40
menaruh kata “yang” sesudah kata terjemahan
rechtsbron
, sehingga diperoleh istilah terjemahan “sumber hukum yang formil” dan “sumber hukum yang
materiil”.
81
Bahwa sumber hukum adalah seluruh koleksi bahan-bahan hukum, maka, bersejajar dengan pembedaan sumber hukum antara yang formil dan yang
materiil, apa yang disebut bahan-bahan hukum itupun dibedakan antara yang primer dan yang sekunder. Bahan-bahan hukum yang terhimpun dalam
sumber hukum yang formil disebut “bahan-bahan hukum yang primer”, sedangkan bahan-bahan hukum yang terhimpun dalam sumber hukum yang
materiil disebut “bahan-bahan hukum yang sekunder.
82
1. Bahan Hukum Primer.
Bahan-bahan hukum primer adalah semua aturan hukum yang dibentuk danatau dibuat secara resmi oleh suatu lembaga negara,
danatau badan-badan pemerintahan, yang demi tegaknya akan diupayakan berdasarkan daya paksa yang dilakukan secara resmi pula
oleh aparat negara. Diseranaikan secara rinci lebih lanjut, yang termasuk bahan-bahan hukum primer ini pertama-tama adalah seluruh produk
badan legislatif, ialah produk hukum yang disebut undang-undang mulai dari yang disebut Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang Pokok,
sampaipun ke yang dikatakan sebagai Undang-undang Pelaksanaan. Produk hukum yang dibuat dan dimaklumatkan oleh badan eksekutif,
seperti misalnya peraturan pemerintah termasuk juga yang secara khsusus disebut “peraturan pemerintah pengganti undang-undang
disingkat perpu, dan
83
peraturan lain dalam bentuk keputusan eksekutif, baik yang ditingkat pusat semisal Keppres dan Kepmen, maupun yang
diputuskan oleh para pejabat eksekutif di tingkat daerah, akan dimasukkan pula dalam klasifikasi “bahan hukum primer” ini.
84
81
Ibid, hlm. 67.
82
Ibid, hlm. 67.
83
Ibid, hlm. 67.
84
Ibid, hlm. 68.
41
Masih termasuk ke dalam pengertian bahan hukum primer ini adalah juga seluruh amar putusan badan yudisial.
85
Inilah produk berbagai badan peradilan dari yang tingkat pertama sampaipun ke tingkat-tingkat yang
lebih tinggi, dari yang berstatus sebagai pengadilan umum, sampaipun ke yang berstatus khusus seperti pengadilan agama, pengadilan tata usaha
negara, dan pula pengadilan militer.
86
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka bahan-bahan hukum
primer dalam penelitian hukum ini adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia. c.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. d.
Putusan MKRI Nomor 100PUU-X2012 tentang Pengujian Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 96.
2. Bahan Hukum Sekunder.