Pengaruh Anemia Terhadap TANA PUTRI MULYANINGSIH R1111037

commit to user menstruasi dan pada bagian pelvik anterior bawah. Pada suatu studi dari wanita yang mengalami sterilisasi efektif, tidak terdapat perbedaan antara wanita dengan maupun wanita tanpa endometriosis. Meskipun demikian, suatu studi observasional pada wanita yang dilakukan laparoskopi untuk infertilitas mendukung adanya hubungan antara dismenorea dengan keparahan dari endometriosis. 4. Faktor lain Suatu studi ditemukan bahwa merokok, alkohol, menarche awal kurang dari 12 tahun, siklus menstruasi yang panjang, jumlah darah menstruasi yang berlebihan, usia kurang dari 20 tahun, BMI Body Mass Indexs yang rendah karena diet, nulliparietas, sindrom premenstrual, KB intrauterine device IUD dan sterilisasi, pelvic inflamatory disease PID, penyimpangan seksual, gejala psikologis depresi atau ansietas, gangguan jaringan sosial, obesitas dan riwayat keluarga yang positif dismenorea dapat mempengaruhi terjadinya dismenorea primer. Wiknjosastro, 2005.

B. Pengaruh Anemia Terhadap

Dismenorea Primer Pada Remaja Putri Berdasarkan hasil uji t-test Independent disimpulkan bahwa ada pengaruh anemia terhadap dismenorea primer pada remaja putri. Ketika tubuh dalam keadaan anemia, terjadi pengurangan jumlah efektif sel darah merah sehingga lebih sedikit O 2 yang dikirimkan ke jaringan. Anemia juga menimbulkan gejala sekunder seperti hipovolemia dan commit to user hipoksemia. Menurut Sadikin 2002 selain kekurangan jumlah efektif sel darah merah, pada saat anemia tubuh mengalami : 1. Peningkatan curah jantung dan pernafasan. Karena itu menambah pengiriman O 2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah. 2. Meningkatkan pelepasan O 2 oleh haemoglobin. 3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan 4. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital Karena beban kerja tubuh yang melebihi keadaan normal ketika anemia, menyebabkan tubuh cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani. Tubuh yang cepat lelah mengurangi kehilangan ketahanan dalam menangkal penyakit yang masuk. Akibatnya, tubuh menjadi mudah sakit dan terkena infeksi Soebroto, 2009. Anemia pada remaja putri juga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal, menurunkan fisik olahragawati, mengakibatkan muka pucat, menurunkan prestasi belajar, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Selain itu, anemia juga akan menyebabkan menurunnya produktifitas kerja, nyeri disaat menstruasi dan menurunkan kebugaran Iswarati dan Sarbini, 2003. Ketika menjelang menstruasi 1-2 hari, endometrium mempersiapkan cadangan sel darah merah yang lebih banyak agar mampu mengganti kehilangan darah yang keluar dan memperbaiki sel-sel endometrium yang ikut luruh. Keadaan ini berbeda jika tubuh menderita anemia. Dalam kondisi anemia, tubuh bekerja melakukan peningkatan-peningkatan jumlah sel darah commit to user merah. Akibatnya endometrium uterus berusaha memenuhi kebutuhan dengan menarik cairan-cairan dari sela-sela jaringan disekitar uterus. Hasilnya, beban kerja aliran darah di uterus meningkat, pembuluh darah mengalami vasokontriksi dan iskemia. Selain itu, endometrium juga mengeluarkan prostaglandin akibat dari kelebihan cairan sehingga mengalami menstruasi yang disertai dismenorea primer Sylvia, Price dan Wilson, 2002. Pada saat menstruasi, kontraksi dari otot uterus akan menjepit pembuluh darah yang berada diantaranya dan ditambah pula vasokonstriksi pembuluh darah yang terjadi akibat dari kadar prostaglandin yang berlebihan, mengakibatkan aliran darah menstrual menjadi sulit dan terganggu. Pada wanita yang tidak anemia dan tidak dismenorea primer, bentuk kontraksi yang terjadi adalah normal yang mana dipengaruhi oleh hormon seks, prostaglandin dan juga bahan-bahan uterotonik yang lain selama masa menstruasi. Saat menstruasi pada wanita yang tidak anemia dan tidak dismenorea primer, tonus basal uterus adalah minimal yaitu kurang dari 10mmHg dan terdapat hanya 3 hingga 4 kali kontraksi pada interval 10 menit dan tekanan yang aktif bisa mencapai 120 mmHg dan kontraksinya adalah sinkron sehingga tidak memberi efek pada pengaliran darah menstrual Sylvia, Price dan Wilson, 2002. Berbeda dengan wanita yang mengalami anemia dan juga dismenorea primer, terdapat empat kali kontraksi yang abnormal termasuk peningkatan tonus basal lebih dari 10mmHg, tekanan aktif yang lebih dari 120 mmHg dan biasanya melebihi 150 hingga 180 mmHg. Terdapat juga commit to user peningkatan jumlah kontraksi per menit 4 atau 5 kali dan kontraksinya tidak teratur. Abnormalitas ini juga memicu kepada kurangnya reperfusi, menghambat dan mengurangkan aliran darah sehingga menyebabkan dinding miometrium menjadi iskemik serta meningkatkan intensitas nyeri Sylvia, Price dan Wilson, 2002.

C. Keterbatasan Penelitian