Namun jumlah sampel yang tercapai untuk perilaku caring perawat saat penelitian adalah 78 orang. Hal ini disebabkan adanya program BPJS Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yang terbentuk mulai bulan Januari 2014 yang juga berlaku di rumah sakit swasta di Kabanjahe, sehingga masyarakat Kabupaten
Karo cenderung memilih perawatan di rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan rumah sakit pemerintah seperti RSU Kabanjahe.
Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah pergantian pasien yang cukup lama karena lama rawat pasien di RSU
Kabanjahe cukup lama, serta keterbatasan waktu peneliti. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling
dimana kriteria sampel yang diambil telah ditentukan. Kriteria sampel perawat adalah perawat yang bekerja di ruang rawat inap orang dewasa yaitu ruang VIP,
ruang kelas, ruang paviliun, ruang 5, dan ruang 6. Kriteria sampel untuk pasien adalah pasien yang sudah dirawat di ruang rawat inap minimal selama 2 hari dan
sudah berusia 18 tahun.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSU Kabanjahe yang berada di Jalan Kapten Selamat Ketaren Kabanjahe. Alasan Peneliti memilih RSU Kabanjahe sebagai
lokasi penelitian meliputi: 1 RSU Kabanjahe dengan tipe C merupakan rumah sakit rujukan di Kabupaten Karo, 2 penelitian tentang hubungan kecerdasan
emosional perawat dengan perilaku caring perawat belum pernah dilakukan di RSU Kabanjahe, 3 lokasi yang strategis dan mudah dijangkau peneliti karena
Universitas Sumatera Utara
daerah asal peneliti. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai Juni 2014, sedangkan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 17 Maret 2014
sampai 03 Mei 2014.
4. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari direktur RSU Kabanjahe. Dalam
pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada responden yang memenuhi kriteria sampel. Calon responden
diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian dan menanyakan kesediaan responden dalam menandatangani lembar persetujuan. Bagi responden yang tidak
bersedia, peneliti tidak memaksa. Peneliti tetap menjaga kerahasian confidentiality dari responden dan tidak
mencantumkan nama anonimity responden namun hanya inisial atau kode di lembar kuesioner yang diisi oleh responden.
Selama proses pengambilan data, peneliti melindungi subjek dari semua kerugian baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis
yang timbul akibat penelitian ini. Penelitian ini juga telah melewati ethical clearance
oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU.
Universitas Sumatera Utara
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas - Reliabilitas
5.1 Instrumen penelitian Sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti, maka instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep penelitian. Instrumen penelitian
berupa kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, kecerdasan emosional perawat dan perilaku caring perawat.
a Kuesioner data demografi
Kuesioner data demografi yang digunakan untuk mengkaji data demografi responden dibagi dua yaitu data demografi perawat sebagai responden untuk
meneliti variabel kecerdasan emosional dan data demografi pasien untuk meneliti variabel perilaku caring perawat. Data demografi perawat meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, lama bekerja, dan agama. Data demografi pasien meliput i usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama rawat inap.
b Kuesioner kecerdasan emosional
Kuesioner kecerdasan emosional bertujuan untuk mengidentifikasi kecerdasan emosional perawat. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka yang menggambarkan kecerdasan emosional perawat. Kuesioner ini terdiri dari lima komponen dasar kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri
no 1, 3, 5, 9, 13, 15, 17, pengaturan diri no 2, 4, 6, 7, 8, 10, 12, motivasi 11, 14, 16, 18, 20, 22, dan 35, empati 24, 26, 28, 30, 32, 33, 34, dan keterampilan
sosial 19, 21, 23, 25, 27, 29, 31. Kuesioner ini terdiri dari lima pernyataan negatif no 1, 15, 17, 19, 26 dan selebihnya pernyataan positif.
Universitas Sumatera Utara
Pilihan jawaban pada kuesioner ini menggunakan skala Likert, yang terdiri dari empat penilaian jawaban yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan
selalu. Nilai untuk jawaban pernyataan positif yaitu tidak pernah bernilai 1, kadang-kadang bernilai 2, sering bernilai 3, dan selalu bernilai 4, sedangkan nilai
untuk jawaban pernyataan negatif yaitu tidak pernah bernilai 4, kadang-kadang berniai 3, sering bernilai 2, dan selalu bernilai 1. Skor tertinggi adalah 140 dan
skor terendah adalah 35. Wahyuni 2011 mengatakan bahwa untuk menentukan panjang kelas dipakai rumus:
P = rentang kelasbanyak kelas P merupakan panjang kelas yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah
dibagi banyak kelas. Nilai tertinggi adalah 140 dan nilai terendah adalah 35 sehingga didapat panjang kelas = 140 – 35 3 = 35. Jadi hasil penilaian total
skor 35-70 dikategorikan kecerdasan emosional rendah, 71-105 kecerdasan emosional perawat sedang, 106-140 kecerdasan emosional tinggi.
