1 Understanding – U
Tahap pertama pada layanan konsultasi adalah proses konsultasi antara konselorkonsultan dengan konsulti. Hasil dari tahap ini salah satunya adalah
adanya pemahaman baru yang diperoleh konsulti. Pemahaman konsulti meliputi pemahaman tentang WPKNS nya, pemahaman permasalahan pihak ketiga yang
dibahas, penyebab munculnya permasalahan, sampai pada pemahaman konsulti tentang langkah penanganan yang telah diajarkan konselor.
2 Comfort – C
Selain menilai pemahaman konsulti pada proses konsultasi, konselor juga menilai perasaan yang berkembang pada diri konsulti. Pada penilaian segera ini,
konselor menanyakan apakah konsulti merasa terbebani atau ketidaknyamanan terhadap konsultasi yang dilakukan atau terjadi sebaliknya.
3 Action – A
Setelah menilai tentang pemahaman dan perasaan konsulti, menilai kegiatan apa yang akan dilaksanakan konsulti setelah proses konsultasi selesai perlu
dilakukan oleh konselor. Penilaian segera tentang action dilakukan dengan cara menanyakan kepada konsulti tentang rencana kegiatan apa yang akan
dilaksanakan pasca konsultasi dalam rangka mewujudkan upaya pengentasan masalah yang dialami pihak ketiga.
2.2.6.3. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada layanan konsultasi adalah melakukan evaluasi jangka pendek tentang keterlaksanaan hasil konsultasi. Laijapen
dilakukan setelah konsulti memberikan penanganan kepada pihak ketiga tahap
penanganan. Penilaian jangka pendek mengacu pada bagaimana konsulti melakukan unsur kegiatan atau action dari hasil proses konsultasi. Sasaran
laijapen ini adalah respon atau dampak awal pihak ketiga terhadap tindakan penanganan yang dilakukan oleh konsulti. Dengan demikian konsulti juga terlebih
dahulu telah dilatih oleh konselor agar dapat melakukan penilaian segera kepada pihak ketiga.
Pada penilaian jangka panjang laijapang yang menjadi fokusnya adalah terjadi perubahan pada diri pihak ketiga. Perubahan yang dimaksudkan adalah
yang berkaitan dengan permasalahan yang sejak awal dikonsultasikan. Untuk melihat ada tidaknya perubahan pada diri pihak ketiga, maka konsulti juga
dibekali konsultan agar dapat melakukan penilaian kepada pihak ketiga.
2.2.6.4. Analisis Hasil Evaluasi
Analisis hasil evaluasi yaitu menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitannya dengan diri pihak ketiga dan konsulti sendiri. Tujuan utama dari analisis hasil
evaluasi layanan konsultasi adalh untuk mempertimbangkan upaya tindak lanjut yang akan dilakukan sesuai dengan penanganan masalah pihak ketiga. Hubungan
konsulti dengan konsultan tidak kontinu, tetapi efek dari proses diharapkan kontinu. ”Putusan dibuat untuk menunda aktivitas, mendesain kembali dan
melaksanakan ulang atau berhenti secara penuh” Marsudi, 2003: 126.
2.2.6.5. Tindak Lanjut
Hasil penilaian digunakan sebagai pertimbangan tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan konsultasi lanjutan, penghentian atau alih tangan refferal.
Konsultasi lanjutan dilakukan berdasarkan kesepakatan kembali antara konsulti
dan konsultan. Konsultasi ini diperlukan jika tahap penanganan dikatakan belum berhasil. Tingkah laku pihak ketiga yang diharapkan oleh konsulti belum tercapai
dan konsulti merasa perlu untuk mengulang kembali penanganan kepada pihak ketiga yang bermasalah.
Penghentian layanan konsultasi tidak berbeda dengan layanan konseling perorangan. ”Menghentikan konseling terminasi bisa dilakukan untuk sementara
dan selama itu klien masih bisa berhubungan kembali kalau dibutuhkan atau dihentikan sama sekali karena tujuan konseling sudah tercapai” Gunarsa, 2007:
99. Jika diperlukan, alih tangan atau refferal juga merupakan bentuk tindak lanjut yang dapat dilakukan.
2.3 Pemahaman konselor tentang layanan konsultasi