Penggudangan Pengendalian Mutu Produk Akhir Out Going Quality Control

cix cix tanggal, bulan, dan tahun. Proses pengecekan tersebut dilakukan di setiap 2 jam dalam setiap shift. Setelah dilakukan pengemasan primer, mie dilakukan pengemasan sekunder dengan menggunakan kertas keras karduskarton. Setiap karton berisikan 20 pcs mie kering. Kardus yang berisi mie kering kemudian menuju mesin lakban dan keluar melalui konveyor. Pengendalian mutu pengemas sekunder dilakukan monitoring kekuatan lakban yang digunakan. Penilaian kekuatan lakban dapat dilakukan dengan ketidaksobekan lakban pada kardus setelah dilakukan penumpukan 7 susun kardus mie yang telah berisi produk mie kering.

3. Penggudangan

Sistem pengudangan pada gudang finish good FG meliputi tiga konsep penting, yaitu menerima, mengelola, dan mengeluarkan. Konsep yang pertama yaitu menerima maksudnya adalah penerimaan dari produksi. Konsep yang kedua adalah mengelola keberadaan finish good dalam gudang finish good. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjaga dan mengelola FG dengan baik, sehingga kualitas tetap terjaga. Pengelolaan pada waktu penggudangan meliputi jarak antar blok sekitar 30 - 50 cm, jarak blok dengan dinding sekitar 30 - 50 cm, tinggi palet 15 cm dan tumpukan maksimal untuk mie kering 6 tali atau 30 bungkus. Konsep yang terakhir adalah mengeluarkan finish good dari gudang finish good, yaitu melakukan pengeluaran untuk didistribusikan dengan pihak transporter. Pengeluaran finish good diatur dengan sistem yang telah diatur dengan rapi dan teliti oleh bagian PPIC, yakni mengunakan sistem FEFO First Expired First Out.

4. Pengendalian Mutu Produk Akhir Out Going Quality Control

Produk akhir yang biasa disebut finish good FG harus dikendalikan mutunya sejak keluar dari proses produksi. Pengecekan yang dilakukan perusahaan terhadap produk akhir, meliputi : pengujian mutu barang jadi PPA dimensional per ball, berat per pack, kerapian bentuk isi las, tinggi langsiran serta pengujian kualitas masakan kekenyalan, elastisitas, kelengketan dan bulkiness. Setiap proses produksi harus dilakukan pendokumentasian sampel produk yang dihasilkan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 4 bungkus setiap line per shift per hari. Cara pengambilan sampel secara random. Pengendalian mutu untuk produk akhir dilakukan dengan shelf life. Shelf life dilakukan tiap satu bulan untuk masing - masing produk selama masa simpan, untuk mie kering masa simpan satu tahun. Shelf life juga digunakan sebagai dokumen produk atau bahan pembuktian jika terjadi kasus atau komplain dari distributor. Kasus yang biasa terjadi antara lain adalah : return remuk, berkutu dan berjamur. Analisa yang dilakukan terhadap sampel shelf life adalah cx cx : kadar air, fisik tekstur, warna, ada tidaknya jamur dan kutu dan kualitas masakan kekenyalan, elastisitas, kelengketan dan bulkiness. Selain itu, pengendalian mutu produk akhir dilakukan sesuai dengan standart quality manual PT. TPS. Persyaratan mutu produk akhir mie kering yang dilakukan, meliputi kode produksi baik dikarton maupun dietiket. Pengendalian mutu pada produk akhir pada karton berupa kebersihan karton, tidak robek, karton tidak basah atau peyok, lakban benar-benar lengket, tertutup rapat, isi sesuai standart, etiket kode produksi benar dan jelas, mudah terbaca. Contoh kode produksi dalam pengemas adalah: a. Kode produksi; terdiri dari delapan digit angka dengan urutan: dua angka terakhir tahun produksi, dua angka bulan produksi, dua angka tanggal produksi, kode shift, kode line. Contoh: 10 02 17 2 4 Kode line line 4 Kode shift shift 2 Kode tanggal tanggal 17 Kode bulan bulan Februari Kode tahun tahun 2010 b. Kode kadaluarsa expired date berisi: tanggal, bulan dalam teks, dan tahun. Contoh: 17 FEB 2011 Kode tahun tahun 2011 Kode bulan bulan Februari Kode tanggal tanggal 17

H. HACCP dan Penentuan Titik Kritis CCP Mie Kering