PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI

KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

Oleh

OFI OKTAVIANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) siswa. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu IXb dan IXc

SMP Al-Huda Jati Agung yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan gain yang dianalisis menggunakan uji-t dan uji U pada taraf kepercayaan 5%. Sedangkan data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan dianalisis secara deskriptif.


(2)

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen. Rata-rata pretes yang dipeoleh kelas ini yaitu 23,93+12,71; rata-rata postes 46,40 + 16,02; dan rata-rata gain 0,30+0,16. Rata-rata gain KBK siswa kelas ekperimen berkriteria rendah. Adapun rata-rata persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen berkriteria cukup (59,49%). Meski demikian, peningktanan KBK yang terjadi di kelas ekperimen memiliki perbedaan yang signifikan dengan peningktan KBK yang yang terjadi di kelas kontrol. Peningkatan KBK siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibanding peningkatan KBK siswa kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan terhadap KBK siswa.

Kata kunci : Group Investigation (GI), Kemampuan Berpikir Kritis (KBK), aktivitas pembelajaran, kelangsungan hidup, makhluk hidup.


(3)

(4)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP

MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh

OFI OKTAVIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada 10 Oktober 1991, merupakan anak keenam dari emam bersaudara pasangan Bapak Murus dan Ibu Asnida. Alamat penulis yaitu di Imam Bonjol Gg. Jaya Singa No.25, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Nomor handphone penulis yaitu 085769655610.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Metro (1995-2003), SMP Negeri 3 Terbanggi Besar (2003-2006), SMA Negeri 1 Terbanggi Besar (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur PKAB.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Merbau Mataram dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Talang Jawa Kabupaten Lampung Selatan (Tahun 2012), dan penelitian pendidikan di SMP Al-Huda Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan untuk meraih gelar sarjana


(9)

Moto

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta Alam.”

(QS. Al An’am: 162 )

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebarat zarrah, niscaya dia akan

melihat (balasan)nya.”

(QS. Az-zalzalah: 7-8) Simple makes perfect


(10)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil ‘alamin...

Segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha segalanya,

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW atas segala limpahan nikmat, rahmad dan karunia yang tak terhingga

sehingga selesainya skripsi ini.

Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada : Bapakku tercinta Murus dan Amaku tersayang Asnida,

Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih, yang tak pernah henti-hentinya mendoakanku dalam setiap sujud agar aku memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan. Kakak-kakakku tersayang : Murniati, Efriyan, Efriyon, Efri Yulianti, dan Heri Dini Harianti,

yang selalu memberikan dukungan.

Para dosen, guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan… Sahabat-sahabat tercinta yang selalu berusaha memotivasiku, membantuku dalam kesulitan,

memberikan keceriaan di setiap hariku; Dewi Citra Handayani., Sri Purwaningsih, Anisa Sholihah, Elly Fitri Asturi, dan Aulia Novita Sari.

Rekan-rekan Pendidikan Biologi Unila 2009, rekan-rekan KKN-PPL, Terimakasih atas

kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat berkesan….


(11)

xi

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamiin atas rahmat dan nikmat-Nya yang selalu dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimental Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, dan

masukannya hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan


(12)

xii

7. Kepala Sekolah, guru-guru, staf, dan siswa-siswi kelas IXb dan IXc SMP

Al-Huda Jati Agung atas bantuan dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta saudara-saudariku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan; 9. Rekan-rekan Pendidkan Biologi Unila 2009, kakak dan adik tingkat

Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan; 10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir... ... 6

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning ... 9

B. Investigasi Kelompok atau Group Investigation (GI) ... 12

C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 16

D. Aktivitas dalam Proses Pembelajaran ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian ... 24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37


(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 50 B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA ... 51


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 11

2. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 19

3. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 31

4. Kriteria gain ... 32

5. Lembar penilaian KBK siswa ... 34

6. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa ... 35

7. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 36

8. Hasil uji statistik nilai pretes, postes, dan gain pada kelas eksperimen dan kontrol ... 37

9. Data peningkatan KBK siswa pada kelas ekperimen dan kontrol... 39

10.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 39

11.Nilai pretes, postes, dan gain kelas eksperimen ... 130

12.Nilai pretes, postes, dan gain kelas kontrol... 131

13.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 132

14.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 134

15.Analisis perindikator KBK kelas eksperimen ... 136

16.Analisis perindikator KBK kelas kontrol ... 137

17.Analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ... 138

18. Analisis aktivitas belajar siswa kelas kontrol ... 139


(16)

xvi

20.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 140

21.Hasil uji satu pihak pretes ... 140

22.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 141

23.Hasil uji Mann-Withney U postes kelas eksperimen dan kontrol ... 141

24.Hasil uji normalitas Gain kelas eksperimen dan kontrol ... 142

25.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata Gain ... 143

26.Hasil uji satu pihak Gain ... 143

27.Hasil uji normalitas Gain pada aspek memberikan argumen... 144

28.Hasil uji Mann-Withney U Gain pada aspek memberikan argumen .... 144

29.Hasil uji normalitas Gain pada aspek melakukan deduksi... 145

30.Hasil uji Mann-Withney U Gain pada aspek melakukan deduksi ... 145

31.Hasil uji normalitas Gain pada aspek melakukan induksi ... 146

32.Hasil uji Mann-Withney U Gain pada aspek melakukan induksi ... 146

33.Hasil uji normalitas Gain pada aspek melakukan evaluasi ... 146


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 8 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 24 3. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 40 4. Seleksi topik dan pembagian kelompok siswa dibimbing oleh guru ... 148 5. Siswa membuat perencanaan dengan bimbingan guru ... 148 6. Siswa menggunakan berbagai sumber dalam melaksanakan

perencanaan yang telah dibuat (implementasi). ... 149 7. Siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada tahap implementasi ... 149 8. Siswa mempresentasikan hasil akhir ... 150 9. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap


(18)

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang memiliki tujuan besar bagi kemajuan suatu bangsa. Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Indonesia telah

mewajibkan pendidikan 9 tahun, bahkan mulai mencanangkan pendidikan wajib selama 12 tahun. Beberapa perubahan di dunia pendidikan juga mulai dilakukan, mulai dari menggratiskan biaya pendidikan hingga berkali-kali mengganti kurikulum. Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/cara lain yang dikenal atau diakui oleh masyarakat (SNP, 2009:227).

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Langkah dalam pendidikan selalu diupayakan sejalan dengan tuntutan zaman (Tirtaraharja dan La Sulo, 2008: 225). Pendidikan harus dapat memberikan kemampuan berpikir kritis sehingga akan menghasilkan individu yang dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan yang dihadapi dengan kemampuan merefleksikan pengalaman belajar dalam memecahkan masalah secara mandiri dan bertanggung jawab (Rusman, 2012: 283). Kemampuan


(19)

2

berpikir kritis perlu dibekali bagi setiap individu untuk dapat bertahan dalam masyarakat yang kompetitif. Perubahan dalam bidang teknologi yang

berdampak pada perubahan dalam dunia kerja telah membuat kemampuan berpikir kritis menjadi lebih penting dari apapun (Halpern dalam Duran, 2012: 241). Kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi yang juga sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan menyebabkan arus informasi menjadi sangat cepat dan tidak terbatas. Untuk menghadapinya, diperlukan membentuk budaya berpikir kritis dalam masyarakat (Shukor dalam Muhfahroyin, 2009).

Kemampuan berpikir kritis sebenarnya juga telah menjadi salah satu standart yang ditetapkan bagi lulusan, sehingga peserta didik (lulusan) dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dalam mengambil keputusan (SNP, 2009: 129). Untuk itu, diperlukan suatu proses pembelajaran yang mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Namun faktanya, sebagian besar proses pembelajaran yang dilakukan pada hampir tiap topik pembelajaran masih berkisar seputar metode konvensional, mulai dari ceramah, mencatat, menghafal fakta-fakta, dan sesekali saja melakukan diskusi. Metode seperti ini akan mengekang bahkan mematikan kemampuan berpikir siswa (Suparno, 2004:129).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Al-Huda Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut kurang mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selama proses pembelajaran, siswa lebih banyak pasif dengan duduk diam memperhatikan penjelasan guru, jarang


(20)

3

bertanya, dan jika diberi pertanyaan hanya siswa tertentu saja yang berani menjawab, atau bila dilakukan diskusi, hanya siswa tertentu pula yang terlibat di dalamnya, bahkan beberapa siswa beberapa kali terlihat sibuk dengan urusan di luar proses pembelajaran. Dengan kondisi seperti ini, keterlibatan siswa menjadi kurang optimal, sehingga menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan yang dimiliki siswa termasuk kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan dengan baik. Kemampuan ini dapat dipelajari, dijelaskan dan diaplikasikan dengan mudah dalam proses pembelajaran (Cemerci, 2005: 589). Untuk mengembangkan kemampuan tersebut dalam suatu proses pembelajaran, keterlibatan siswa seharusnya menjadi poin penting, dan hal ini dapat diwujudkan salah satunya melalui penerapan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Group investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena siswa dilibatkan dalam perencanaan, baik dalam topik yang dipelajari maupun proses pembelajarannya (Sumarmi, 2012:123). Kompleksnya proses pembelajaran yang dilakukan diharapkan dapat mengoptimalkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran sehingga model pembelajaran ini diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini didukung oleh pendapat Raharjo dan Daryanto (2012:228) yang

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif diyakini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan juga mendukung dugaan tersebut, diantaranya penelitian Lianasari (2012:56) yang menyimpulkan bahwa


(21)

4

pembelajaran kooperatif tipe GI memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok keanekaragaman hayati. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011:56)

menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada sub materi vertebrata.

Berdasarkan latar belakang ini, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup (Kuasi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)".

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe GI dalam meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) siswa?

2. Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan KBK siswa.


(22)

5

2. Untuk mengatahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Memberikan informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe GI sehingga dapat dijadikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan KBK siswa.

2. Bagi Siswa

Meningkatkan partisipasi dan mengoptimalkan KBK siswa dengan memberikan suasana baru dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal berharga bagi peneliti

sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran GI adalah model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi atau penyelidikan terhadap suatu sub topik, dengan langkah sebagai berikut: 1)


(23)

6

menyiapkan siswa dalam kelompok dan seleksi topik; 2) merencanakan kerja sama; 3) implementasi; 4) analisis dan sintesis; 5) penyajian hasil akhir; 6) evaluasi (Jauhar, 2011: 59-61).

2. Indikator yang digunakan untuk penilaian KBK yaitu: 1) memberikan argumen; 2) melakukan deduksi; 3) induksi; 4) evaluasi (Ennis dalam Herniza, 2011: 19).

3. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah “kelangsungan hidup

makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakkan”. 4. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 1)

bekerja sama dalam kelompok, 2) menyajikan hasil akhir, 3) mengajukan pertanyaan, 4) menanggapi pertanyaan dan penyajian hasil akhir.

5. Peningkatan KBK siswa ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain antara nilai pretes dengan nilai postes dalam bentuk pilihan jamak dan uraian, sedangkan peningkatan aktivitas ditinjau melalui rasio persentase aktivitas selama proses pembelajaran.

6. Sampel Penelitian ini adalah siswa kelas IXc (sebagai kelompok

eksperimen) dan kelas IXb (sebagai kelompok kontrol).

F. Kerangka Pikir

Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dimiliki siswa mengingat semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang menyebabkan arus informasi tersebut menjadi begitu cepat dan tanpa batas. Bagaimana siswa berpikir lebih penting daripada apa yang mereka pikirkan.


(24)

7

Selain itu, memiliki kemampuan berpikir kritis dalam mengambil keputusan juga menjadi salah satu standar lulusan yang ditetapkan pemerintah. Dengan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki, diharapkan mereka mampu mengatasi berbagai masalah kehidupan yang dihadapi.

Kemampuan berpikir kritis perlu ditingkatkan dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan pula penerapan suatu metode ataupun model pembelajaran yang mampu meningkatkan atau mengembangkannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI ) adalah salah satu model pembelajaran yang diduga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Langkah-langkah dalam model pembelajaran GI akan mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan lebih banyak indera yang bisa dilibatkan. Melalui pengunaan model GI, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide, bertukar pikiran, ataupun mempertahankan pendapat melalui argumen-argumen yang mereka kemukakan dalam interaksi di kelompoknya. Mereka dituntut menggali ide dalam rangka membuat suatu perencanaan kerja sama yang menentukan keberhasilan kerja sama yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Proses penyelidikan (investigasi) juga menuntut kemampuan analisis dan sintesis yang baik terhadap informasi-informasi terkait yang diperoleh, sehingga secara tidak langsung juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir


(25)

8

kritis (KBK) siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

Keterangan: X= penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI; Y= KBK siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat G. Hipotesis

Hipoteisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan KBK siswa.

H1: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan KBK siswa.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative learning

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok (Sanjaya dalam Rusman, 2012: 203). Dalam pengertian lain disebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok (Savage dalam Rusman, 2012: 203). Selain itu, pembelajaran kooperatif juga diartikan sebagai model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang efektif untuk mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis (Sumarmi, 2012: 39).

Dalam pembelajaran kelompok, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada anggota kelompok lebih intensif. Dari segi individu, keanggotaan siswa dalam kelompok kecil merupakan pemenuhan kebutuhan berasosiasi. Tiap siswa dalam kelompok kecil menyadari bahwa kehadiran kelompok diakui bila kelompok berhasil memecahkan tugas yang dibebankan. Dalam hal ini timbul rasa bangga dan memiliki kelompok pada tiap anggota kelompok (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 165). Biggs dan Watkins (1995: 36)

menambahkan bahwa dalam sebuah kelas yang diorganisasikan untuk pembelajaran kooperatif, kelompok siswa berusaha untuk mencapai tujuan bersama dimana semua anggota kelompok bertanggung jawab satu sama lain.


(27)

10

Dari mengembangkan saling ketergantungan, siswa belajar untuk menerima orang lain.

Pada hakikatnya cooperatif learning sama dengan kerja kelompok (Rusman, 2012:203). Cilstrap dan Martin (dalam Roestiyah, 2008: 15) mengartikan kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja

kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Menurut Hamalik (2001:189), pengelompokkan adalah salah satu cara dalam melayani perbedaan individu. Di dalam kelompok-kelompok itu siswa bekerja sama dan belajar lebih menyenangkan dan merangsang. Peer yang ada dalam kelompok akan mendorong individu-individu untuk lebih maju. Meski demikian, tidak semua pembelajaran kelompok masuk ke dalam kategori pembelajaran kooperatif, menurut Roger dan Johnson (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 91-92) untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif, ada lima unsur model pembelajaran yang harus diterapkan, yaitu: 1) saling ketergantungan positif, 2) tanggung jawab perseorangan; 3) tatap muka; 4) komunikasi pada anggota; dan 5) evaluasi kelompok.

