyi, batuk, nyeri dada, demam, keringat pada malam hari, badan lemas, tidak ada nafsu makan, dan penurunan berat badan. Gejala klinis yang dialami oleh pasien ini adalah gejala klinis utama tuberkulosis Depkes RI, 2006. Pemeriksaan radiologi foto toraks dengan sinar X pada tanggal 8 Oktober 2011 menunjukkan infiltrasi dan fibrosis. Infiltrasi, fibrosis, dan efusi pleura merupakan gambaran radiologis yang mendukung dalam diagnosis tuberkulosis Bahar, 2001. Hasil pemeriksaan CT scan thorax pada tanggal 12 Oktober 2011 menunjukkan infeksi pada paru-paru, efusi pleura, infiltrasi, dan fibrosis. Pemeriksaan radiologis paru-paru dengan computed tomography scanning CT scan merupakan pemeriksaan yang lebih canggih. Pemeriksaan dengan CT scan lebih superior dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis biasa karena perbedaan densitas jaringan terlihat lebih jelas Bahar, 2001. Universitas Sumatera Utara Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan jumlah leukosit yang tinggi dan menandakan adanya infeksi. Jumlah eritrosit dan hemoglobin berada di bawah nilai normal. Kadar elektrolit natrium juga di bawah nilai normal. Berdasarkan semua hasil pemeriksaan tersebut dokter menyatakan bahwa pasien menderita tuberkulosis paru kategori satu. Pasien yang termasuk kategori satu yaitu pasien baru tuberkulosis paru dengan hasil uji BTA positif, pasien tuberkulosis paru dengan hasil uji BTA negatif tetapi hasil foto toraks positif dan pasien tuberkulosis ekstra paru Depkes RI, 2006. Diagnosis ini sama dengan diagnosis dokter spesialis paru di Nias yang telah melakukan pemeriksaan terhadap pasien berdasarkan gejala klinis, uji BTA dan foto toraks. Pasien juga telah mendapatkan obat antituberkulosis dari dokter tersebut sejak tanggal 26 September 2011 dan menggunakannya secara teratur. Pasien mengalami gout akut sejak tanggal 9 Oktober 2011. Diagnosis ini berdasarkan gejala klinis pada pasien seperti nyeri pada persendiaan, sendi tidak bisa digerakkan, sendi berwarna kemerah-merahan, terjadi pembengkakan dan rasa panas pada sendi. Gejala klinis ini didukung oleh hasil pemeriksaan kadar asam urat pasien di atas normal hiperurisemia. Pasien juga sering mengalami demam dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi.

4.2 Pengkajian Tepat Indikasi