f. Di saat lainnya menyerah, mereka tidak putus asa dan frustasi, justru
menjaga motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
2. Perilaku Caring
2.1 Konsep caring Caring merupakan pusat praktik keperawatan. Caring adalah fenomena
universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring mencerminkan apa yang berhubungan dengan
individu dan menggambarkan hubungan yang luas, dari cinta orangtua sampai hubungan pertemanan, dari kepedulian terhadap teman sekerja sampai kepedulian
terhadap binatang peliharaan Potter Perry, 2009. Watson dan Smith 2002 mengemukakan bahwa caring adalah dasar dalam
sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain. Caring digambarkan sebagai moral
ideal keperawatan yang meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat, dan tindakan merawat. Tindakan caring adalah pembeda antara tindakan
keperawatan dengan ilmu yan lain. Tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan yang positif, dukungan, atau intervensi fisik oleh perawat. Miller
1995, dalam Kozier, 2010 mendefinisikan caring sebagai tindakan yang disengaja yang dapat memberi rasa aman baik fisik maupun emosi serta
keterikatan yang tulus dengan orang lain atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Gadow 1984 dan Noddings 1984, caring dapat melibatkan tindakan
Universitas Sumatera Utara
atau komunikasi verbal dan dapat juga tidak. Namun kebanyakan tindakan caring berupa non tindakan, sebagaimana yang diinginkan klien Kozier, 2010.
Caring adalah hal utama dalam hubungan perawat-klien dan daya untuk melindungi dan meningkatkan harga diri klien. Misalnya, perawat menggunakan
sentuhan dan berkata jujur untuk menegaskan klien sebagai seorang manusia, bukan benda, dan membantu mereka menentukan pilihan dan menemukan makna
dalam pengalaman sakit mereka Kozier, 2010. Madeline Leininger menggambarkan caring sebagai tindakan asistif,
suportif, dan fasilitatif yang ditujukan bagi individu atau kelompok lain yang memiliki kebutuhan yang nyata atau telah diantisipasi. Caring bertujuan
memperbaiki dan meningkatkan kondisi manusia dan menekankan pada aktivitas yang sehat dan mudah dilakukan pada individu atau kelompok yang didasarkan
pada metode bantuan yang telah disetujui secara budaya. Leininger juga menyatakan bahwa caring penting bagi perkembangan, pertumbuhan dan
ketahanan hidup manusia. Caring dapat dilihat dan dirasakan dari perilaku caring seperti kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, perilaku koping, empati,
memudahkan, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan konsultasi kesehatan, tindakan instruksi kesehatan, tindakan pemeliharaan kesehatan, kehadiran,
sentuhan dan lain-lain Kozier, 2010. 2.2 Faktor-faktor pembentuk caring
Watson 1988, dalam Potter Perry, 2009 menekankan bahwa dalam sikap caring perawat ada sepuluh faktor karatif yang berasal dari nilai-nilai
humanistik dan pengetahuan dasar dalam praktik keperawatan yaitu sebagai
Universitas Sumatera Utara
berikut: membentuk sistem nilai humanistik-alturistik, menciptakan keyakinan dan harapan, meningkatkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain,
membangun pertolongan, kepercayaan, hubungan caring manusia, meningkatkan dan mengungkapkan perasaan positif dan negatif, menggunakan proses caring
yang kreatif dalam penyelesaian masalah, mempromosikan proses belajar- mengajar yang interpersonal, menyediakan lingkungan yang mendukung,
melindungi, dan memperbaiki suasana mental, fisik, sosial, dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia serta mengijinkan adanya
kekuatan-kekuatan fenomena yang bersifat spiritual. Membentuk sitem nilai humanistik-alturistik dalam praktik adalah
menggunakan kebaikan dan kasih sayang serta sikap yang terbuka untuk meningkatkan persetujuan terapi pada klien. Nilai humanistik-alturistik dalam diri
seseorang dapat dinilai dari usia dini. Serta nilai-nilai humanistik-alturistik itu bisa didapatkan dari orangtua dan dapat ditingkatkan melalui pengalaman hidup,
paparan terhadap nilai-nilai di lingkungan dimana seseorang itu berada. Menciptakan keyakinan dan harapan dilakukan dengan menciptakan suatu
hubungan dengan klien yang menawarkan maksud dan petunjuk saat mencari arti dari suatu penyakit. Hal menciptakan keyakinan dan harapan tersebut sangat
penting. Perawat perlu selalu berpikir positif dengan harapan pemikiran itu bisa menular kepada pasien untuk meningkatkan kesembuhan dan kesejahtraan pasien.
Meningkatkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain dapat terwujud dengan cara belajar menerima keberadaan diri sendiri dan orang lain.
Perawat yang caring berkembang menjadi perawat perwujudan diri artinya
Universitas Sumatera Utara
perawat harus terlebih dahulu menerima kelemahan dan kelebihan dirinya sehingga dia juga akan dapat menerima keberadaan orang lain.
Membangun pertolongan, kepercayaan, hubungan caring maksudnya adalah belajar membangun dan saling menolong dan percaya melalui komunikasi yang
efektif dengan klien. Selain itu hubungan saling percaya juga digambarkan sebagai adanya hubungan yang jujur dan hangat.
Meningkatkan dan mengungkapkan perasaan positif dan negatif dalam praktik adalah mendukung dan menerima perasaan klien. Dalam berhubungan
dengan klien, perawat menunjukkan kesiapan mengambil resiko atau rela berkorban dalam berbagi dengan sesama.
Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah dilakukan dengan menerapkan proses keperawatan secara sistematis. Dan
membuat keputusan pemecahan masalah dalam pelayanan yang berfokus kepada klien.