Pembelajaran kooperatif harus didukung oleh langkah-langkah dan keterampilan yang melengkapinya. Langkah utama dalam pembelajaran kooperatif menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:92) ada enam fase. Keenam fase pembelajaran kooperatif dirangkum pada tabel berikut ini:


(28)

11

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan motivasi

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi pada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin dalam Jauhar, 2011: 54). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan

pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Jauhar, 2011: 54), yaitu: 1) meningkatkan hasil belajar akademik, 2) memberi peluang kepada siswa dalam belajar menerima perbedaan individu, 3)

mengembangkan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila: 1) guru menekankan pentingnya usaha bersama di

samping usaha secara individual, 2) guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, 3) guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar


(29)

12

melalui teman sendiri, 4) guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, 5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan (Sanjaya dalam Rusman 2012: 206). Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Group Investigation (Rusman, 2012:213).

B. Investigasi Kelompok atau Group Investigation (GI)

Investigasi kelompok atau Group investigation adalah penyelidikan yang dilakukan secara berkelompok, yakni siswa secara berkelompok melakukan penyelidikan dengan aktif sehingga memungkinkan menemukan prinsip. Model GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil (Sumarmi, 2012:123).

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena siswa dilibatkan dalam perencanaan, baik dalam topik yang dipelajari maupun proses pembelajarannya. Hal yang membedakan model GI dengan model pembelajaran lain adalah difokus utamanya, yaitu siswa melakukan penyelidikan permasalahan atau topik khusus sehingga siswa dapat berinteraksi langsung dengan berbagai macam sumber belajar dan menghubungkannya dengan dunia nyata. Tujuan akademik dari pembelajaran GI adalah pembelajaran yang berdasarkan rasa ingin tahu siswa sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan


(30)

13

kegiatan dan hasil belajar sesuai dengan perkembangan siswa (Sumarmi, 2012:124).

Menurut Sharan (dalam Sumarmi, 2012: 124), ada empat komponen dalam pembelajaran GI yaitu penyelidikan (investigasi), interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik. Kesuksesan implementasi teknik kooperatif GI sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekedar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan (Slavin dalam Rusman, 2012: 221).

Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu: (1) untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui

pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas, (2) kompenen emosinal lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang rasional dan (3) untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irasional (Rusman, 2012:223).


(31)

14

Langkah dalam pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah sebagai berikut:

a. seleksi topik

Seleksi topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya

digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasi menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang

beranggotakan 2 hingga 6 orang. b. Merencanakan kerja sama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih pada langkah a.

c. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c. dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.


(32)

15

e. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dan berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perpsektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru.

f. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya (Jauhar, 2011: 59-61).

Menurut Sharan (dalam Sumarmi, 2012: 127), ada banyak kelebihan dalam model pembelajaran ini yaitu: 1) siswa yang berpartisipasi dalam GI cenderung lebih aktif berdiskusi dan menyumbangkan ide-ide tertentu daripada siswa yang diajarkan dengan metode lain, 2) gaya bicara dan kerjasama siswa dapat diobservasi ketika belajar dalam GI, 3) siswa lebih mudah belajar kooperatif secara efektif sehingga dapat meningkatkan

interaksi sosial mereka, 4) siswa dengan latar belakang ekonomi rendah bisa berpartisipasi dan berdialog dalam kegiatan GI, 5) GI mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat ditransfer ke situasi di luar kelas, 6) GI mengizinkan guru untuk lebih informal sehingga guru dapat segera memberikan bantuan, pujian, dan umpan balik, 7) GI dapat meningkatkan penampilan dan prestasi belajar siswa.


(33)

16

C. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan

dilakukan (Ennis dalam Achmad, 2007:1). Menurut Rudinov dan Barry (dalam Raihanah dan Marry-Ann, 2010: 472), berpikir kritis dapat dibenarkan sebagai seperangkat alat konseptual yang menghubungkan kemampuan intelektual dan penggunaan strategi untuk membuat keputusan yang rasional menganai apa yang dilakukan atau dipercaya.

Berpikir kritis juga diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir pada level yang lebih kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis masalah yang bersifat terbuka (dengan banyak kemungkinan penyelesaian), menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis,silogisme, dan membedakan antara fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan evaluasi,

membandingkan dan mempertentangkan, dan kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini (Gunawan, 2004: 177). Dalam aktivitas berpikir kita selalu membanding, menganalisis serta menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya (Mundiri, 2008:9). Menurut Yusuf (2012: 312), dalam aturan berpikir kritis, harus ada kesadaran diri dan karakteristik lainnya agar


(34)

17

seseorang dapat menjelaskan suatu analsis dan interpretasi serta evaluasi dari kesimpulan yang telah dibuat.

Lebih lanjut, Gunawan (2004: 178) merinci komponen dari masing-masing aspek berpikir kritis sebagai berikut:

a. Keahlian berpikir induktif yang mencakup keahlian untuk

mempertimbangkan sebab akibat, problem yang bersifat terbuka (banyak kemungkinan pemecahan), analogi, membuat kesimpulan, relasi, serta pemecahan masalah.

b. Keahlian berpikir deduktif yaitu keahlian untuk menggunakan logika, mengerti kontradiksi, silogisme, dan permasalahan yang bersifat spasial. c. Keahlian berpikir evaluatif yaitu kemampuan untuk menentukan fakta dan

opini dan sumber yang kredibel, mengidentifikasi persoalan dan permasalahan pokok, mengenali asumsi-asumsi, mendeteksi bias,

mengevaluasi hipotesis, menggolongkan data, memprediksi konsekuensi, melakukan pengurutan, membuat keputusan, mengenali propaganda, mengenali persamaan dan perbedaan, dan mengevaluasi argumentasi.

Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian

pengatahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Sedangkan berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang

diperoleh manusia. Berpikir sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan.

Sedangkan bentuk aktivitas berpikir merupakan tingkah laku simbolis, karena seluruh aktivitas ini berhubungan dengan atau mengenai penggantian hal-hal


(35)

18

yang konkret. Berpikir merupakan proses dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu: 1) pembentukan pengertian yaitu melalui proses mendeskripsi ciri-ciri objek yang sejenis mengklasifikasi ciri-ciri yang sama mengabstraksi dengan menyisihkan, membuang, dan menganggap ciri-ciri yang hakiki, 2) pembentukan pendapat, yaitu meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih yang hubungan itu dapat dirumuskan secara verbal berupa pendapat menolak, menerima, dan pendapat asumtif yaitu mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal, dan 3) pembentukan keputusan sebagai hasil pekerjaan akal berupa pendapat baru yang dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada (Sagala, 2012:129).

Terdapat enam karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis yang dijelaskan dalam buku Critical Thinking sebagai berikut (Beyer dalam Achmad, 2007: 3):

1. Watak (dispositions): seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

2. Kriteria (criteria): dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria


(36)

19

yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

3. Argumen (argument): argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning): yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. 5. Sudut pandang (point of view): sudut pandang adalah cara memandang

atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria): prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Sedangkan Indikator Berpikir Kritis dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Indikator kemampuan berpikir kritis

No. KBK Indikator 1 Memberikan

argumen

Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.

2. Melakukan deduksi

Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan 3. Malakukan

induksi

Melakukan pengumpulan data; membuat generalisasi dari data; membuat tabel dan grafik


(37)

20

4. Malakukan evaluasi

Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan alternatif Sumber: Ennis (dalam Herniza, 2011: 19)

D. Aktivitas dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dikatakan sedang berlangsung, apabila ada aktivitas siswa di dalamnya, untuk itu pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa secara langsung merupakan implementasi dari gaya belajar yang mengaktifkan siswa, karena dengan aktivitas langsung dalam proses pembelajaran, maka siswa secara otomatis melibatkan gerak fisik, indera, mental, dan intelektual secara bersamaan. Aktivitas siswa merupakan inti dari pembelajaran. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas fisik maupun mental dan menghasilkan perubahan nilai atau sikap positif pada dirinya (Rusman, 2010: 383).

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari

pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2010:36).

Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010: 394) ada enam tugas yang harus dilakukan guru dalam desain pembelajaran berorientasi aktivitas siswa yaitu, (1) mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus


(38)

21

dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai; (2) menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa; (3) memberi informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan; (4) memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukan; (5) memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan; (6) membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar memiliki banyak jenis. Para ahli mengklasifikasi aktivitas tersebut (Hamalik, 2004: 172-175), beberapa diantaranya:

1) Dierich, ia membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu: kegiatan-kegiatan visual; kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan lisan; kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mendengarkan; kegiatan menulis; kegiatan menggambar; kegiatan-kegiatan metrik; kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mental; dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan emosional.

2) Whipple membagi kegiatan belajar menjadi: bekerja dengan alat-alat visual; eksursi dan trip; mempelajari masalah-masalah; mengapresiasi literatur; ilustrasi dan konstruksi; bekerja menyajikan informasi; serta cek dan tes.

Di dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan

pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa (Sardiman, 2012: 103).

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.


(39)

22

Namun, dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran di kelas yang umumnya lebih menekankan pada ranah kognitif, ketika

kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pengetahuan dan ingatan. Pembelajaran yang demikian biasanya menuntut peserta didik untuk menerima dan menghafal apa-apa yang dianggap penting oleh guru; guru pada umumnya kurang menyenangi situasi ketika para peserta didik bertanya mengenai hal-hal yang berada diluar konteks pembicaraan. Kondisi yang demikian, jelas mematikan aktivitas para peserta didik sehingga harus dihindari dalam pembelajaran. Dari berbagai pengalaman dan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam pembelajaran, aktivitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Penerapannya dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik, serta mengurangi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan.

2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah.

3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasilnya.

4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan otoriter.

5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran (Muyasa, 2009: 187-188).


(40)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2013 di SMP Al-Huda Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX semester ganjil SMP Al-Huda Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IXc (sebagai kelas

eksperimen) dan kelas IXb (sebagai kelas kontrol) yang dipilih dengan teknik

cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelas eksperimen (kelas IXc) diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, sementara kelas kontrol (kelas IXb) diberi perlakuan dengan metode diskusi. Setelah itu,

kedua kelompok diberi tes/soal KBK berupa soal uraian yang sama di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes).


