Dismenorea Primer TANA PUTRI MULYANINGSIH R1111037

commit to user sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi besi untuk eritropoesis. e. Free Erytocytes Protophophyrin FEP Apabila penyediaan zat besi tidak cukup banyak untuk pembentukan sel-sel darah merah di sumsum tulang maka sirkulasi FEP di darah mengalami peningkatan meskipun belum nampak anemia. Dengan menggunakan fluorometric assay, maka penentuan FEP lebih cepat digunakan. Satuan untuk FEP dinyatakan dalam ugdl darah atau ugdl darah merah. Dalam keadaan normal kadar FEP berkisar 35-50 ugdl RBC. Tetapi apabila kadar FEP dalam darah lebih besar dari 100 ugdl RBC menunjukkan individu tersebut menderita kekurangan zat besi.

B. Dismenorea Primer

1. Pengertian Dismenorea primer merupakan bentuk nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata. Terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih oleh karena siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam hingga beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang yang commit to user berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha Wiknjosastro, 2005. 2. Etiologi Menurut Wiknjosastro 2005, faktor yang menyebabkan dismenorea primer antara lain : a. Faktor Kejiwaan Remaja putri mempunyai emosional yang tidak stabil sehingga mudah mengalami dismenorea primer dan gangguan tidur insomnia. b. Faktor Konstitusi Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain : anemia, penyakit menahun dan lain sebagainya. c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis Teori tertua menyatakan bahwa dismenorea primer disebabkan oleh stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi, sekarang sudah tidak lagi. Mioma submukosum bertangkai, polip endometrium dapat menyebabkan dismenorea sekunder karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainana tersebut. d. Faktor Endokrin Kejang pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini dikarenakan endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F 2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot- otot polos. Jika jumlah prostaglandin F 2 alfa berlebih, maka akan commit to user dilepaskan dalam aliran darah. Akibatnya selain dismenorea , akan dijumpai juga efek umum seperti diare, nausea dan muntah. e. Faktor Alergi Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenorea primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial. f. Faktor Neurologis Uterus yang dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendaian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simaptis sehingga serabut sirkuler pada isthmus dan osteum uteri internum mejadi hipertonik. g. Vasopresin Kadar vasopresin pada wanita dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dismenorea . Pemberian vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopresin dalam mekanisme terjadinya dismenorea primer masih belum jelas. h. Leukotren Leukotren meningkatkan sensitifitas serabut nyeri pada uterus. Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita dengan commit to user dismenorea primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian antagonis prostaglandin. 3. Keluhan Penyerta Beberapa keluhan yang menyertai adanya dismenorea primer, diantaranya : a. Mual-mual b. Muntah c. Diare d. Rasa lemas e. Pusing f. Nyeri kepala g. Kadang-kadang pingsan Novie, 2012. 4. Patofisiologi Mekanisme terjadinya nyeri pada dismenorea primer adalah : Penurunan kadar progesteron pada fase luteal, mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga korpus luteum mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A 2 . Fosfolipase A 2 , akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersamaan dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin E 2 alfa, prostaglandin F 2 alfa dan leukotrine suatu produk pengubahan metabolisme asam arakhidonat yang commit to user bertanggungjawab terjadinya contraction smooth muscle . Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan menyebabkan iskemia uterus penurunan suplai darah ke rahim melalui kontraksi myometrium dan vasoconstriction . Prostaglandin sendiri mensistesis vasopresin antidiuritic hormone yang disekresi oleh lobus posterior kalenjar pituitari yang menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan mengurangi pengeluaran excretion yang selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf eferen dan nervus pelvicus. Ketika endometrium kekurangan suplai darah dan oksigen, maka endometrium akan menstimulasi neuron nyeri tipe C yang menyebabkan kontraksi uterus yang berlebihan atau dismenorea Wulandari dan Anurogo, 2011. 5. Penanganan Menurut Saryono dan Sejati 2009, penanganan dismenorea dapat dilakukan antara lain dengan : a. Obat-obatan Obat-obatan yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi nyeri haid adalah : 1 Analgetika Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Adapun jenis analgetika yang dapat digunakan untuk mengatasi rasa nyeri ringan, antara lain : aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis commit to user analgetika yang dipakai untuk mengatasi rasa nyeri berat antara lain : prometazin, oksikodon, butalbital 2 Hormonal Untuk meradakan dismenorea primer dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan adalah progestin, pil kontrasepsi esterogen rendah dan progesteron tinggi. Pemberian pil dari hari ke 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mghr. Progesteron diberikan pada hari ke 16-25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang. 3 Anti prostaglandin Non Steroid Anti Inflamatory Drugs NSAIDs yang menghambat produksi dan kerja postaglandin digunakan untuk mengatasi dismenorea primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran percernaan, asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin. b. Relaksasi Pada kondisi rileks, tubuh akan menghentikan produksi adrenalin dan semua hormon yang diperkuat saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stress adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika tubuh mengurangi stress maka akan mengurangi produksi kedua hormon tersebut. Jadi perlunya relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi commit to user tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri. Relaksasi dapat dilakukan dengan : 1 Tidur dan istirahat yang cukup 2 Olahraga yang teratur 3 Mendengarkan musik,dan menonton televisi c. Hipnoterapi Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Hal ini dilakukan dengan memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat diketahui dengan tepat. d. Alternatif Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain: 1 Suhu panas bantal pemanas, kompres, minum minuman yang hangat dan mandi air hangat. 2 Visualisasi konsentrasi 3 Melakukan posisi knee chest , yaitu menelungkupkan badan di tempat yang datar dengan lutut ditekuk dan didekatkan ke dada. 4 Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pemijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. e. Mengkonsumsi makanan yang sehat 1 Mengurangi konsumsi kopi commit to user 2 Tidak merokok maupun minum alkohol 3 Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih 4 Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium 5 Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran 6 Tumbuhan obat daun sadewa, mawar, teki dan lain sebagainya

C. Remaja