yang terdapat disekitar lokasi pencemaran tersebut. c. Hujan
Air hujan sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Contoh, pembakaran batubara yang menghasilkan gas
sulfurdioksia dan apabila gas tersebut tercampur dengan air hujan akan menimbulkan hujan yang bersifat asam, atau sering disebut hujan asam.
2. Topografi
Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain : a. Dataran
Rendah
Didaerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara
lain.
b. Dataran Tinggi
Didaerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin yang
terperangkap akan menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi. c. Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sangat sedikit dan tidak bertiup ke segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat dipermukaan bumi
Dwipuspita, 2009.
II.6. Landasan Teori
Faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan dan penurunan kelembaban dan kadar debu yaitu :
a. Pemanasan global yang disebabkan dari tansportasi, industry,
dan pembakaran yang tidak sempurna.Pemanasan global secara umum telah merusak lapisan ozonyang menimbulkan bahaya
ultraviolet dan menuebabkan tenggelamnya beberapa permukaan air laut.
b. Kenaikan kadar debu yang berasal dari jalan yang belum di
aspal atau tanah kering. c.
Tanaman pelindung mempunyai manfaat regulative yaitu berupa penurunan suhu, peredam kebisingan, memperkecil
suhu cahaya, perlindungan tanah, mengurangi polusi udara dan menjaga kondisi lingkunganWardana dalam Rahayu,2005.
Dalam penelitian ini pembuktian hipotesis yang digunakan adalah menurut Cannon Mill yakni metode perbedaan.Metode perbedaan di sini menjelaskan
bahwa dalam penelitian ini ada 2 tempat keadaan yang diteliti, yang pertama adalah Ruang Terbuka Hijau RTH khususnya taman kota yang merupakan
tempat terjadinya pencemaran udara dan sebagai kontrolnya adalah Ruang Terbuka Kosong RTK metode perbedaan ini dapat di jelaskan sebagai berikut :
Keadaan I terpapar R E
Keadaan II kontrol R E
Zaenuddin,1988
II.7. Hipotesis
Dengan adanya Ruang Terbuka HijauRTH khususnya Taman Kota efektif dapat menurunkan kadar debu.
BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Rancangan Penelitian
Berdasarkan caranya dan lokasinya penelitian observasional yaitu penelitian dimana fenomena tidak dapat dikendalikan atau diatur oleh peneliti.
Berdasarkan analisa data yang akan dilakukan, rancangan penelitian ini menggunakan peneliti deskriptif yaitu teori atau konsep yang bersifat umum
diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data atau menunjukkan komperasi atau hubungan seperangkat data lain,yaitu hubungan antara jenis
tanaman, jumlah tanaman dan luas area terhadap penurunan kadar debu dan kelembaban udara pada lokasi yang berbeda. Zainuddin, 1988.
III.2. Penentuan Sampel Penelitian
Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling, berdasarkan karakteristik tertentu dengan pertimbangan yaitu terdapat perbedaan
jenis tanaman, terdapat variasi kadar debu dan kelembaban udara, dan perbedaan kadar debu dan kelembaban udara pada pagi hari, siang hari dan sore hari.
Purposive sampling Judmental sampling adalah peneliti menggunakan
pertimbangan sendiri dengan berbekal kemampuan pengetahuan yang cukup tentang populasi tersebut untuk memilih anggota- anggota sampel. Data yang
diperoleh dari purposive sampling paling banyak akan memberikan arah kesimpulan. Prosedur dari purposive sampling ini akan didefinisikan dari populasi
20