Sêrat Safingi Kajian Teori

commit to user 28 kehidupan sehari-hari orang Jawa; 2 simbolisme yang dipakai dalam penggunaan warna; 3 simbolisme dalam bahasa sastra yang dipakai orang Jawa misalnya penggunaan sengkalan, pepatah, perumpamaan, dan sebagainya. Klap dalam Berger 2010:125 menyatakan bahwa identitas sebuah tanda bukan merupakan suatu fungsi pemilikan materi setiap orang, tetapi identitas dihubungkan dengan wujud simbolis dan cara seseorang dirasakan oleh lainnya. Oleh karena itu, perlu ketelitian dan kebenaran seseorang dalam menafsirkan tanda-tanda yang berupa identitas. Oleh sebab itu, simbolisme digunakan sebagai alat untuk menguraikan dan menggambarkan sesuatu sebagai media budaya oleh orang Jawa Herusatoto, 2008:153. Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti mengacu pada teori semiotik Berger dan teori simbol menurut Herusatoto. Hal tersebut dikarenakan pada teori Berger, semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda dimana simbol termasuk dalam bahan kajiannya. Sedangkan dalam teori Herusatoto simbol diterangkan lebih detail khususnya simbol-simbol dalam budaya Jawa. Kedua teori tersebut mengungkap mengenai simbol yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.

3. Sêrat Safingi

Sêrat Safingi merupakan naskah pertama dalam bendel Sêrat Iman Kanapi sebelum naskah Sêrat Raden Hermaya. Dalam katalog naskah Girardet dijelaskan bahwa Sêrat Iman Kanapi diawali dengan cerita kerajaan Supiyah di bawah pemerintahan Dewi Hamarah dan diakhiri dengan cerita Pangeran dari Ngesam 1983:46. Naskah tersebut merupakan koleksi Perpustakaan Sasana commit to user 29 Pustaka Keraton Surakarta dengan nomor penyimpanan KS 539.0 126Ka SMP 1567 dan KS 539.1 126Ka SMP 1567 Florida, 1996:299. Namun setelah diteliti lebih lanjut pada penelitian sebelumnya, hanya ditemukan satu buah naskah dengan nomer penyimpanan 126Ka dalam katalog lokal perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Surakarta. Naskah Sêrat Safingi berbentuk tembang macapat, yang terdiri dari 42 pupuh sebanyak 269 halaman. Naskah ini memiliki keunikan dalam penulisan halaman yaitu pada halaman pertama ditulis dengan menggunakan huruf Arab dan Jawa dalam satu halaman. Mulai pada halaman 2 sampai 61 ditulis secara recto-verso bolak-balik dengan menggunakan angka Arab 2, 3, 4, 5,…, 61 dan Jawa ; 2 ; ,; 3 ; ,; 4; ,; 5 ; , …,; 61 ; . Sedangkan halaman 62 sampai 135 ditulis secara recto dengan menggunakan angka Arab, dan halaman verso tidak diberi halaman. Pada halaman akhir naskah Sêrat Safingi dinyatakan hilang. Hal ini dibuktikan pada bait terakhir kalimat dalam satu gatra belum tuntas, namun sudah berganti teks lain. Selain itu pada halaman berikutnya terdapat sobekan di ujung bawah kanan dan kiri kertas, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian akhir naskah tersebut benar-benar hilang. Naskah Sêrat Safingi merupakan naskah anonym, karena tidak ditemukan nama pengarang atau penyalinnya. Hanya nama pemilik naskah saja yang disebutkan di dalam cover luar dan dalam Sêrat Safingi yaitu Bandara Radèn Ayu Adipati Sêdhah Mirah Anonim, 1801:cover dalam. Naskah Sêrat Safingi commit to user 30 merupakan naskah salinan, dimana terdapat kata manurun sungging atau menyalin pada pupuh pertama. Namun setelah dilakukan penelitian, tidak ditemukan naskah babon atau naskah aslinya. Selain keterangan tersebut, terdapat pula keterangan mengenai kolofon dari naskah ini yaitu Kêmis Wagè, 28 Muharam 1728 tahun Jawa dengan sêngkalan èsthi nêmbah swarèng rat, atau Kamis Wage, 11 Juni 1801 setelah dikonversikan dalam tahun Masehi Anonim, 1801:1. Secara garis besar, Sêrat Safingi berisi tentang cerita petualangan Raja Saf ingi Imam Safi‟i dan anak lelakinya yang bernama Raden Khanafi dan Raden Maliki. Mereka adalah rakyat biasa yang soleh dan taat beragama, namun kemudian diangkat menjadi Raja Supiyah. Sedangkan Raden Maliki kemudian diangkat menjadi Raja Karsinah. Dalam kehidupan pernikahan, Raden Safingi menikah dengan dua orang istri yaitu Dewi Amarah dan Ni Retna Kumalawati. Dari kedua istrinya tersebut masing-masing memiliki satu orang putra. Naskah tersebut juga menggambarkan peperang antara Islam yang melawan kekafiran dan selalu dimenangkan oleh Islam. Ajaran mengenai Islam yang terdapat dalam Sêrat Safingi adalah mengenai nafsu dalam diri manusia yaitu amarah, sufiyah, aluamah, dan mutmainah. Nafsu-nafsu tersebut dijadikan sebagai nama tokoh maupun nama tempat. Nafsu yang dijadikan sebagai nama tokoh dalam naskah ini adalah Dewi Amarah, Maharaja Luamah, dan Dewi Mutmainah. Adapun nafsu sufiyah digunakan sebagai nama tempat kerajaan yang menjadi seting utama dalam Sêrat Safingi yaitu kerajaan Supiyah. commit to user 31

4. Pengajaran Bahasa Jawa

Dokumen yang terkait

Makna Simbolik Upacara Pernikahan Adat Jawa Di Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan

8 102 65

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SERAT TRIPOMO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN APRESIASE SASTRA JAWA (KAJIAN HEURISTIK DAN HERMINUITIK).

0 5 18

Nilai pendidikan karakter dalam lakon dewa ruci dan relevansinya dengan pembelajaran bahasa jawa di sekolah COVER

0 1 13

ANALISIS STILISTIKA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM GEGURITAN SOLOPOS BULAN DESEMBER 2012 SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SEKOLAH.

0 0 15

MAKNA SIMBOLIK RELIEF SUDAMALA DAN GARUDEYA DI CANDI SUKUH RELEVANSINYA DENGAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH.

0 0 17

Struktur Dan Makna Lelakaq Sasak Serta Relevansinya Dengan Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia 000002

0 1 1

Nilai Pendidikan Jawa Dalam Tantri Kamandaka Dan Tantri Kediri (Sebuah Pendekatan Intertekstualitas) SAMPUL

1 9 21

MAKNA SIMBOLIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER JAWA DALAM SÊRAT SAFINGI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PENGAJARAN BAHASA JAWA (Sebuah Pendekatan Semiotik) - UNS Institutional Repository

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka - MAKNA SIMBOLIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER JAWA DALAM SÊRAT SAFINGI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PENGAJARAN BAHASA JAWA (Sebuah Pendekatan Semiotik) - UNS Institutional Repo

0 0 32

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SERIAL KARTUN UPIN DAN IPIN SERTA RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER

3 22 79