(41)

24

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

E O1 X O2

K O1 C O2

Keterangan: E= Kelas eksperimen (kelas IXc); K= Kelas kontrol dengan metode diskusi (kelas IXb); X= Perlakuan di kelas eksperimen dengan model GI; C= Perlakuan di kelas kontrol dengan metode diskusi; O1= Pretes; O2= Postes

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 125)

D. Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

e. Membuat instrumen penelitian berupa soal pretes/postes dalam bentuk uraian dan pilihan jamak.


(42)

25

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) untuk kelas eksperimen dan penggunaan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

2.1Kelas Eksperimen a. Kegiatan Awal

1) Siswa menerima lembar soal pretes dalam bentuk uraian dan pilihan jamak untuk mengukur kemampuan berpikir kritis awal (pertemuan 1).

2) Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan: Pertemuan 1:

(1) Tahukah kalian bahwa seekor paus selalu muncul kepermukaan laut secara berkala ?, (2) Tahukah kalian apa tujuan paus tersebut muncul kepermukaan ?

Pertemuan 2:

(1) Pernahkah kalian mendengar istilah “seleksi alam” ?, (2) apa saja contohnya?, (3) Tahukah kalian apa tujuan suatu makhluk hidup berkembangbiak ?


(43)

26

3) Guru memberikan motivasi: Pertemuan 1:

Dengan mempelajari materi ini kita akan menggetahui

pentingnya adaptasi bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Pertemuan 2:

Dengan mempelajari materi ini kita akan mengetahui pengaruh perkembangbiakkan dan seleksi alam terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup.

4) Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bersama-sama menyeleksi sub topik tentang

„kelangsungan hidup dan adaptasi‟ yang akan diinvestigasi, kemudian siswa dibagi ke dalam 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.

2) Siswa merencanakan prosedur kerja sama untuk melakukan investigasi

3) Siswa melalukan investigasi sesuai perencanaan.

4) Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh dari investigasi yang telah dilakukan.

5) Siswa menyajikan hasil investigasi ke depan kelas 6) Siswa lain menanggapi hasil kerja sama yang telah


(44)

27

c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi kontribusi tiap kelompok dalam investigasi yang telah dilakukan.

2) Guru dan siswa bersama-sama merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan menyimpulkan hasil pembelajaran.

3) Siswa mengerjakan tes akhir atau postes (pertemuan 2). 2.2Kelas Kontrol

a. Kegiatan Awal 1) Siswa menerima lembar soal pretes dalam bentuk pilihan

jamak dan uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis awal (pertemuan 1)

2) Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan: Pertemuan 1:

(1)Taukah kalian bahwa seekor paus selalu muncul kepermukaan laut secara berkala ?, (2) Taukah kalian apa tujuan paus tersebut muncul kepermukaan ?

Pertemuan 2:

(1) Pernahkah kalian mendengar istilah seleksi alam?, (2) apa yang kalian ketahui tentang seleksi alam?, (3) apa saja contohnya?.


(45)

28

3) Guru memberikan motivasi: Pertemuan 1:

Dengan mempelajari materi ini kita akan menggetahui pentingnya adaptasi bagi kelangsungan hidup suatu makhluk hidup.

Pertemuan 2:

Dengan mempelajari materi ini kita akan mengetahui pentingnya perkembangbiakkan bagi kelangsungan hidup suatu makhluk serta bagaimana pengaruh seleksi alam terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut. 4) Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) Menyajikan materi pengantar mengenai kelangsungan hidup makhluk hidup.

2) Siswa menerima Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan mengerjakan LKK dalam kelompok masing-masing. 3) Siswa mengumpulkan LKK yang telah diselesaikan. 4) Beberapa kelompok siswa dipilih secara acak, kemudian

mengkomunikasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas. 5) Siswa lain menanggapi hasil pekerjaan kelompok penyaji.


(46)

29

c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa bersama-sama merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan menyimpulkan hasil pembelajaran.

2) Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

3) Siswa mengerjakan tes akhir atau postes (pertemuan 2).

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data KBK siswa terhadap materi „kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan

perkembangbiakkan‟ yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes, lalu dianalisis secara statistik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Data peningkatan KBK berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama setiap kelas,


(47)

30

baik kelas eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil diakhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas. Bentuk soal yang diberikan berupa soal pilihan jamak dan uraian. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretest dengan postest. Selisih tersebut disebut sebagai skor gain.

Untuk mendapatkan nilai yang diharapkan dari pretes dan postes, menggunakan rumus berikut ini

S = x 100

Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112). b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati

poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada

lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan, yaitu bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat/ide.

