B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulisan ini adalah: 1. Mendeskripsikan pengembangan instrument pengukuran motivasi
belajar, sebagai salah satu unsur afektif yang perlu diukur pada diri siswa.
2. Mendeskripsikan pengembangan instrument kinerja, khususnya kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum identifikasi
larutan asam, basa, dan garam.
C. Manfaat Penulisan
Dari tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. 1.
Manfaat teoritis Secara teoritis penulisan ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dalam memahami cara mengembangkan instrument
pengukuran afektif dan instrument penilaian kinerja. 2.
Manfaat praktis Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah
sebagai bahan referensi untuk pengembangan instrumen afektif dan kinerja lebih lanjut.
3
BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN
MOTIVASI BELAJAR
A. Kajian Teoritis
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar
ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004:42, motivasi
belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktitkan,
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Menurut Hamalik [ CITATION SBD02 \l 1033 ] motivasi adalah
4
suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya. Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak
mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah. Sebaliknya,
seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan balk melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih
baik. Definisi motivasi belajar menurut Uni 2007 adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indicator atau unsur yang mendukung. Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menjadi kekuatan pada individu yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan seluruh tingkah lake sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai. Terdapat dua macam motivasi
menurut Djamarah 2002, yaitu: a.
Motivasi Intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b.
Motivasi Ekstrinsik, adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motif motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.
Anak didik belajar karena hendak meneapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya
misamnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.
Menurut Frandsen dalam Suryabrata, 2006, ada beberapa aspek yang memotivasi belajar seseorang, yaitu:
5
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga
setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu
yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik
dalam belajar, maka orang-orang disekelilingnya akan memherikan penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati
yang lain. d. Adanva keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan
depresi atau sebaliknya dapat menimbulkaii motivasi baru agar berusaha lebih balk lagi. Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik
tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain kooperasi, ataupun bersaing dengan orang lain kompetisi.
e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasal pelajaran. Apabila seseorang
menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi
ujian, pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang
menimbulkan rasa aman pada individu. f.
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan
mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang balk bahkan
mungkin berupa hukuman.
B. Kisi-Kisi Instrumen