Program Pokok Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 Desa Sinabun - Kecamatan Sawan - Kabupaten Binabun.
2 oleh mahasiswa-mahasiwa KKN UNUD di dampingi oleh Kepala Desa serta Kepala
Dusun Dalem, Jero, Tengah, dan Menasa Desa Sinabun.
D. BIAYA
No. AlatBahan
Jumlah Harga
1. Fotocopy Form
1000 Rp. 200.000,00
2. Pencetakan Peta Tematik
8 Rp. 400.000,00
TOTAL Rp. 600.000,00
E. PELAKSANAAN
Dalam program pembuatan peta tematik di Desa Sinabun, mahasiswa melakukan pengumpulan data langsung ke keempat dusun di Desa Sinabun.
Pengumpulan data pada tiap dusun membutuhkan waktu yang berbeda, hal ini karena faktor cuaca dan fisik mahasiswa. Pengumpulan data pada Dusun Dalem dilakukan
dalam waktu 2 hari, Dusun Jero selama 1 hari pagi dan sore, Dusun Tengah 1 hari, dan Dusun Menasa 4 hari.
F. HASIL
Dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan peta tematik di Desa Sinabun, mahasiswa melakukan update informasi data tahun sebelumnya dengan turun dan
mendata langsung ke lapangan. Pelaksanaan tentunya berpacu pada peta yang ada sebelumnya dan mendata kembali perubahan-perubahan yang ada dan melengkapi
kekurangan data di tahun sebelumnya. Dalam survei yang dilakukan terdapat beberapa point pokok yang dipertanyakan diantaranya permasalahan fisik, sanitasi,
dan ekonomi. Data permasalahan fisik meliputi status langganan SPAMDES, kualitas air, kuantitas air, dan kontinuitas air, disamping itu juga diperhatikan kondisi rumah
pelanggan dan menanyakan IMBnya. Data permasalahan sanitasi meliputi kepemilikan WC dan kelayakan bangunana WC. Data permasalahan ekonomi
meliputi pekerjaan, penghasilan, biaya iuran fasilitas SPAMDES dan sistem pembayaran yang diharapkan.
Berdasarkan hasil survei Dusun Dalem diperoleh jumlah KK di Dusun Dalem berjumlah 318 KK. Dari 318 KK tersebut tercatat terdapat 255 KK sudah memakai
atau masuk dalam program SPAMDES dan hanya tersisa 63 KK yang belum memakai SPAMDES
. Masyarakat yang berada di Dusun Dalem sebagian besar
berprofesi sebagai buruh bangunan dan petani, namun ada juga beberapa yang
3 berprofesi sebagai PNS maupun Wiraswasta. Pada Dusun Dalem sebagian masyarakat
telah memiliki fasilitas kamar mandi. Beberapa masyarakat banyak mengeluhkan program SPAMDES ini. Air yang mengalir melalui pipa-pipa tergolong bersih dan
jernih, namun debitnya masih sangat kecil dan kurang, masyarakat dituntut untuk membuat bak-bak penampungan besar untuk menampung air agar dapat bertahan
lama dan jumlahnya banyak. Hal ini juga didukung oleh kondisi distribusi air bersih yang hanya 2 hari sekali. Masyarakat menyatakan bahwa program SPAMDES ini
belum lancar dan masih tersendat-sendat. Masyarakat mengharapkan agar pemerinta Buleleng dan Desa lebih akfit dan giat dalam menyelesaikan masalah SPAMDES ini.
Masyarakat mengharapkan agar air perpipaan di Desa ini dapat lebih lancar lagi sehingga semua masyarakat tidak mengalami kesusahan air. Kemudian mengenai
sampah sebagian besar masyarakat Dusun Dalem mengelola sampah dengan cara membuang dan sebagian lagi dengan cara membakar. Dalam kepemilikan IMB
rumah, hamper sebagian masyarakat belum memiliki IMB rumah, kecuali masyarakat yang berprofesi sebagai PNS telah memiliki IMB. Pendapatan rata-rata di Dusun
Dalem berkisar antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 per bulannya.
Dusun Jero merupakan dusun dengan jumlah KK tersedikit, yaitu 323 KK. Dari total 237 yang sudah memakai fasilitas SPAMDES sebanyak 172 KK sedangkan
65 KK belum menggunakan SPAMDES. Sama halnya dengan dusun Dalem air yang
mengalir ke rumah-rumah masih dengan debit yang kecil, sedangkan kontinuitasnya yaitu 2 hari sekali. Kualitas airnya masih dapat dikategorikan bersih dan jernih.
Dalam kepemilikan kamar mandi, sebagian besar masyarakat telah memiliki wc, yang tidak memiliki hanya beberapa saja. Pekerjaan di dusun Jero sangat beragam, mulai
dari buruh, petani, pedagang, wiraswasta, bengkel, sopir, polisi, TNI dan PNS. Penghasilan masyarakat di dusun Jero rata-rata Rp. 50.000,00 per harinya atau jika
diakumulasikan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulannya. Rumah-rumah di kawasan dusun Jero banyak yang tidak memiliki IMB. Terkait distribusi air warga Dusun Jero
banyak mengeluh terutama yang lokasinya dibawah jauh dari jalan raya, mereka masih menggunakan air sungai karena tidak mampu membayar biaya pemasangan air
yang cukup mahal, tidak sebanding dengan penghasilan mereka. Berdasarkan hasil data survei spamdes SPAMDES di Dusun Tengah, Desa
Sinabun, mahasiswa telah berhasil mendata 324 KK. Dari data yang didapat, terdapat 80 KK yang tidak menggunakan SPAMDES dan 324 KK yang sudah menggunakan
SPAMDES. Tekanan air SPAMDES terhitung lumayan deras disetiap rumah yang
4 sudah teraliri air. Air yang mengalir disetiap rumah yang teraliri memiliki kualitas air
yang bersih sehingga masyarakat menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari- hari makan, minum, masak dan MCK. Tetapi, air tersebut hanya teraliri 2 kali sehari
dan masyarakat sudah mempunyai bak penampungan sehingga mereka tidak lagi menunggu air yang datang 2 kali sehari. Untuk pembayaran iuran air warga yang
sudah teraliri air dikenakan biaya Rp. 7.500 per bulan untuk tarif normal penggunaan airnya. Namun ada beberapa warga yang membayar Rp. 15.000 per bulan hingga Rp.
200.000,00 per bulan. Hal tersebut terjadi dikarenakan pemakaian air yang berlebih dan juga banyak warga yang menumpang untuk mencari air di KK yang
menggunakan SPAMDES. Berdasarkan hasil survei kepemilikan WC di Dusun Tengah, Desa Sinabun sebagian besar masyarakat telah memilki kamar mandi dan
WC. Biasanya keluaga yang tidak memiliki WC untuk urusan MCK, mereka selalu melakukannya di sungai atau menumpang di tetangga. Berdasarkan hasil survei
pekerjaan dan penghasilan di Dusun Tengah, Desa Sinabun, masyarakat di Dusun Tengah Kebanyakan bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rata-rata Rp.
70.000,00 per hari. Dari hasil survei tersebut, dapat dipastikan keluarga yang rumahnya tidak teraliri SPAMDES itu disebabkan oleh faktor ekonomi karena biaya
pemasangan yang mahal tidak sebanding dengan penghasilannya. Dusun Menasa, Desa Sinabun berlokasi di kawasan yang cukup terjal dan jauh
dari pusat desa dengan jalan yang rusak. Hal ini menyebabkan akses air bersih di Dusun Menasa cukup sulit dan tidak merata. Dari 367 keluarga yang terdata, hanya
254 keluarga yang menggunakan fasilitas SPAMDES, yakni hanya 69,21 dari seluruh masyarakat Dusun Menasa. Sisanya sebanyak 30,79 atau 113 KK belum
menggunakan SPAMDES. Hampir sebagian masyarakat tidak menggunakan fasilitas SPAMDES karena kendala biaya yang cukup tinggi bagi masyarakat Dusun Menasa
untuk instalasi awal, yakni sebesar Rp 1.025.000,00. Masyarakat tidak seluruhnya memiliki fasilitas WC, hanya ¾ keluarga yang memilki WC dan kamar mandi itupun
tidak semuanya dalam kondisi baik. Dari ¾ itu ada beberapa yang belum memiliki fasilitas SPAMDES. Masyarakat sangat mendukung program SPAMDES ini, namun
kondisi perekonomian yang cukup sulit karena hampir sebagian besar masyarakat Dusun Menasa bekerja sebagai buruh, kemudian tukang, pegawai bahkan ada yang
tidak bekerja. Mengenai sistem pembayaran SPAMDES, hampir seluruh masyarakat Dusun Menasa yaitu hamper 98 masyarakat memilih sistem pembayaran
berdasarkan pemakaian, dan sisanya 2 memilih sistem pembayaran dengan tarif
5 tetap. Sistem pembayaran berdasarkan pemakaian dipilih hampir seluruh masyarakat
karena sistem ini merupakan sistem yang paling adil bagi masyarakat, dan mereka dapat mengatur biaya air yang mereka keluarkan dengan pemakaian seefektif
mungkin. Dalam kepemilikan IMB, sebagian besar belum memiliki IMB bangunan.
G. HAMBATAN
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program diantaranya yaitu susahnya bertemu masyarakat direntang pagi hingga sore hari. Hal ini dikarenakan
sebagian besar masyarakat sinabun bekerja sebai buruh atau tukang, sehingga sore menjelang malam baru pulang. Kemudian dalam survei ke wilayah Menasa sangat
memakan waktu yang cukup lama, karena jalanan yang terjal, rusak, dan kawasan Menasa yang sangat luas, serta jarak antar rumah yang berjauhan. Dalam survei juga
terdapat kendala ketidaksesuaian peta sebelumnya dengan realita di lokasi, sehingga harus membuat perpetaan baru dan juga cuaca yang tidak menentu menghambat
pelaksanaan program. Namun, hambatan-hambatan yang ada mampu dan dapat diatasi dengan baik oleh mahasiswa.