R N


(48)

31

Tabel 3. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa Jumlah skor Skor maks Persent ase kriteria A B C D 1 2 3 4 5 dst. Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria

Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa: A. Bekerja sama dalam kelompok

1. Tidak bekerja sama (diam saja)

2. Bekerja sama, tapi terkadang diam saja

3. Bekerja sama disepanjang kegiatan investigasi B. Menyajikan hasil akhir

1. Menyajikan hasil akhir dengan tidak tepat 2. Menyajikan hasil akhir dengan kurang tepat 3. Menyajikan hasil akhir dengan tepat

C. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan (diam saja)

2. Mengajukan pertanyaan namun tidak sesuai topik/materi 3. Mengajukan pertanyaan sesuai topik/materi

D. Menanggapi pertanyaan dan penyajian hasil akhir 1. Tidak menanggapi (diam saja)

2. Menanggapi, tidak sesuai dengan konsep yang dipelajari 3. Menanggapi sesuai dengan konsep yang dipelajari

F. Teknik Analis Data 1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan


(49)

32

dua varians (homogenitas) data atau dilakukan uji Mann-Whitney U apabila data tidak berdistribusi normal. Untuk mendapatkan skor gain menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu :

Spost – Spre Skor gain =

Smax – Spre

Keterangan:

Skor gain = Score gain

Spost = postscore class = skor postes Spre = prescore class = skor pretes Smax = maximum score = skor maksimum

Tabel 4. Kriteria gain

Gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3 g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah Sumber : dimodifikasi dari Hake (1999:2)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

฀ Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5). b. Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17


(50)

33

฀ Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

฀ Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya>

0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya <

0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.  Uji Kesamaan Dua Rata-rata

฀ Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol ฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,


(51)

34

Uji U (Uji Mann Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.

฀ Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol ฀ Kriteria Uji

-Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

-Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto, 2004:36).

d. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan KBK siswa dalam pembelajaran Biologi sebagai berikut:

1) Mengisi rekapitulasi nilai keterampilan berpikir kritis siswa Tabel 5. Lembar penilaian KBK siswa

No Nama Aspek KBK Siswa Memberikan Argumentasi Melakukan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi No. Soal 1. 2. 3. dst . Jumlah (F) Skor maks. Persentase (P) Kriteria

Catatan: Berilah skor pada setiap item yang sesuai, kriteria skor pada tiap soal KBK tertera pada rubrik penilaian di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9)


(52)

35

3) Menentukan persentase tiap aspek keterampilan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

x100% N

f

P

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh

N = Jumlah total point keterampilan berpikir kritis (Sudijono, 2004: 40)

4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka KBK siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa

Persentase (%) Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245)

2. Data Kualitatif

1) Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:

Persentase = Skor perolehan x 100% Skor maksimum


(53)

36

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria

87,50-100 75,00-87,49 50,00-74,99

0-49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: dimodifikasi dari Hidayati (2011:17)


(54)

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pengalokasian waktu pembelajaran meggunakan model GI hendaknya

mempertimbangkan waktu untuk perpindakan dari tahap satu ke tahap berikutnya agar kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan perencaan yang telah dirancang di RPP.

2. Untuk pembagian kelompok, sebaiknya jumlah anggota dalam satu

kelompok tidak lebih dari 5 orang siswa agar proses pembelajaran berjalan efektif.


(55)

51

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Memahami Berfikir Kritis. Diakses dari

http://re-searchengines.com/1007arief3.html pada Sabtu 16 Februari 2013 16.00 a.m Amri, S. dan I.K. Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendidikan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _______, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Biggs, J. & D. Watkins. 1995. Classroom Learning. Singapore: Education Departement Hong Kong University.

Cemerci, C. 2005. The Influence of Critical Thinking Skills on the Students Achievement. Diakses dari http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ pjssci/2005/598-602.pdf pada 30 Agustus 2013 10.45 a.m

Dewi, I. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Sub Materi Vertebrata Kelas X SMANegeri 13 Bandar Lampung (skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Duran, M. 2012. A Preliminary Investigation into Critical Thinking skills of Urban High School Students: Role of an IT/STEM Program. Diakses dari http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=18789 pada 30 Agustus 2013 10.22 a.m

Gunawan, A. W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(56)

52

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada Selasa, 18 Oktober 2012, 7.40 p.m.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio-Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem. Jakarta: Prestasi Putaka.

Lianasari, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Muhfaroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Diakses dari http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html pada 9 Februari 2013 23.00 p.m.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mundiri, H. 2008. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Raharjo, M. dan Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Raihanah, M.M dan S.S Marry-Ann. 2010. Empowering Young Adult Learners,

Engaging Critical Thinking: Learner’s Perspective. Diakses dari

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/rjasci/2010/471-479.pdf pada 30 Agustus 2013 11.00 a.m

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


(57)

53

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Jakarta: Asa Mandiri.

Suparno, P. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas.

Tirtaraharja, U. dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, F. A. 2012. Developing Critical Thinking and Communication skills in students: Implications for Practice in Education. Diakses dari

http://www.ajol.info/index.php/afrrev/article/view/74937/65528 pada 30 Agustus 2013 10.50 a.m


(58)

51

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Memahami Berfikir Kritis. Diakses dari

http://re-searchengines.com/1007arief3.html pada Sabtu 16 Februari 2013 16.00 a.m Amri, S. dan I.K. Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendidikan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _______, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Biggs, J. & D. Watkins. 1995. Classroom Learning. Singapore: Education Departement Hong Kong University.

Cemerci, C. 2005. The Influence of Critical Thinking Skills on the Students Achievement. Diakses dari http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ pjssci/2005/598-602.pdf pada 30 Agustus 2013 10.45 a.m

Dewi, I. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Sub Materi Vertebrata Kelas X SMANegeri 13 Bandar Lampung (skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Duran, M. 2012. A Preliminary Investigation into Critical Thinking skills of Urban High School Students: Role of an IT/STEM Program. Diakses dari http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=18789 pada 30 Agustus 2013 10.22 a.m

Gunawan, A. W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(59)

52

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada Selasa, 18 Oktober 2012, 7.40 p.m.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio-Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem. Jakarta: Prestasi Putaka.

Lianasari, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Muhfaroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Diakses dari http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html pada 9 Februari 2013 23.00 p.m.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mundiri, H. 2008. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Raharjo, M. dan Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Raihanah, M.M dan S.S Marry-Ann. 2010. Empowering Young Adult Learners,

Engaging Critical Thinking: Learner’s Perspective. Diakses dari

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/rjasci/2010/471-479.pdf pada 30 Agustus 2013 11.00 a.m

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


(60)

53

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Jakarta: Asa Mandiri.

Suparno, P. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas.

Tirtaraharja, U. dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, F. A. 2012. Developing Critical Thinking and Communication skills in students: Implications for Practice in Education. Diakses dari

http://www.ajol.info/index.php/afrrev/article/view/74937/65528 pada 30 Agustus 2013 10.50 a.m


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Memahami Berfikir Kritis. Diakses dari

http://re-searchengines.com/1007arief3.html pada Sabtu 16 Februari 2013 16.00 a.m Amri, S. dan I.K. Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendidikan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _______, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Biggs, J. & D. Watkins. 1995. Classroom Learning. Singapore: Education Departement Hong Kong University.

Cemerci, C. 2005. The Influence of Critical Thinking Skills on the Students Achievement. Diakses dari http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ pjssci/2005/598-602.pdf pada 30 Agustus 2013 10.45 a.m

Dewi, I. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Sub Materi Vertebrata Kelas X SMANegeri 13 Bandar Lampung (skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Duran, M. 2012. A Preliminary Investigation into Critical Thinking skills of Urban High School Students: Role of an IT/STEM Program. Diakses dari http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=18789 pada 30 Agustus 2013 10.22 a.m

Gunawan, A. W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(2)

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada Selasa, 18 Oktober 2012, 7.40 p.m.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio-Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem. Jakarta: Prestasi Putaka.

Lianasari, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Muhfaroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Diakses dari http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html pada 9 Februari 2013 23.00 p.m.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mundiri, H. 2008. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Raharjo, M. dan Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Raihanah, M.M dan S.S Marry-Ann. 2010. Empowering Young Adult Learners,

Engaging Critical Thinking: Learner’s Perspective. Diakses dari

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/rjasci/2010/471-479.pdf pada 30 Agustus 2013 11.00 a.m

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


(3)

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Jakarta: Asa Mandiri.

Suparno, P. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas.

Tirtaraharja, U. dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, F. A. 2012. Developing Critical Thinking and Communication skills in students: Implications for Practice in Education. Diakses dari

http://www.ajol.info/index.php/afrrev/article/view/74937/65528 pada 30 Agustus 2013 10.50 a.m


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Memahami Berfikir Kritis. Diakses dari

http://re-searchengines.com/1007arief3.html pada Sabtu 16 Februari 2013 16.00 a.m Amri, S. dan I.K. Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendidikan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _______, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Biggs, J. & D. Watkins. 1995. Classroom Learning. Singapore: Education Departement Hong Kong University.

Cemerci, C. 2005. The Influence of Critical Thinking Skills on the Students Achievement. Diakses dari http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ pjssci/2005/598-602.pdf pada 30 Agustus 2013 10.45 a.m

Dewi, I. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Sub Materi Vertebrata Kelas X SMANegeri 13 Bandar Lampung (skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Duran, M. 2012. A Preliminary Investigation into Critical Thinking skills of Urban High School Students: Role of an IT/STEM Program. Diakses dari http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=18789 pada 30 Agustus 2013 10.22 a.m

Gunawan, A. W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(5)

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada Selasa, 18 Oktober 2012, 7.40 p.m.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio-Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem. Jakarta: Prestasi Putaka.

Lianasari, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Skripsi). Bandar Lampung: Unila.

Muhfaroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Diakses dari http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html pada 9 Februari 2013 23.00 p.m.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mundiri, H. 2008. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Raharjo, M. dan Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Raihanah, M.M dan S.S Marry-Ann. 2010. Empowering Young Adult Learners,

Engaging Critical Thinking: Learner’s Perspective. Diakses dari

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/rjasci/2010/471-479.pdf pada 30 Agustus 2013 11.00 a.m

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


(6)

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Jakarta: Asa Mandiri.

Suparno, P. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas.

Tirtaraharja, U. dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, F. A. 2012. Developing Critical Thinking and Communication skills in students: Implications for Practice in Education. Diakses dari

http://www.ajol.info/index.php/afrrev/article/view/74937/65528 pada 30 Agustus 2013 10.50 a.m


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP KELASVIIISMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Neg

0 8 53

PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA (Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Ta

0 12 57

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

0 7 60

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

0 6 56

PENGARUH PENGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Semester Ganjil Ta

1 15 72

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKOVERI (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2

0 4 38

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

0 7 60

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9