commit to user sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi besi
untuk eritropoesis. e.
Free Erytocytes Protophophyrin FEP Apabila penyediaan zat besi tidak cukup banyak untuk
pembentukan sel-sel darah merah di sumsum tulang maka sirkulasi FEP di darah mengalami peningkatan meskipun belum nampak
anemia. Dengan menggunakan fluorometric assay, maka penentuan FEP lebih cepat digunakan. Satuan untuk FEP dinyatakan dalam
ugdl darah atau ugdl darah merah. Dalam keadaan normal kadar FEP berkisar 35-50 ugdl RBC. Tetapi apabila kadar FEP dalam
darah lebih besar dari 100 ugdl RBC menunjukkan individu tersebut menderita kekurangan zat besi.
B. Dismenorea Primer
1. Pengertian
Dismenorea
primer merupakan bentuk nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata. Terjadi beberapa
waktu setelah
menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih oleh karena siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah
menarche
umumnya berjenis anovulator yang disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama
sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam hingga beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang yang
commit to user berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat
menyebar ke daerah pinggang dan paha Wiknjosastro, 2005. 2.
Etiologi Menurut Wiknjosastro 2005, faktor yang menyebabkan
dismenorea
primer antara lain : a.
Faktor Kejiwaan Remaja putri mempunyai emosional yang tidak stabil sehingga
mudah mengalami
dismenorea
primer dan gangguan tidur insomnia. b.
Faktor Konstitusi Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang
dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain : anemia, penyakit menahun dan lain sebagainya.
c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Teori tertua menyatakan bahwa
dismenorea
primer disebabkan oleh stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi, sekarang sudah tidak lagi.
Mioma submukosum
bertangkai, polip
endometrium dapat
menyebabkan
dismenorea
sekunder karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainana tersebut.
d. Faktor Endokrin
Kejang pada
dismenorea
primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini dikarenakan endometrium dalam fase sekresi
memproduksi prostaglandin F
2
alfa yang menyebabkan kontraksi otot- otot polos. Jika jumlah prostaglandin F
2
alfa berlebih, maka akan
commit to user dilepaskan dalam aliran darah. Akibatnya selain
dismenorea
, akan dijumpai juga efek umum seperti diare, nausea dan muntah.
e. Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara
dismenorea
primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial. f.
Faktor Neurologis Uterus yang dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang
terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis.
Dismenorea
ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendaian sistem syaraf otonom terhadap
miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simaptis sehingga serabut sirkuler pada isthmus dan
osteum uteri internum mejadi hipertonik. g.
Vasopresin Kadar vasopresin pada wanita
dismenorea
primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa
dismenorea
. Pemberian vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus,
menurunnya aliran darah pada uterus dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopresin dalam mekanisme terjadinya
dismenorea
primer masih belum jelas. h.
Leukotren Leukotren meningkatkan sensitifitas serabut nyeri pada uterus.
Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita dengan
commit to user
dismenorea
primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian antagonis prostaglandin.
3. Keluhan Penyerta
Beberapa keluhan yang menyertai adanya
dismenorea
primer, diantaranya :
a. Mual-mual
b. Muntah
c. Diare
d. Rasa lemas
e. Pusing
f. Nyeri kepala
g. Kadang-kadang pingsan
Novie, 2012. 4.
Patofisiologi Mekanisme terjadinya nyeri pada
dismenorea
primer adalah : Penurunan kadar progesteron pada fase luteal, mengakibatkan
labilisasi membran lisosom, sehingga korpus luteum mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A
2
. Fosfolipase A
2
, akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan
menghasilkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersamaan dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan
menghasilkan prostaglandin E
2
alfa, prostaglandin F
2
alfa dan
leukotrine
suatu produk pengubahan metabolisme asam arakhidonat yang
commit to user bertanggungjawab terjadinya
contraction smooth muscle
. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus sehingga terjadi
penurunan aliran darah ke uterus dan menyebabkan
iskemia uterus
penurunan suplai darah ke rahim melalui kontraksi
myometrium
dan
vasoconstriction
. Prostaglandin sendiri mensistesis
vasopresin antidiuritic
hormone
yang disekresi oleh lobus posterior kalenjar pituitari yang menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan
mengurangi pengeluaran
excretion
yang selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf eferen dan nervus pelvicus. Ketika
endometrium kekurangan suplai darah dan oksigen, maka endometrium akan menstimulasi neuron nyeri tipe C yang menyebabkan kontraksi
uterus yang berlebihan atau
dismenorea
Wulandari dan Anurogo, 2011. 5.
Penanganan Menurut Saryono dan Sejati 2009, penanganan
dismenorea
dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi nyeri haid adalah :
1 Analgetika
Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Adapun jenis analgetika yang dapat digunakan untuk mengatasi rasa nyeri ringan, antara
lain : aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis
commit to user analgetika yang dipakai untuk mengatasi rasa nyeri berat antara
lain : prometazin, oksikodon, butalbital 2
Hormonal Untuk meradakan
dismenorea
primer dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil.
Jenis hormon yang diberikan adalah progestin, pil kontrasepsi esterogen rendah dan progesteron tinggi. Pemberian pil dari hari
ke 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mghr. Progesteron diberikan pada hari ke 16-25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
3 Anti prostaglandin
Non Steroid Anti Inflamatory Drugs NSAIDs yang menghambat produksi dan kerja postaglandin digunakan untuk
mengatasi
dismenorea
primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran percernaan, asma
dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin. b.
Relaksasi Pada kondisi rileks, tubuh akan menghentikan produksi
adrenalin dan semua hormon yang diperkuat saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stress adrenalin
diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika tubuh mengurangi stress maka akan mengurangi produksi kedua hormon
tersebut. Jadi perlunya relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi
commit to user tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan
haid yang bebas dari nyeri. Relaksasi dapat dilakukan dengan : 1
Tidur dan istirahat yang cukup 2
Olahraga yang teratur 3
Mendengarkan musik,dan menonton televisi c.
Hipnoterapi Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif
menjadi positif. Hal ini dilakukan dengan memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat diketahui dengan tepat.
d. Alternatif
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:
1 Suhu panas bantal pemanas, kompres, minum minuman yang
hangat dan mandi air hangat. 2
Visualisasi konsentrasi 3
Melakukan posisi
knee chest
, yaitu menelungkupkan badan di tempat yang datar dengan lutut ditekuk dan didekatkan ke dada.
4 Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak
nyaman. Pemijatan yang ringan dan melingkar dengan
menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid.
e. Mengkonsumsi makanan yang sehat
1 Mengurangi konsumsi kopi
commit to user 2
Tidak merokok maupun minum alkohol 3
Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih 4
Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium 5
Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran 6
Tumbuhan obat daun sadewa, mawar, teki dan lain sebagainya
C. Remaja