Latar Belakang TANA PUTRI MULYANINGSIH R1111037

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Asia termasuk di Indonesia. Laporan berbagai studi di Indonesia pada tahun 2008, memperlihatkan semakin tingginya prevalensi anemia pada remaja putri yaitu berkisar antara 40-45. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin yang dilakukan oleh Seksi Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Semarang terhadap remaja putri siswa SMP dan SMA pada tahun 2008 menunjukkan hasil 40,13 remaja putri menderita anemia. Menurut penelitian yang dilakukan Farida pada tahun 2008 di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus tentang hubungan pendapatan dan pendidikan orang tua dengan anemia pada remaja putri, didapatkan hasil 36,8 remaja putri menderita anemia. Anemia memiliki dampak negatif terhadap kehidupan remaja putri dan menurunkan kualitas sumber daya manusia. Anemia dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal, menurunkan ketahanan fisik olahragawati, mengakibatkan muka pucat, menurunkan prestasi belajar karena rasa cepat lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Selain itu, anemia juga akan menyebabkan tingginya resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah BBLR yang mempunyai kualitas hidup yang tidak commit to user optimal, menurunkan produktifitas kerja, nyeri disaat menstruasi dan menurunkan kebugaran Iswarati dan Sarbini, 2003. Remaja putri mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita dan rawan terhadap anemia. Hal ini disebabkan karena kebutuhan Fe pada remaja putri 3 kali lebih besar dari kebutuhan remaja putra. Kebutuhan Fe meningkat pada remaja putri karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan untuk pertumbuhan pesat fisik, mental dan intelektual. Selain itu, remaja putri memiliki kebiasaan makan tidak teratur, mengkonsumsi makanan beresiko seperti fast food, snack dan soft drink , kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber Fe yang mudah diserap serta tingginya keinginan untuk berdiet agar tampak langsing Kusumawardani, 2010. Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas, selain rawan mengalami anemia juga mengalami siklus menstruasi tiap bulannya. Tanda lain remaja dimasa pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin dan perubahan psikis. Siklus menstruasi tersebut terkadang akan menyebabkan timbulnya rasa sakit atau nyeri di daerah abdomen dismenorea . Rasa sakit tersebut dikarenakan siklus hormonal yang dialami remaja putri belum stabil, anemia, psikologi yang labil dan remaja putri belum sering mengalami kontraksi uterus seperti wanita dewasa muda Anurogo, 2011. Dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar di dunia pada remaja mencapai 89,5. Di Indonesia, angka kejadian commit to user dismenorea pada remaja putri pada tahun 2010 sebanyak 64,25 terdiri dari 54,89 dismenorea primer dan 9,36 dismenorea sekunder. Keluhan dismenorea yang paling sering mengganggu adalah tidak bisa masuk sekolah dengan gejala berat yaitu sebanyak 2-10 penderita Novie, 2012. Penelitian sebelumnya yang sejenis dari Soemantri dengan judul hubungan anemia kekurangan zat besi dengan konsentrasi dan prestasi belajar pada tahun 2002 dengan jumlah reponden 849 remaja putri di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan antara anemia kekurangan zat besi dengan konsentrasi dan prestasi belajar. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada variabel terikat dan sampel papulasi penelian yaitu dismenorea primer pada remaja putri kelas IX, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh anemia terhadap dismenorea primer pada remaja putri kelas IX di MTs Muhammadiyah Nalumsari Jepara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan April 2012 pada remaja putri kelas IX di MTs Muhammadiyah Nalumsari Jepara menunjukkan sebagian remaja putri mengalami anemia. Hal ini ditandai dengan remaja putri yang mengatakan merasa cepat lelah, sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang serta terlihat kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Beberapa remaja putri juga terkadang mengeluh merasa nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi dismenorea . Dari uraian latar belakang di atas, maka masalah yang perlu dilakukan commit to user penelitian adalah “pengaruh anemia terhadap dismenorea primer pada remaja putri kelas IX di MTs Muhammadiyah Nalumsari Jepara”.

B. Rumusan Masalah