49
F. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh total
biaya kualitas dan komposisi biaya kualitas terhadap penjualan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Nugroho 2005:57 model regresi linier berganda dapat disebut model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas
data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. Hal ini dilakukan agar hasil analisis atau nilai koefisien regresi tidak bias. Jadi sebelum analisis
regresi berganda dilakukan maka harus melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Adapun asumsi klasik statistik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat
dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas
Santoso,2004:214 adalah sebagai berikut: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
50 2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat ZPPED dengan residual SRESID. Dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual Y prediksi-Y sesungguhnya. Dasar pengambilan keputusannya menurut Santoso 2004:210 adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur bergelombang, menyebar, menyempit maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Asumsi klasik yang berikutnya adalah tidak terjadinya multikolinieritas diantara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu
model. Artinya antara variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan sempurna. Apabila hal ini terjadi antara variabel
51 bebas itu sendiri saling berinteraksi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui
variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Salah satu cara untuk mendeteksi kolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan lawannya variance inflation factor VIF. Suatu model regresi bebas dari masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,10
dan nilai VIF lebih kecil 10 Ghozali,2001:57.
d. Uji Autokorelasi