Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini pajak merupakan sumber pendapatan utama Indonesia. Pentingnya pajak bagi negara dapat dilihat dari peran utama pajak sebagai instrumen utama dari kebijakan fiskal dimana kebijakan fiskal sangat penting untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Dapat dilihat dari Tabel Pendapatan Negara dari DATA POKOK APBN 2005–2010 Kementerian Keuangan RItabel terlampir bahwa untuk tahun 2009 dari total penerimaan negara sebesar Rp. 985.725.300.000.000,-, sebesar Rp. 725.843.000.000.000 atau kurang lebih 73 dari total penerimaan negara merupakan penerimaan dari pajak. Dari jumlah ini sebesar Rp.249.508.700.000,- atau sebesar 34 dari total penerimaan pajak merupakan penerimaan PPN. Pada tahun anggaran 2010 target penerimaan pajak ditingkatkan lagi menjadi Rp. 729.165.200.000.000 atau menjadi 80 dari total penerimaan negara, dan dari jumlah itu sebesar 267.028.000.000.000,- atau sebesar 36 merupakan penerimaaan PPN. Penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dalam menunjang operasi fiskal pemerintah. Pajak disamping sebagai sumber penerimaan utama negara budgetary, juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengatur regulatory dan mengawasi kegiatan-kegiatan swasta dalam perekonomian Wibowo 2000. 1 Universitas Sumatera Utara Penerimaan pajak dapat berasal dari Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, maupun pajak-pajak lainnya. Setelah dana pembangunan yang bersumber dari hutang luar negeri dan eksploitasi sumber daya alam sudah tidak dapat diandalkan, pemerintah saat ini hanya dapat mengandalkan sumber dana pembangunan dari pajak. PPN merupakan salah satu sumber pendapatan pajak tersebut.Penerimaan perpajakan merupakan andalan di dalam pembiayaan pengeluaran pemerintah untuk pemulihan kondisi ekonomi. Dalam era 1989 hingga tahun 2004 penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Indonesia terus mengalami kenaikan, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 dibawah ini. Gam bar 1.1 : Perkem bangan Pener im aan PPN di I ndonesia Sum ber: Bank I ndonesia Dalam era 2005-2010 seperti dapat dilihat di tabel Data Pokok APBN penerimaan PPN selalu stabil dan terus meningkat secara signifikan. Universitas Sumatera Utara Namun sangat disayangkan bahwa meskipun peran pajak sebenarnya sangat besar, hal ini sering kali tidak disadari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari sikap dan peryataan dari berbagai elemen masyarakat belakangan ketika mencuat kasus mafia perpajakan, banyak yang sama sekali buta mengenai sistem perpajakan Indonesia, bahkan dari hal yang paling dasar sekalipun, misalnya tidak ada pembayaran pajak ke kantor pelayanan pajak, tapi langsung ke bank dan langsung masuk rekening negara. Rekening negara ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, bukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Peningkatan penerimaan pajak pemerintah ini terkait dengan adanya reformasi perpajakan tax reform yang dimulai pada tahun 1984, dengan dikeluarkannya beberapa undang-undang baru yaitu Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang menggantikan Ordonansi Pajak Perseroan PPs Tahun 1925, Ordonansi Pajak Pendapatan PPd Tahun 1944, dan Undang-undang Pajak Penjualan PPn Tahun 1951 warisan kolonial. Kemudian disusul oleh perubahan perpajakan kedua pada tahun 1994, dan perubahan ketiga pada tahun 2000 Wibowo 2000. Perubahan yang mendasar atas Undang-undang tersebut adalah sistem pemungutan pajaknya, dari sistem Official Assessment yaitu memberikan wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang menjadi sistem Self Assessment yaitu memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk Universitas Sumatera Utara menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Saat ini pemerintah berusaha untuk meningkatkan jumlah wajib pajak ekstensifikasi pajak. Semakin meningkatnya jumlah wajib pajak suatu daerah diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak di daerah tersebut. Ekstensifikasi pajak tersebut merupakan cara yang efektif, apabila dilakukan secara serius oleh pihak fiskus. Selain itu, untuk dapat meningkatkan penerimaan pajak maka pihak fiskus harus meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat wajib pajak dalam membayar pajak Silalahi 2000. Melalui sistem Self Assessment, pemerintah bermaksud meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka dapat dilihat bahwa penerimaan pajak di suatu daerah tergantung dari berbagai faktor. Pajak Pertambahan Nilai merupakan jenis pajak yang berbeda dengan pajak lainnya karena termasuk dalam golongan pajak tidak langsung, yaitu pajak yang tidak langsung dibayar oleh pihak yang diwajibkan membayar pajak kepada negara tetapi dipungut oleh pihak ketiga. Biasanya pajak pertambahan nilai digabungkan oleh penjual kedalam komponen harga barang sehingga sering kali konsumen sebagai pihak yang membayar pajak tidak sadar kalau dirinya telah melakukan pembayaran pajak. Ini merupakan salah satu keunikan pajak pertambahan nilai dimana sifatnya yang dipungut orang lain maka PPN sangat sulit untuk dihindari, diboikot atau dihindari secara langsung. Berbeda dengan pajak penghasilan yang sering kali dihindarkan dengan melaporkan penghasilan yang berbeda dengan seharusnya atau Universitas Sumatera Utara bahkan sama sekali tidak melaporkan penghasilan tersebut.Selain itu berbeda dengan pajak lain Tarif PPN hampir tidak pernah berubah yaitu 10 . Propinsi Sumatera Utara yang merupakan propinsi terbesar ke-3 di Indonesia merupakan propinsi yang memiliki potensi untuk memberikan sumbangan terhadap penerimaan pajak Indonesia, Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Propinsi Sumatera Utara yang termasuk pada kategori Pajak Tak Langsung mengalami fluktuasi yang cenderung menurun pada tahun 2003 – 2005, ini merupakan suatu fenomena yang sangat menarik untuk dikaji dimana penerimaan Pajak Pertambahan Nilai PPN secara Nasional terus naik Gambar 1.1 sementara untuk Propinsi Sumatera Utara mengalami penurunan. Karakteristik unik dari Pajak Pertambahan Nilai ditambah dengan fenomena tersebut menjadikan ”Analisis Determinan Pajak Pertambahan Nilai PPN di Sumatera Utara” sebagai judul penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah