commit to user menstruasi dan pada bagian pelvik anterior bawah. Pada suatu studi
dari wanita yang mengalami sterilisasi efektif, tidak terdapat perbedaan antara wanita dengan maupun wanita tanpa endometriosis. Meskipun
demikian, suatu studi observasional pada wanita yang dilakukan laparoskopi untuk infertilitas mendukung adanya hubungan antara
dismenorea dengan keparahan dari endometriosis. 4.
Faktor lain Suatu studi ditemukan bahwa merokok, alkohol,
menarche
awal kurang dari 12 tahun, siklus menstruasi yang panjang, jumlah darah
menstruasi yang berlebihan, usia kurang dari 20 tahun, BMI
Body Mass Indexs
yang rendah karena diet, nulliparietas, sindrom premenstrual, KB
intrauterine device IUD
dan sterilisasi,
pelvic inflamatory disease
PID, penyimpangan seksual, gejala psikologis depresi atau ansietas, gangguan
jaringan sosial, obesitas dan riwayat keluarga yang positif
dismenorea
dapat mempengaruhi terjadinya
dismenorea
primer. Wiknjosastro, 2005.
B. Pengaruh Anemia Terhadap
Dismenorea
Primer Pada Remaja Putri
Berdasarkan hasil
uji t-test Independent
disimpulkan bahwa ada pengaruh anemia terhadap
dismenorea
primer pada remaja putri. Ketika tubuh dalam keadaan anemia, terjadi pengurangan jumlah
efektif sel darah merah sehingga lebih sedikit O
2
yang dikirimkan ke jaringan. Anemia juga menimbulkan gejala sekunder seperti hipovolemia dan
commit to user hipoksemia. Menurut Sadikin 2002 selain kekurangan jumlah efektif sel
darah merah, pada saat anemia tubuh mengalami : 1.
Peningkatan curah jantung dan pernafasan. Karena itu menambah pengiriman O
2
ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah. 2.
Meningkatkan pelepasan O
2
oleh haemoglobin. 3.
Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan
4. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital
Karena beban kerja tubuh yang melebihi keadaan normal ketika anemia, menyebabkan tubuh cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani.
Tubuh yang cepat lelah mengurangi kehilangan ketahanan dalam menangkal penyakit yang masuk. Akibatnya, tubuh menjadi mudah sakit dan terkena
infeksi Soebroto, 2009. Anemia pada remaja putri juga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal, menurunkan fisik
olahragawati, mengakibatkan muka pucat, menurunkan prestasi belajar, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Selain itu, anemia juga
akan menyebabkan menurunnya produktifitas kerja, nyeri disaat menstruasi dan menurunkan kebugaran Iswarati dan Sarbini, 2003.
Ketika menjelang menstruasi 1-2 hari, endometrium mempersiapkan cadangan sel darah merah yang lebih banyak agar mampu mengganti
kehilangan darah yang keluar dan memperbaiki sel-sel endometrium yang ikut luruh. Keadaan ini berbeda jika tubuh menderita anemia. Dalam kondisi
anemia, tubuh bekerja melakukan peningkatan-peningkatan jumlah sel darah
commit to user merah. Akibatnya endometrium uterus berusaha memenuhi kebutuhan
dengan menarik cairan-cairan dari sela-sela jaringan disekitar uterus. Hasilnya, beban kerja aliran darah di uterus meningkat, pembuluh darah
mengalami vasokontriksi dan iskemia. Selain itu, endometrium juga mengeluarkan prostaglandin akibat dari kelebihan cairan sehingga mengalami
menstruasi yang disertai
dismenorea
primer Sylvia, Price dan Wilson, 2002. Pada saat menstruasi, kontraksi dari otot uterus akan menjepit
pembuluh darah yang berada diantaranya dan ditambah pula vasokonstriksi pembuluh darah yang terjadi akibat dari kadar prostaglandin yang
berlebihan, mengakibatkan aliran darah menstrual menjadi sulit dan terganggu. Pada wanita yang tidak anemia dan tidak
dismenorea
primer, bentuk kontraksi yang terjadi adalah normal yang mana dipengaruhi oleh
hormon seks, prostaglandin dan juga bahan-bahan uterotonik yang lain selama masa menstruasi. Saat menstruasi pada wanita yang tidak anemia dan
tidak
dismenorea
primer, tonus basal uterus adalah minimal yaitu kurang dari 10mmHg dan terdapat hanya 3 hingga 4 kali kontraksi pada interval 10
menit dan tekanan yang aktif bisa mencapai 120 mmHg dan kontraksinya adalah sinkron sehingga tidak memberi efek pada pengaliran darah menstrual
Sylvia, Price dan Wilson, 2002. Berbeda dengan wanita yang mengalami anemia dan juga
dismenorea
primer, terdapat empat kali kontraksi yang abnormal termasuk peningkatan tonus basal lebih dari 10mmHg, tekanan aktif yang lebih dari
120 mmHg dan biasanya melebihi 150 hingga 180 mmHg. Terdapat juga
commit to user peningkatan jumlah kontraksi per menit 4 atau 5 kali dan kontraksinya
tidak teratur. Abnormalitas ini juga memicu kepada kurangnya reperfusi, menghambat dan mengurangkan aliran darah sehingga menyebabkan dinding
miometrium menjadi iskemik serta meningkatkan intensitas nyeri Sylvia, Price dan Wilson, 2002.
C. Keterbatasan Penelitian