98 wawancara dilakukan. Hal ini dikarenakan anak masih menganggap bahwa
guru adalah figur yang berkuasa yang dapat memberikan hukuman yang tidak disukai anak. Hal inilah yang dirasa membuat anak patuh dengan guru
dikarenakan nilai-nilai yang ditanamkan guru itu merupakan sesuatu yang benar dan baik bagi anak dan anak akan mendapatkan
feedback positif ketika nilai-nilai itu mereka laksanakan.
Dalam menanamkan nilai karakter di sekolah, guru juga mempertimbangkan beberapa komponen karakter yang baik sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Lickona 2012: 85-99. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran di sekolah, guru memberikan pemahaman mengenai hal-
hal yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan, mengajarkan dan menanamkan mengenai nilai-nilai karakter tersebut dalam aspek afektif, dan
pada akhirnya guru melakukan suatu metode penanaman kepada anak, dengan metode yang paling sering digunakan adalah pembiasaan.
2. Metode Penanaman Nilai Karakter
Menurut Muhammad Fadlillah 2014: 166-182 ada 4 metode penanaman nilai karakter dimana di antaranya adalah metode bercerita,
pembiasaan, keteladanan, dan karya wisata. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, metode penanaman nilai yang paling banyak diterapkan
adalah metode pembiasaan dengan semua TK di Gugus IV Ambarketawang menerapkan metode ini. Metode pembiasaan dirasa sebagai metode terbaik
dalam menanamkan nilai karakter karena dengan membiasakan melakukan sesuatu anak akan menjadi terbiasa dalam melakukan suatu hal yang baik. .
99 Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pembiasaan dapat dilakukan
dari hal-hal kecil seperti ketika masuk gerbang anak harus tersenyum, melepas sepatu dan menaruhnya di rak, dan menaruh tas di tempat yang telah
disediakan. “Setelah berbaris anak masuk ke kelas masing-masing dan meletakkan
sepatu mereka di rak yang telah disediakan. ” CL-06.
Selain metode pembiasaan, metode keteladanan juga banyak
diterapkan. Guru bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan norma yang berlaku dan mencontohkan hal-hal yang baik bagi anak. Keteladanan
merupakan metode yang penting digunakan untuk menanamkan nilai karakter, karena anak merasa bahwa semua yang dilakukan oleh orang
dewasa di sekitar anak adalah hal yang baik dan orang dewasa di sekitar anak ini menjadi idola mereka. Contohnya adalah pada saat kegiatan jalan-jalan di
sekitar lingkungan sekolah, guru selalu menyapa tetangga. “Selama perjalanan, guru menyapa warga sekitar dan anak-anak
mengikuti perilaku guru, guru juga menjelaskan kepada siswa tentang apa saja yang ada di jalan dan meminta siswa untuk mengamati hal-hal yang
menarik selama perjalanan. ” CL-08.
Metode bercerita dilaksanakan pada kegiatan awal ataupun akhir
pembelajaran. Guru memberikan cerita kepada anak dan melaksanakan tanya jawab mengenai pesan moral dari cerita yang telah diceritakandibacakan
guru. Metode yang paling jarang digunakan adalah metode karya wisata dikarenakan karya wisata membutuhkan waktu dan atau biaya yang tidak
sedikit. Metode pembiasaan, keteladanan, dan bercerita diterapkan di seluruh Taman Kanak-kanak di Gugus IV Ambarketawang, sedangkan metode karya
100 wisata diterapkan oleh 3 TK saja yaitu TK ABA Kalimanjung, TK ABA
Bodeh, dan TK Ambar Asri. “Kami menanamkan nilai karakter dengan metode pembiasaan,
keteladanan, tanya jawab juga dengan anak. Kadang kita juga mengadakan karya wisata, seperti kita pernah mengadakan kunjungan ke damkar, kebun
binatang juga pernah. ” CW-03.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Nilai Karakter