c Kuesioner perilaku caring perawat
Kuesioner perilaku caring bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku caring perawat. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang
menggambarkan perilaku caring perawat. Kuesioner ini terdiri dari sepuluh faktor karatif caring yaitu membentuk nilai humanistik-alturistik no 2, 3, dan 20,
keyakinan dan harapan no 8, 10, dan 13, sensitifitas no 16, 17, dan 19, pertolongan dan kepercayaan no 1, 4, dan 9, ekspresi perasaan positif dan
negatif no 5, 11 dan 14, proses caring yang kreatif dalam menyelesaikan masalah no 6, 7, dan 23 , proses belajar-mengajar yang interpersonal no 12, 26,
Universitas Sumatera Utara
dan 29, lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki suasana mental, fisik, sosial, dan spiritual no 15, 18, dan 30, pemenuhan kebutuhan
manusia no 21, 22, dan 24, dan kekuatan fenomena yang bersifat spiritual no 25, 27, dan 28.
Pilihan jawaban pada kuesioner ini menggunakan skala Likert, yang terdiri dari empat penilaian jawaban yaitu tidak pernah bernilai 1, kadang-kadang
bernilai 2, sering bernilai 3, dan selalu bernilai 4. Skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah 30. Wahyuni 2011 mengatakan bahwa untuk
menentukan panjang kelas dipakai rumus: P = rentang kelasbanyak kelas
P merupakan panjang kelas yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah dibagi banyak kelas. Nilai tertinggi adalah 120 dan nilai terendah adalah 30
sehingga didapat panjang kelas = 120 – 30 3 = 30. Jadi hasil penilaian total skor 30-60 dikategorikan perilaku caring buruk, 61-90 perilaku caring cukup
baik, 91-120 perilaku caring baik. 5.2 Pengukuran Validitas dan Reliabilitas
Sebelum kuesioner digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Validitas adalah suatu indeks yang
menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur tersebut dapat dipercaya Notoatmodjo, 2010. Instrumen yang valid dan reliabel adalah instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur dan akan
menghasilkan data yang sama meski digunakan beberapa kali Sugiyono, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan uji validitas isi content validity. Dalam hal ini isi instrumen dibandingkan dengan
teori yang terdapat pada tinjauan pustaka. Pengujian validitas dilakukan dengan memberikan konsep dan instrumen yang digunakan kepada masing-masing tiga
orang ahli tiap instrumen yang dianggap ahli dibidangnya. Ahli yang diminta untuk melakukan uji validitas kuesioner kecerdasan emosional adalah Ibu Rika
Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd, Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep, dan Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen Fakultas Keperawatan USU.
Ahli yang diminta untuk melakukan validitas kuesioner perilaku caring adalah Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, MNurs MntlHlth dan Ibu Diah Arruum,
S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen Fakultas Keperawatan USU serta ketua Komite Etik Keperawatan di RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu Ibu Liberta
Lumbantoruan, S.Kp, M.Kep. Hasil uji validitas isi kuesioner kecerdasan emosional dan perilaku caring perawat adalah 100 valid dengan nilai content
validity indeks CVI adalah 1. Setelah dilakukakan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dilakukan di RSUD Sidikalang pada tanggal 22 Februari 2014 sampai 1 Maret 2014 kepada 20 responden dari perawat dan 20 responden dari pasien
serta melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi yaitu dengan uji cronbach alpha. Nilai reliabilitas untuk instrumen kecerdasan
emosional perawat adalah 0.884, sedangkan nilai reliabilitas untuk instrumen perilaku caring perawat adalah 0.840. Hal ini diterima untuk instrumen yang baru,
sesuai referensi Polit, Beck, Hungler 2005 yang menyatakan suatu instrumen
Universitas Sumatera Utara
dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya 0.70. Alasan peneliti melakukan uji reliabilitas di RSUD Sidikalang adalah karena RSUD Sidikalang memiliki tipe
yang sama dengan RSU Kabanjahe yaitu tipe C dan merupakan rumah sakit rujukan di Kabupaten Dairi.
6. Proses Pengumpulan Data