BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Sinabun adalah salah satu desa dari 129 Desa di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa Sinabun merupakan salah satu desa dari 14 desa di Kecamatan
Sawan. Desa Sinabun terleletak 3 km dari kecamatan dan 9 km dari pusat Kota Singaraja. Desa Sinabun terdiri atas 4 empat Banjar Dinas yaitu Banjar Menasa,
Banjar Tengah, Banjar Dalem, Banjar Jero. Secara geografis, Desa Sinabun memiliki batas-batas sebagai berikut :
ARAH MATA ANGIN KETERANGAN
Utara Desa Kerobokan
Timur Desa Sangsit Desa Suwug
Selatan Desa Suwug
Barat Desa Jinengdalem
Dengan letak geografis tersebut, Desa Sinabun memiliki potensi yang sangat layak untuk dikembangkan melihat luas wilayah desa yaitu kurang lebih 333.000
ham2dengan wilayah pertanian seluas 190.000 ham2 dan perkebunan seluas 11.000 ham2. Apabila dilihat dari tata guna tanah yang dimanfaatkan oleh penduduk Desa
Sinabun yang sebagian besar adalah lahan pertanian, menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sinabun mayoritas bekerja sebagai petani dengan memiliki tanaman yang dibudi
dayakan meliputi tanaman buahpalawija seperti mangga,Durian, Jambu, dll dan tanaman pangan padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, dan juga mulai
mengembangkan tanaman jenis bunga yakni bunga Pacah. Selain komoditas pertanian, sebagian penduduk juga bekerja dan mengembangkan sektor industri kecil antara lain
pembuatan Kerupuk,Dodol,Tenun Songket dan Endek dan lain-lainnya. Mengingat pemasaran hasil kerajinan relatif dekat maka banyak juga penduduk
desa yang berprofesi sebagai pedagang buah dan canang. Mereka memperoleh dagangannya langsung dari petani yang kemudian dipasarkan ke Pasar Desa Sinabun,
Pasar Anyar Singaraja dan terkadang ada yang dibawa ke luar kota, antara lain Pasar Renon, Pasar Kumbesari, dan bahkan ada yang dikirimkan ke luar Bali. Disamping itu
ada juga pedagang keliling yang menjual hasil bumi dari Desa Sinabun langsung ke konsumen di perumahan-perumahan. Selain mata pencaharian diatas, penduduk Desa
Sinabun juga berprofesi sebagai guru, TNI, karyawan swasta, tenaga medis, Buruh bangunan, pedagang dll. Serta disamping itu, beberapa penduduk Desa Sinabun juga
memelihara sapi, babi, ayam sebagai hewan ternak. Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali menjadi
salah satu tempat KKN PPM UNUD Periode ke-XIII pada bulan Juli-Agustus 2016 dengan tema “Optimalisasi pemanfaatan lingkungan desa yang sehat dan sejahtera”.
Dengan masuknya Desa Sinabun ini mengindikasikan bahwa masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Masalah-masalah tersebut menyangkut berbagai
bidang seperti bidang prasarana fisik, sosial budaya, peningkatan produksi, dan kesehatan masyarakat. Salah satu permasalahan yang harus segera ditangani oleh Desa
Sinabun adalah permasalahan penyediaan air minum. Air di Desa Sinabun ini hanya mengalir ke pemukiman
– pemukiman masyarakat secara bergilir dalam hitungan hari yang dapat dikatakan bahwa air hanya akan mengalir ke rumah-rumah warganya hanya
dua hari sekali. Permasalahan penyediaan air minum ini disebabkan oleh terbatasnya debit air dan belum tersusunnya sistem perpipaaan yang baik dari sumber mata air
hingga sampai di Desa Sinabun. Maka dari itu, penting untuk dilakukan satu program guna merealisasikan pengadaan dan pendistribusian terhadap sumber daya air baru
tersebut. SPAMDES Sistem Penyediaan Air Minum Desa ialah subjek permasalahan yang akan kami atasi sesuai dengan tema yang akan dilakukan pada program KKN di
Desa Sinabun. Tentu permasalahan di Desa Sinabun bukan hanya permasalahan penyediaan air minum saja, masih banyak permasalahan yang harus segera dicarikan
solusinya. Setiap permasalahan tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan monodisipliner. Semuanya secara perlahan harus diselesaikan secara interdisipliner.
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan KKN PPM merupakan salah satu program dalam Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1994
dan Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi. Untuk mewujudkan program tersebut, Pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan religiusitas, kecakapan,
keterampilan, kepekaan, dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Pembekalan dan
pengembangan hal-hal tersebut terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga
aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang
seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan perguruan tinggi dapat menjadi manusia berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-
masing, mampu melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.
KKN PPM adalah suatu kegiatan intrakulikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman
belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegitan pemberdayaan masyarakat. KKN PPM juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi
dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu KKN PPM diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia
akademik – teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadilah
interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh antara mahasiswa dan masyarakat.
Kegiatan KKN PPM Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Udayana merupakan salah satu
kegiatan pendidikan yang dapat membantu memberikan solusi bagi masyarakat desa sasaran dalam menyelesaikan permasalahan desanya. KKN ini merupakan bentuk
kegiatan dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari penelitian, pendidikan, dan pengabdian pada masyarakat. KKN PPM ini dilaksanakan
serentak di desa-desa binaan Provinsi Bali. Salah satunya adalah Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
1.2 Identifikasi Permasalahan