Mempromosikan proses belajar-mengajar yang interpersonal yaitu dengan cara perawat memberi informasi kepada klien dan memfasilitasi proses ini dengan
memberikan pendidikan kesehatan yang dibuat supaya dapat memampukan klien memenuhi kebutuhan pribadinya. Klien juga bertanggung jawab untuk belajar dan
mendapatkan keterampilan terkait kondisinya. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki
suasana mental, fisik, sosial, dan spiritual yaitu dengan membuat pemulihan suasana pada semua tingkatan, baik fisik maupun non fisik. Hal ini dikerjakan
Universitas Sumatera Utara
dengan meningkatkan kebersamaan, keindahan, kenyamanan, kepercayaan, dan kedamaian.
Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia yaitu perawat membantu klien mendapatkan atau memenuhi kebutuhan dasar secara sengaja dan disadari.
Misalnya kebutuhan eliminasi, nutrisi, rasa aman dan nyaman serta kebutuhan dasar yang lain.
Mengijinkan adanya kekuatan-kekuatan fenomena yang bersifat spiritual yaitu dengan cara perawat membantu klien untuk mengerti tentang kekuatan
spiritual sehingga dapat memberikan pengertian tentang diri sendiri dan orang lain serta dapat memahami arti kehidupan dan kematian.
2.3 Caring dalam praktik keperawatan Potter Perry 2009 menyatakan bahwa caring merupakan hasil dari
kultur, nilai-nilai, pengalaman, dan hubungan mereka dengan orang lain. Individu yang tidak pernah mengalami perawatan dalam kehidupannya sering mengalami
kesulitan dalam mempraktikkan caring. Perawat melakukan caring menggunakan pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan klien. Sikap keperawatan
yang berhubungan dengan caring dinilai dari kehadiran, sentuhan, mendengarkan, dan memahami klien.
Kehadiran merupakan suatu cara untuk mendekatkan diri dengan orang lain. Fredriksson 1999, dalam Potter Perry, 2009 menjelaskan bahwa kehadiran
berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti hadir secara fisik bagi klien, tetapi juga termasuk komunikasi dan pengertian. “Ada dengan” berarti hubungan
Universitas Sumatera Utara
secara interpersonal yang berarti perawat memberikan dirinya selalu ada untuk klien.
Melalui kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan, serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat akan
tercipta suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti. Melalui pertemuan dengan klien, perawat dapat meningkatkan kemampuannya dengan belajar dari
klien. Dan juga dapat memperkuat kemampuan perawat untuk menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang sesuai dan adekuat Potter Perry, 2009.
Kehadiran perawat juga sangat penting dalam kondisi klien yang tertekan. Karena kehadiran perawat dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan
rasa takut klien karena tertekan. Memberikan penjelasan yang seksama tentang prosedur atau intervensi yang sedang diterima dan berada di samping klien
merupakan bentuk kehadiran yang sangat berarti bagi klien Potter Perry, 2009.
Sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Sentuhan juga membawa perawat pada suatu hubungan dengan klien Potter Perry, 2009.
Fredriksson 1999, dalam Potter Perry, 2009 menjelaskan bahwa sentuhan dapat berupa kontak dan non kontak. Sentuh kontak seperti kontak
langsung kulit dengan kulit, sedangkan sentuhan non kontak adalah kontak mata. Sentuh kontak dan non kontak dapat dilihat dari tiga kategori yaitu sentuhan
berorientasi tugas, sentuhan pelayanan, dan sentuhan perlindungan.
Universitas Sumatera Utara
Sentuhan dapat memberikan banyak pesan, oleh sebab itu harus dilakukan dengan bijaksana. Namun, secara umum klien lebih menyukai sentuhan yang
berorientasi tugas, karena sebagian besar individu memberikan izin kepada dokter dan perawat masuk ke dalam pribadinya untuk memberikan pelayanan Potter
Perry, 2009. Mendengarkan merupakan kunci, karena hal ini menunjukkan perhatian
yang penuh dan bentuk ketertarikan perawat akan kondisi klien Potter Perry, 2009. Mendengarkan yang dimaksud bukan hanya sekedar mendengar tetapi
mengerti apa yang sampaikan serta memberikan respon balik terhadap lawan bicara Kemper, 1992 dalam Potter Perry, 2009. Supaya mendengarkan
menjadi efektif, pendengar perlu menenangkan dirinya, mengunci mulut dan terbuka serta penuh konsentrasi terhadap apa yang klien sampaikan Fredriksson,
1999 dalam Potter Perry, 2009. Dengan aktif mendengar, perawat dapat memahami klien dan mengetahui
apa yang mereka rasakan dan butuhkan Bernick, 2004 dalam Potter Perry, 2009. Meskipun belajar mendengarkan terkadang memang sulit, namun
mendengarkan sangat berguna dalam rangka mendapatkan informasi dan memperkuat hubungan perawat dengan klien Potter Perry, 2009.
Memahami klien berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang memberikan informasi dan
petunjuk untuk dapat berpikir kritis dan memberikan penilaian klinis. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan dalam membuat keputusan klinis Potter
Perry, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman klien merupakan pintu gerbang pelayanan, proses sosial yang menghasilkan suatu ikatan dimana klien menjadi lebih mengenal perawat Lamb
dan Stempel, 1994 dalam Potter Perry, 2009. Ikatan tersebut dapat penting bagi perawat sehingga dapat membantu klien terlibat dalam pelayanan dan
menerima bantuan saat diperlukan Bulfin, 2005 dalam Potter Perry, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP