12 simbol atau membaca mendengar secara verbal tanpa kaitan
dengan objek-objek konkret. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, anak SD berada
pada tahap operasional konkret dan siswa yang baru masuk SD berada pada tahap praoperasional dimana mereka belum
mengetahui hukum kekekalan.
b. Karakteristik Siswa Kelas I SD
Kelas I Sekolah dasar termasuk ke dalam kelas rendah. Menurut Rita Eka Izzaty 2008:116, Ciri-ciri anak kelas rendah Sekolah
Dasar:
1 Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah. 2
Suka memuji diri sendiri. 3
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
4 Suka membandingkan dirinya dengan anak lain jika hal itu
menguntungkan dirinya. 5
Suka meremehkan orang lain Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa, anak usia SD kelas I SD
biasanya berusia 7 tahun dan termasuk ke dalam kelas rendah.
2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada proses
belajar. Belajar merupakan proses yang berlangsung pada setiap indivdu. Menurut Agus N. Cahyo 2013:34, belajar menurut
konstruktivisme adalah
suatu proses
mengasimilasi dan
mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan
13 pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuanya dapat
dikembangkan. Belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan
pengetahuan dengan
memberi makna
pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya sendiri.
Pada proses belajar, guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif membangun
sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini guru dapat memberikan kemudahan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Shymansky dalam Agus N. Cahyo, 2013:34, mengemukakan
bahwa, makna belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuan
yang dimilikinya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep ide-ide baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Menurut Glaserfeld, Bettencourt, dan Mathews dalam Eveline
Siregar dan Hartini Nara, 2011: 39, pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi orang itu sendiri dari
pengalamannya, proses pembentukan berjalan terus menerus dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak
seseorang kepada orang lain. Siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun
sebelumnya. Belajar merupakan suatu proses pembentukan
14 pengetahuan. Pembentukan pengetahuan tersebut harus dilakukan
sendiri oleh siswa. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
yang sedang dipelajari. Hal yang paling menentukan dalam kegiatan belajar adalah niat belajar dari siswa itu sendiri,
sementara guru berperan dalam membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswanya berjalan dengan
lancar. Guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
Menurut Nini Subini 2012: 153, teori belajar konstruktivisme memandang
bahwa yang
namanya belajar
berarti mengkonstruksikan makna atas informasi dari masukan yang
masuk ke dalam otak. Anak didik harus menemukan dan mentrasformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri
melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori konstruktivisme menempatkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
1 Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik
yang terlibat dalam belajar aktif. 2
Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi atas kegiatanya sendiri.
15 3
Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.
4 Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik
yang mencoba
menjelaskan objek
yang benar-benar
dipahaminya. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, belajar
adalah mengkonstruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak dimana peserta didik membangun
sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar